Soloraya
Senin, 11 Desember 2023 - 17:41 WIB

Keracunan Massal 52 Siswa SD di Andong, Dinkes Boyolali Ungkap Hasil Uji Lab

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi keracunan. (Dok Solopos)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali mengungkap penyebab keracunan massal yang dialami 52 siswa SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Andong Boyolali.

Sesuai hasil uji laboratorium terhadap sampel susu kedelai yang diduga menyebabkan puluhan siswa keracunan pada Senin (20/11/2023) pagi itu, tidak ditemukan adanya bakteri patogen atau mikroorganisme parasit yang bisa menyebabkan penyakit.

Advertisement

“Hasil laboratorium tidak ditemukan bakteri patogen [penyebab keracunan di susu kacang kedelai],” ujar Kepala Dinkes Boyolali, Puji Astuti, saat dihubungi Solopos.com, Senin (11/12/2023).

Puji memperkirakan penyebab siswa SD Muhammadiyah PK Andong, Boyolali, itu mengalami gejala sakit seperti keracunan massal karena adanya candida atau fungi atau jamur di susu kacang kedelai yang mereka konsumsi.

Advertisement

Puji memperkirakan penyebab siswa SD Muhammadiyah PK Andong, Boyolali, itu mengalami gejala sakit seperti keracunan massal karena adanya candida atau fungi atau jamur di susu kacang kedelai yang mereka konsumsi.

Ia mengatakan penyebab munculnya candida di susu kacang kedelai bisa jadi karena proses memasak yang tidak sempurna. “Saya mengimbau masyarakat untuk memasak sesuatu secara sempurna. Selain itu, kebersihan juga harus diperhatikan,” kata dia.

Dikutip dari modul Keamanan Pangan dan Hazard Analysis and Critical Control Point (HACCP) terbitan Southeast Asian Ministers of Education Organization Regional Centre for Food and Nutrition (Seameo Refcon) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada 2020, kejadian luar biasa (KLB) keracunan pangan berdasarkan faktor risiko pengelolaan pangan terbesar bersumber dari pemasakan yakni sekitar 37%.

Advertisement

Berdasarkan agen penyebab KLB keracunan pangan pada 2019 di Indonesia, mikroorganisme menjadi penyebab tertinggi yakni sekitar 45% dan terkonfirmasi 14%. Selanjutnya 28% kasus tidak diketahui penyebabnya.

Kronologi Keracunan

Ada juga 13% penyebab kimia dugaan dan 6% penyebab kimia yang masih berupa dugaan. Sedangkan berdasarkan tempat pengelolaan pangan, KLB keracunan tertinggi bersumber dari masakan rumah tangga dan jasa boga masing-masing 28%.

Tidak dilaporkan 15%, tidak diketahui 10%, pangan jajanan 5%, pangan jajanan sekolah 9%, dan pangan kemasan 5%. Seperti diberitakan sebelumnya, sebanyak 52 siswa SD Muhammadiyah PK Andong Boyolali mengalami gejala sakit diduga keracunan massal setelah minuman susu kedelai yang dibagikan pihak sekolah, Senin (20/11/2023).

Advertisement

Pada Senin itu para siswa meminum susu sari kacang kedelai yang disediakan pihak ketiga atau rekanan sekolah sekitar pukul 09.30 WIB. Kemudian, selang 30 menit kemudian siswa mengalami gejala seperti mual dan muntah.

“Alhamdulillah para guru bekerja sesuai prosedur standar, kesiapsiagaan guru kemarin langsung memanggil petugas Puskesmas Andong sehingga dampaknya bisa diminimalkan dan tidak berkelanjutan,” kata Wakil Kepala SD Muhammadiyah PK Andong Boyolali, Muhammad Zulaini.

Keesokan harinya, seluruh siswa yang sakit diduga akibat keracunan telah kembali bersekolah. Petugas kesehatan juga kembali mengecek kondisi kesehatan 52 murid tersebut pada Selasa pagi.

Advertisement

Pada hari yang sama, produsen susu kedelai, perantara atau penyetor susu, dan pengelola sekolah telah bertemu. Produsen susu dan penyetor susu meminta maaf dan masalah keracunan massal siswa di SD Muhammadiyah PK Andong, Boyolali, itu diselesaikan secara kekeluargaan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif