SOLOPOS.COM - Ilustrasi orang keracunan. (Freepik)

Solopos.com, BOYOLALI — Sebanyak 52 siswa SD Muhammadiyah Program Khusus (PK) Andong Boyolali yang pada Senin (20/11/2023) kemarin mengalami keracunan diduga akibat mengonsumsi susu sari kedelai sudah sehat dan kembali bersekolah pada Selasa (21/11/2023).

Wakil Kepala SD Muhammadiyah PK Andong Boyolali, Muhammad Zulaini, menyampaikan 52 siswa telah kembali bersekolah dengan keadaan sehat. Petugas kesehatan juga kembali mengecek kondisi kesehatan 52 muridnya pada Selasa pagi.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Lelaki yang akrab disapa Zul tersebut mengungkapkan pada Selasa ini, dari produsen susu kedelai, perantara atau penyetor susu, dan sekolah telah bertemu. Baik produsen susu dan penyetor susu meminta maaf dan masalah keracunan massal siswa di SD Muhammadiyah PK Andong, Boyolali, itu diselesaikan secara kekeluargaan.

Zul menjelaskan kurang lebih selama tiga tahun sekolahnya menyediakan snack atau kudapan pagi dan makan siang untuk para siswa. Kudapan dimakan siswa pada jam istirahat pertama sekitar pukul 09.30 WIB, lalu makan siang dibagikan saat jam istirahat siang.

“Makanan itu [disediakan] setiap hari. Sudah berjalan kurang lebih tiga tahun ini. Untuk katering dengan penyetor itu kerja sama sudah lama. Snack kami memang menggunakan pihak ketiga karena tidak bisa membuat sendiri,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Selasa.

Ia menjelaskan biasanya kudapan yang didapat anak-anak adalah makanan yang sudah berlogo halal. Akan tetapi terkadang ada permintaan dari wali murid untuk menyediakan susu bagi para murid.

Zul mengungkapkan itu adalah kali kedua anak-anak mengonsumsi susu. Pemberian kali pertama tidak ada masalah, akan tetapi pemberian yang kedua ada keracunan yang dialami siswa SD di Boyolali itu dan dianggap sebagai musibah.

“Pertama itu tidak apa-apa, kata penyetor susunya waktu itu dia buat sendiri. Terus yang kedua ini memesan dari pihak yang lain, ternyata kejadian seperti itu. Pembuat susunya juga bilang kalau pembuatannya seperti biasa, dia juga jualan keliling dan tidak ada apa-apa. Yang namanya musibah, kan tidak tahu,” kata dia.

Putus Kontrak Penyedia Katering

Setelah kejadian tersebut, sekolah memutuskan hubungan kontrak dengan penyedia katering. Sekolah kemudian membebaskan wali murid untuk memilih apakah kudapan untuk siswa disediakan sekolah atau membawa makanan sendiri dan ditaruh di loker siswa.

“Selanjutnya, snack pagi kami buat sendiri. Kalau enggak mampu, nanti kami buatkan koperasi, seperti kantin sehat. Kalau makan siang kan sudah dibuatkan sendiri dari sini dan diawasi langsung oleh kami, itu masih berlangsung,” kata dia.

Lebih lanjut, ia menjelaskan kejadian keracunan massal siswa SD Muhammadiyah PK Andong, Boyolali, pada Senin itu berawal saat siswa meminum susu sari kacang kedelai sekitar pukul 09.30 WIB. Kemudian, selang 30 menit kemudian siswa mengalami gejala seperti mual dan muntah.

“Alhamdulillah para guru bekerja sesuai prosedur standar, kesiapsiagaan guru kemarin langsung memanggil petugas Puskesmas Andong sehingga dampaknya bisa diminimalkan dan tidak berkelanjutan,” kata dia.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, mengatakan tidak ada tambahan jumlah siswa yang sakit akibat keracunan susu sari kacang kedelai di SD Muhammadiyah PK Andong.

Ia juga mengatakan belum ada laporan terkait siswa yang dirawat di rumah sakit. Terkait hasil uji lab susu kedelai, ia mengatakan masih membutuhkan waktu.

Sebelumnya, Puji membeberkan siswa yang sakit akibat keracunan dan dibawa ke UGD Puskesmas Andong ada 52 anak. “Yang sakit ada 52 anak, dari kelas I-VI. Gejala dominan itu mual, pusing, sakit perut, dan muntah. Saat ini semua penderita sudah membaik setelah ditangani di UGD Puskesmas Andong,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya