SOLOPOS.COM - Penjahit membuat bendera Palestina di tempat produksi milik Sukis Abdul Aziz di Dukuh Gunung, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Senin (20/11/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Permintaan bendera Palestina di Boyolali meningkat drastis seiring maraknya aksi solidaritas kemanusiaan untuk rakyat Palestina yang tengah menghadapi serangan agresi militer dari Israel, beberapa pekan terakhir.

Dari keterangan produsen bendera di Boyolali, sebelum marak aksi solidaritas untuk rakyat Palestina, tidak ada pesanan bendera Palestina. Namun kini ada permintaan mencapai 10 kodi per hari.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Produsen bendera di Dukuh Gunung, Kelurahan Kemiri, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Sukis Abdul Aziz, 48, mengatakan selama tiga pekan terakhir usahanya kebanjiran pesanan bendera Palestina.

“Sebelumnya, kami hanya membuat bendera Indonesia dan alat kelengkapan seragam. Ada pesanan [bendera Palestina] mulai tiga pekan lalu. Awalnya nol pesanan, sekarang minimal 10 kodi per hari,” kata dia saat berbincang dengan wartawan di rumahnya, Senin (21/11/2023).

Pengusaha Boyolali itu mengatakan permintaan 10 kodi bendera Palestina tersebut langsung habis setiap harinya. Aziz menjahit bendera Palestina bersama dengan 10 orang karyawannya.

Bendera Palestina tersebut dibuat berdasarkan permintaan sehingga sales akan mengambil barang tersebut ke rumahnya. Selain itu, ada beberapa yang ia jual secara daring.

“Kalau sales kan daerah Jawa Tengah, untuk sales sampai mana saya kurang paham. Kalau yang pesan online sampai luar Jawa,” kata dia.

Bendera ukuran 60 cm x 90 cm ia jual seharga Rp200.000 per kodi berisi 20 bendera. Ukuran bendera 80 cm x 120 cm dijual Rp300.000 per kodi.

Sambil menggarap bendera Palestina di tempat produksinya di Mojosongo, Boyolali, Aziz mengatakan tetap menggarap dasi, hasduk, bendera Indonesia, dan alat-alat Pramuka. Dengan permintaan pembuatan bendera Palestina, Aziz mengatakan tugas karyawan dibagi.

Ada juga yang fokus membuat permintaan harian dan lainnya fokus ke bendera Palestina. “Jadi tidak ada lemburan atau penambahan karyawan,” kata dia.

Sementara itu, salah satu karyawan di tempat usaha Aziz, Yuni, mengatakan ia setiap hari ditugasi membuat bendera Palestina. Ia awalnya harus berusaha membuat pola bendera Palestina dan mencontoh urutan warna dan bentuk bendera di Internet.

“Pas awal itu kesulitan, sekarang sudah enggak. Harus belajar lihat benderanya dulu, kalau pertama kan belum tahu cara buatnya, sekarang sudah bisa,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya