SOLOPOS.COM - Umbul Gedaren di Jatinom, Klaten, banyak dikunjungi orang untuk laku tirakat kungkum. Foto diambil Selasa (3/10/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Selain airnya yang menyegarkan serta tempatnya yang adem, Umbul Gedaren di Dukuh/Desa Gedaren, Kecamatan Jatinom, Klaten, memiliki sederet keunikan, salah satunya kerap jadi lokasi untuk ritual kungkum.

Umbul itu berada di belakang Kantor Desa Gedaren tak jauh dari ruas jalan raya Klaten-Jatinom. Tempatnya luas dengan kedalaman antara 60 sentimeter hingga sekitar 150 sentimeter. Lantainya berupa batu dan pasir.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pepohonan tua tumbuh di sekitar umbul itu dengan ranting dan daunnya menaungi kawasan umbul hingga membuat tempat tersebut teduh dan terlindung dari terik matahari.

Pepohonan di kawasan umbul tersebut di antaranya beringin, bibis, asem, soko, kleco, serta munggur. Airnya bening dan debitnya stabil meski kemarau seperti saat ini. Umbul itu menjadi andalan irigasi pertanian di wilayah hilirnya.

Kolam tersebut juga dimanfaatkan untuk mandi. Umbul Gedaren, Jatinom, Klaten, juga dilengkapi gazebo serta kamar bilas. Di sebelah umbul, terdapat kolam yang biasa dimanfaatkan untuk mencuci baju.

Kolam utama dilarang untuk mencuci untuk menjaga sumber utama tersebut tetap bersih. Tak ada tiket masuk ke umbul itu alias gratis. Pengunjung cukup membayar parkir kendaraan.

Bagi mereka yang mengendarai sepeda motor dikenai tarif parkir Rp2.000 per unit dan mobil Rp5.000 per unit. Warga setempat menyebut Paku Buwono (PB) X yang memimpin Keraton Kasunanan Surakarta Hadiningrat pada 1893-1939 pernah semedi di umbul itu.

Tempat yang diyakini digunakan PB X untuk bersemedi berada di tepi umbul dan diberi penanda. “Di atas batu besar ini pernah untuk semedi PB X Surakarta Hadiningrat,” isi tulisan pada penanda tersebut.

Umbul Gedaren di Jatinom, Klaten, dikenal oleh warga dari berbagai daerah. Sejak pagi buta, sudah ada pengunjung ke umbul tersebut. Antara pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB, rata-rata ada 25 orang hingga 30 orang yang datang untuk terapi kesehatan.

Saat pagi hingga sore, umbul itu didatangi warga dari berbagai wilayah untuk mandi. Selain itu, mereka berdatangan untuk mencuci di kolam sebelah kolam utama.

Airnya Dipercaya Berkhasiat

Saat malam, umbul itu didatangi warga dari berbagai daerah untuk laku tirakat kungkum dengan berbagai keperluan serta kepercayaan. Setiap malam pasti ada pengunjung yang datang untuk tirakat dengan berendam di umbul.

Justru, mereka yang datang saat malam berasal dari luar daerah seperti dari Jawa Timur serta Yogyakarta. Ketua RW 008 Desa Gedaren, Gunantoyo, 46, yang sehari-hari berada di umbul itu dari pagi hingga malam sebagai petugas parkir menceritakan kisah unik yang terjadi 10 hari sebelumnya di umbul itu.

“Sekitar 10 hari yang lalu ada orang Karanganyar datang ke sini dibopong untuk kungkum di sini, habis Magrib. Setelah kungkum setengah jam di sini, katanya diweruhi ular [melihat penampakan sosok ular] besar seperti mau menerkam,” kata Gunantoyo saat ditemui Solopos.com di Umbul Gedaren, Jatinom, Klaten, Selasa (3/10/2023) sore.

“Dia kaget kemudian lari dan akhirnya bisa sembuh total [bisa jalan]. Katanya mau ke sini lagi untuk syukuran,” tambah Gunantoyo.

Gunantoyo mengatakan hingga kini masih ada orang-orang yang datang untuk tirakat kungkum terutama saat menjelang tengah malam. Salah satu alasannya karena mereka percaya air umbul itu berkhasiat untuk menyembuhkan berbagai penyakit.

Mereka yang datang untuk kungkum berasal dari berbagai kalangan mulai dari pejabat hingga warga biasa. Suasananya tambah ramai ketika menjelang pemilihan kepala desa (pilkades) serta Pemilu.

“Kebanyakan yang datang tirakat kungkum di sini untuk pangkat dan derajat. Itu kembali lagi ke kepercayaan masing-masing. Saat pemilihan kades itu setiap malam di sini penuh,” jelas dia.

Warga selama ini terus berupaya untuk merawat sumber air itu agar debitnya terus terjaga dan kemurnian air umbul tetap terawat. Warga juga merawat tradisi yang digelar saban Sura yakni bersih Umbul Gedaren.

Rangkaian kegiatan diisi dengan pentas wayang kulit di umbul tersebut. Kepala Desa (Kades) Gedaren, Udin Diantara, membenarkan Umbul Gedaren dikenal dengan berbagai keunikannya.

Salah satunya umbul itu kerap digunakan untuk tirakat kungkum. “Untuk debit air meski kemarau seperti ini masih terjaga,” kata Udin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya