Soloraya
Kamis, 14 September 2023 - 09:15 WIB

Kinerja Sistem Irigasi Sukoharjo Rendah, di Antaranya Sering Tersumbat Sampah

Magdalena Naviriana Putri  /  Ponco Suseno  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bidang SDA DPUPR Sukoharjo saat mengecek saluran irigasi di Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo, Rabu (13/9/2023). (Istimewa)

Solopos.com, SUKOHARJO — Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Sukoharjo mencatat indeks kinerja sistem irigasi di Kabupaten Sukoharjo masih kurang atau baru mencapai 59,7%. Gerakan peduli air irigasi (Gerdu Asi) dengan meningkatkan peran perkumpulan petani pemakai air (P3A) perlu lebih digalakkan lagi ke depannya.

Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air DPUPR Kabupaten Sukoharjo, Sriyadi, mengakui indeks kinerja sistem irigasi di Sukoharjo baru mencapai kurang dari 59,7%. Padahal paling tidak indeks kinerja sistem irigasi seharusnya mencapai 65% atau 70%.

Advertisement

“Ya, di Sukoharjo indeks kinerja sistem irigasi masih kurang. Maka, kami perlu melakukan peningkatan peran P3A,” kata Sriyadi, Rabu (13/9/2023).

Menurutnya masih banyak ditemukan petani yang melubangi saluran irigasi sehingga air dari bendung atau dari lokasi bagi air tidak sampai ke hilir. Ada juga kebiasaan membuang sampah sembarangan sehingga masuk ke saluran irigasi yang akhirnya menyumbat.

Advertisement

Menurutnya masih banyak ditemukan petani yang melubangi saluran irigasi sehingga air dari bendung atau dari lokasi bagi air tidak sampai ke hilir. Ada juga kebiasaan membuang sampah sembarangan sehingga masuk ke saluran irigasi yang akhirnya menyumbat.

Menurut Sriyadi peningkatan peran P3A dapat dilakukan melalui gerakan peduli air irigasi (Gerdu Asi). Melalui gerakan tersebut, P3A diajak untuk bersama-sama kembali merawat dan menumbuhkan rasa memiliki saluran irigasi yang telah ada.

Lebih lanjut dikatakan Sriyadi, gerakan peduli air irigasi juga mendukung program padi indeks pertanaman 400 (IP 400). Harapannya, jika saluran irigasi lancar maka program IP 400 akan berhasil.

Advertisement

Terpisah, P3A Tirto Mulyo Desa Luwang, Kecamatan Gatak, Edi Santoso, mengeluhkan terjadi gangguan dalam sistem irigasi ke area lahan persawahan di wilayah P3A Tirto Mulyo. Menurutnya saluran irigasi yang bersumber dari DAM Godong sering tersumbat.

“Di DAM Godong itu pintu air ada disebelah utara, untuk sampai ke selatan melalui gorong-gorong sepanjang 40 meter dengan diameter 1 meter. Nah, ini sering tersumbat dengan popok, pembalut, bantal, kasur. Itu sering terjadi. Kami juga sudah sering membersihkan, sampai masuk ke dalam. Tapi, tetap saja terjadi sumbatan,” kata Edi Santoso.

Sementara itu, Pintu air Dam Colo Timur Kecamatan Nguter yang menjadi sumber aliran irigasi masyarakat Sukoharjo akan ditutup dalam sebulan. Penutupan dilakukan terhitung sejak 16 Oktober mendatang hingga 15 November.

Advertisement

Ketua Paguyuban Petani Pengguna Air (P3A) Dam Colo Timur, Sarjanto, mengaku sempat mengajukan permohonan agar pintu air tidak ditutup tahun ini. Mengingat Oktober menjadi masa kritis bagi petani dalam mendapatkan pasokan air. Dikhawatirkan kondisi areal persawahan menjadi mengering dan kekurangan air.

“Perkiraan Oktober nanti usia tanaman padi masih dua bulan. Jadi sangat memerlukan air. Jika sawah kering, tanaman padi bisa layu dan mati. Petani yang dirugikan karena biaya membengkak. Pemerintah juga terdampak karena memengaruhi stok pangan nasional,” ujar Sarjanto, Kamis (14/9/2023).

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Sukoharjo, Bagas Windaryatno, mengatakan penutupan Dam Colo rutin dilakukan setiap tahunnya. Petani juga sudah terbiasa untuk menyiasatinya dengan memaksimalkan sumur-sumur yang ada, baik dari bantuan pemkab, pemerintah desa, maupun yang dibuat sendiri oleh petani.

Advertisement

Menurutnya berkaca dari tahun-tahun sebelumnya, penutupan Dam Colo tidak berpengaruh terhadap pertanian. Sementara, bagi petani terdampak penutupan Dam Colo didorong untuk menanam palawija atau tanaman hortikultura yang bernilai ekonomis tinggi. Pengairan untuk tanaman tersebut dapat memaksimalkan sumber air yang telah ada.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif