SOLOPOS.COM - Mbok Yem dan salah seorang pendaki di warungnya di Gunung Lawu. (Instagram/@zedofae)

Solopos.com, KARANGANYAR — Kisah Mbok Yem yang enggan mengungsi dari warungnya di puncak Gunung Lawu saat kebakaran mengepung menarik perhatian publik, terutama dari kalangan pendaki. Tak heran, nama Mbok Yem begitu lekat dengan para pecinta alam penyuka Gunung Lawu.

Warung Mbok Yem menjadi satu-satunya destinasi untuk mencari kehangatan dari semangkuk mi rebus dan segelas kopi panas di tengah cuaca dingin Lawu. Saat hutan di puncak Lawu Terbakar beberapa hari lalu, warung Mbok Yem sempat dikepung api.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Namun perempuan paruh baya itu memilih bertahan. Untungnya saat ini api di sekitar warung Mbok Yem sudah padam. Kondisi perempuan yang sudah lebih dari 30 tahun tinggal di puncak Gunung Lawu ini pun dilaporkan sehat.

“Alhamdulillah Mbok Yem dan beberapa orang karyawan selamat. Kondisinya sehat,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar, Juli Padmi Handayani, dalam wawancara dengan Solopos.com pada Selasa (3/10/2023).

Dalam rekaman video yang diterima dari laporan anggota gabungan pemadaman Gunung Lawu, kondisi sekeliling warung Mbok Yem hangus terbakar. Saat itu Mbok Yem dan dua kerabatnya yakni Muis dan Kelik, tidak mau dievakuasi.

“Logistik saat ini aman,” katanya.

Diketahui pemilik warung di puncak Gunung Lawu, Wakiyem atau dikenal dengan Mbok Yem merupakan warung legend di jalur pendakian Lawu. Mbok Yem turun setahun sekali saat Lebaran saja.

Sosok Mbok Yem tak asing bagi pendaki di Gunung Lawu. Mbok Yem membuka warung makan di ketinggian 3.150 mdpl atau hanya selisih 115 mdpl dari puncak Gunung Lawu. Warung tersebut sudah ada sejak 1980-an dan kini juga dijadikan sebagai tempat tinggal.

Warung Mbok Yem memang menjadi tujuan para pendaki di Gunung Lawu ketika kelaparan, kedinginan, atau membutuhkan berbagai logistik. Bisa dibilang warung sederhana ini sahabat yang sangat membantu para pendaki.

Warung makan Mbok Yem menjual aneka makanan sederhana. Warung yang berjarak tempuh sekitar 30 menit dari puncak Lawu itu selalu ramai dikunjungi pendaki yang kelaparan.

Jika butuh suplai sembako atau merindukan anaknya, maka Mbok Yem menitip pesan kepada pendaki untuk disampaikan ke petugas di basecamp bawah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya