SOLOPOS.COM - Kondisi gubuk tempat tinggal bapak dan anak di kebun jati di Desa Mlese, Kecamatan Ceper, Klaten, Rabu (20/12/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Tenda di pinggir kebun jati wilayah perbatasan Desa Mlese, Kecamatan Ceper, dengan Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk, Klaten, itu tak layak disebut tempat tinggal.

Dibuat ala kadarnya, tenda itu menggunakan kain, plastik, dan MMT bekas baliho sebagai atap dan dinding yang tak bisa diharapkan untuk melindungi dari embusan angin. Namun di gubuk itulah Iwan, 41, tinggal bersama anaknya tinggal selama empat bulan terakhir.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Iwan yang bernama lengkap Faste Dwi Rohmantyawan bersama putranya, Muhammad Ash Shoffani, 12, tinggal di tenda di bawah pohon besar dekat kebun jati itu. Lantainya berupa tanah beralaskan tikar.

Tenda itu berada di bawah pohon besar di antara semak belukar yang rimbun. Atapnya bertutup kain dilapisi plastik. Dari jalan raya, tenda reyot yang menjadi tempat tinggal bapak dan anak itu tak terlihat karena berjarak sekitar 50 meter dari ruas jalan raya Mlese-Trucuk, Klaten.

Sekilas hanya terlihat kebun ditumbuhi pohon jati yang menjulang. Kebun itu di antara dua bangunan. Melewati jalan setapak di antara pohon jati, tenda tempat tinggal bapak dan anak itu baru terlihat.

Tak ada penerangan di tempat itu. Saat malam, bapak-anak itu hanya mengandalkan penerangan dari sorot lampu jalanan. Kondisi tempat tinggal bapak-anak itu akhirnya diketahui oleh petugas sekuriti yang tengah patroli.

Bhabinkamtibmas Polsek Ceper, Klaten, Briptu Bima Jati Gunaryo, menjelaskan keberadaan bapak dan anak yang tinggal di tenda reyot di bawah pohon besar dekat kebun jati itu diketahui pada Selasa (19/12/2023).

“Di Mlese kami buat grup sekuriti. Awalnya itu ada sekuriti malam-malam keliling mengontrol keamanan bangunan sekitar pabrik. Saat patroli itu mendapati bangunan tempat tinggal bapak dan anak itu di tengah kebun dan kondisinya sangat tidak layak. Paginya kemudian disampaikan ke grup,” kata Bima saat ditemui Solopos.com di Polsek Ceper, Rabu (20/12/2023).

bapak-anak tinggal di gubuk reyot klaten
Iwan bersama anaknya berfoto bersama Bhabinkamtibmas Desa Mlese, Kecamatan Ceper, dan Babinsa dan perangkat desa di tempat indekos yang disewakan untuk mereka, Selasa (19/12/2023). (Istimewa/dokumentasi Polsek Ceper)

Mendapatkan informasi itu, Bhabinkamtibmas bersama Babinsa serta perangkat desa lalu mendatangi lokasi. “Kalau dari KTP tercatat sebagai warga Kecamatan Jogonalan. Tetapi si bapak tersebut daerah asalnya bukan dari Klaten,” kata Bima.

Disewakan Kamar Indekos

Bima mengatakan dari keterangan Iwan, bapak dan anak itu pernah menyewa kamar indekos di sekitar lokasi gubuk mereka di Trucuk, Klaten. Namun, sejak Iwan tak bekerja, keluarga kecil itu tak bisa membayar sewa indekos hingga akhirnya tinggal di jalanan.

Singkat cerita, mereka akhirnya tinggal di tenda reyot di tengah kebun jati. Iwan tetap bertahan tinggal di wilayah tersebut lantaran putranya sekolah di wilayah Desa Jatipuro, Kecamatan Trucuk.

Anak yang duduk dibangku kelas IV SD tersebut terhitung pintar. Dia meraih juara I di kelasnya meski tinggal di tempat yang jauh dari kata layak. Anak itu juga dipercaya teman-temannya menjadi ketua kelas.

“Akhirnya kemarin kami evakuasi dan untuk sementara tinggal di tempat indekos. Awalnya biaya indekos mau kami bayari. Tetapi kemudian ada pengusaha yang membayar biaya sewa indekos bapak dan anak itu,” kata Bima.

Bima juga menjelaskan ada upaya untuk membantu mencarikan pekerjaan bagi Iwan. Dia berharap Iwan segera mendapatkan pekerjaan untuk membiayai kebutuhan hidup bersama anaknya.

Sementara itu, Iwan berulang kali mengucapkan rasa syukur. Berkat bantuan dari berbagai kalangan mulai dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, serta perangkat desa, Iwan bersama putranya bisa tinggal di tempat yang layak. Lebih dari itu, dia dibantu untuk mendapatkan pekerjaan.

“Alhamdulillah banget. Masih ada orang-orang baik yang membantu kami. Sangat senang dan bahagia dibantu mencarikan pekerjaan. Ini memotivasi saya untuk tetap berjuang lagi agar bisa mandiri membesarkan anak,” jelas Iwan.

Saat ditanya akhirnya bisa kembali lagi tidur di ruang yang layak beralaskan kasur, Iwan dan putranya tersenyum semringah. Mereka pun sempat bercanda mengenai kondisi saat tidur semalam.

“Semalam itu anak minta tidur di kasur. Saya hanya dapat bagian kepala yang berada di kasur, sementara badan tetap di lantai,” kata Iwan yang disambut tawa putranya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya