SOLOPOS.COM - Pengusaha abon lele Alang-alang Tumbuh Subur, Tri Wahyuni, menunjukkan produknya di rumah produksi Dukuh Ringinsari, Randusari, Teras, Boyolali, Selasa (28/5/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kisah sukses ditorehkan pengusaha olahan pangan dari ikan asal Dukuh Ringinsari, Desa Randusari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali, Tri Wahyuni. Berkat kegigihan dan kreativitasnya mengolah ikan lele menjadi abon, tiap bulan ia bisa mengantongi omzet Rp55 juta-Rp60 juta.

Perempuan berusia 40 tahun itu mulai merintis usaha abon lele sejak 2007. Ia memulai usaha itu setelah terlebih dahulu menggeluti usaha budi daya ikan lele sejak 1998.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Pada 2007-2009 kami itu lokasinya di Kampung Lele [Dukuh Mangkubumen, Desa Tegalrejo, Kecamatan Sawit]. Namun, karena lokasi kami terbatas dan terlalu dekat kolam, akhirnya pada 2010 kami membangun tempat ini,” ujar dia saat berbincang dengan Solopos.com di rumah produksi Alang-alang Tumbuh Subur, Randusari, Selasa (28/5/2024).

Setahun kemudian atau pada 2011, rumah produksi Alang-alang Tumbuh Subur pindah ke Ringinsari hingga sekarang. Sedangkan lokasi budi daya lele tetap di Kampung Lele Sawit.

Abon lele menjadi produk pertama usaha pascapanen ikan yang dirintis Tri Wahyuni. Saat itu, ia melakukan beberapa kali percobaan untuk membuat abon lele. Ia menjelaskan lele yang dipilih beratnya 900 gram hingga sekitar 1 kilogram per ekor. Hal tersebut karena daging yang dihasilkan ikan dengan berat itu lebih banyak.

Area Pemasaran

Selain itu, ikan lele berukuran besar biasanya kurang disukai pembeli karena kuantitas per kilogramnya menjadi sedikit. Sehingga, ia harus memikirkan bagaimana agar ikan lele besar yang tidak disukai pasar tetap bernilai ekonomis. Ikan itu kemudian diolah menjadi abon.

Ibu satu anak tersebut mengatakan awalnya hanya membuat abon dari 2,5 kg-5 kg ikan lele. Produksi pun dilakukan sekadar untuk mengisi waktu luang. Akan tetapi, saat ini ia memproduksi abon lele dari 120 kg-150 kg ikan dan menghasilkan 22 kg-25 kg abon per hari.

pengusaha abon lele boyolali
Pekerja Alang-alang Tumbuh Subur membuat abon lele di rumah produksi Dukuh Ringinsari, Randusari, Teras, Boyolali, Selasa (28/5/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Harga abon lele mulai dari Rp3.500 untuk kemasan 10 gram, Rp20.000 untuk kemasan 90 gram, Rp40.000 untuk kemasan 250 gram, dan Rp2,35 juta untuk kemasan 25 kilogram.

Seiring waktu, usaha Tri Wahyuni berkembang, tidak hanya memproduksi dan menjual abon lele tapi makanan olahan lain dari patin dan ikan laut tunul barakuda meski jumlahnya belum sebanyak produksi abon lele.

“Dari daging ikan lele pun, yang awalnya hanya kami olah untuk abon, bisa menjadi keripik, fillet, dan olahan frozen food lainnya. Sirip dan kulitnya bisa kami jadikan keripik, tulang ikan kami ekstrak dan kami ambil kalsiumnya untuk campuran produk kami yang lain,” jelasnya.

Produk-produk olahan ikan dari Alang-alang Tumbuh Subur telah terjual di sekitar Soloraya, Semarang, Salatiga, dan lain-lain. Ia juga menjelaskan ada kerja sama dengan distributor yaitu produk makanan bayi di wilayah Jawa Tengah.

Jumlah Pegawai

Sedangkan pemasaran lewat marketplace juga telah membawa abon lele ke Jakarta, Ambon, wilayah Kalimantan, Palembang, dan lain-lain. “Omzet dari usaha ini rata-rata sekitar Rp55 juta-Rp60 juta per bulan,” kata dia.

Untuk proses produksi olahan ikan, Tri Wahyuni saat ini mempekerjakan 12 pegawai, ditambah 23 orang tenaga harian lepas yang bekerja di budi daya lele di Dukuh Mangkubumen, Desa Tegalrejo. Tri mengatakan ia mengelola sekitar 900 kolam.

Salah satu karyawan Alang-alang Tumbuh Subur, Imam Nur Hasan, menjelaskan proses produksi abon lele dimulai dengan ikan segar yang datang di-fillet dan dikukus, kemudian dipisahkan daging dan durinya. Selanjutnya, daging dihaluskan.

“Daging yang telah dihaluskan digoreng. Kemudian, daging yang matang diproses spinner dan diproses akhir dengan mencari duri yang tersisa dan terakhir pengepakan. Abon lele ini bisa awet empat bulan,” kata dia.

Pria asal Juwiring, Klaten, tersebut telah bekerja di Alang-alang Tumbuh Subur sejak Juni 2023. Ia yang awalnya bekerja sebagai guru akhirnya beralih bekerja di bidang olahan makanan karena kecintaannya dengan dunia kuliner.

“Harapan saya, Alang-alang Tumbuh Subur bisa tambah maju, besar, dan semakin dikenal,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya