SOLOPOS.COM - Personel Kodim 0724/Boyolali bersama stakeholder terkait dan masyarakat menanam pohon di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu, Tuk Babon, Dukuh Selowangan, Desa/Kecamatan Selo, Boyolali, Kamis (7/12/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Ratusan personel dari Kodim 0724/Boyolali menanam ratusan pohon di lereng Gunung Merbabu tepatnya di dekat Tuk Babon, Dukuh Selowangan, Desa Selo, Kecamatan Selo, Boyolali, pada Kamis (7/12/2023) pagi.

Kegiatan tersebut digelar dalam rangka Karya Bakti Kodim 0724/Boyolali. Kegiatan menanam pohon di lereng Gunung Merbabu dilaksanakan bersama dengan perwakilan dari Polres Boyolali, Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGMb), perangkat desa setempat, tokoh masyarakat, dan warga.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Dandim 0724/Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, menyampaikan kegiatan penanaman pohon itu atas perintah Kasad untuk melaksanakan karya bakti secara serentak di jajaran Kodim seluruh TNI AD.

Kegiatan Kodim tanam pohon di lereng Merbabu, Boyolali, tersebut digelar dalam rangka mencegah bencana dampak musim hujan yaitu tanah longsor, banjir, erosi, erupsi Gunung Merapi, wabah penyakit demam berdarah, dan wabah penyakit menular lainnya.

“Untuk penanaman pohon kami tanam ratusan pohon dengan enam jenis yakni pohon wilodo, gondang, pule, puspo, berasan, dan beringin,” tutur Dandim saat ditemui wartawan di lokasi penanaman pohon, Kamis.

Dandim menyebut ada 200 pohon gondang yang ditanam, kemudian 30 pohon wilodo, 80 pohon puspo, 40 pohon pule, 20 pohon beringi, dan 50 pohon berasan.

Ia mengatakan keenam jenis pohon tersebut dipilih karena sesuai dengan vegetasi dari Taman Nasional Gunung Merbabu. Selain itu, pohon-pohon tersebut juga dinilai tahan terhadap cuaca ekstrem khususnya di lereng gunung.

Enam Jenis Pohon Tahan Cuaca Ekstrem

Wiweko juga mengatakan keenam jenis pohon yang ditanam Kodim Boyolali di lereng Merbabu tersebut memiliki akar yang kuat sehingga bisa menahan erosi, tanah longsor, dan banjir bandang.

Ia juga mengatakan penanaman pohon tersebut juga berawal dari kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) Gunung Merbabu pada akhir Oktober 2023. Ia mengatakan kebakaran tersebut mengakibatkan hutan konservasi dan lahan masyarakat terbakar.

Selain itu sempat  terjadi juga banjir bandang di Getasan, Kabupaten Semarang, diduga akibat dampak gundulnya gunung karena kebakaran.

“Dari dua fakta tersebut, kami mengantisipasi terjadinya longsor, banjir bandang, atau erosi dengan melakukan penanaman dan merehabilitasi hutan, khususnya di kawasan Taman Nasional Gunung Merbabu,” kata dia.

Dandim mengatakan selain tanam pohon di lereng Merbabu, karya bakti Kodim 0724/Boyolali juga akan melakukan pembersihan di Pasar Pengging, pembersihan saluran air, dan membuat jalan pintas air di wilayah Banyudono, Boyolali, pada Jumat (8/12/2023).

Sementara itu, Kepala Resort Selo Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Yulianto, menyampaikan terima kasih kepada Kodim 0724/Boyolali atas kegiatan penanaman pohon di wilayah TNGMb. Ia menyebut penanaman tersebut dilaksanakan di waktu yang tepat karena dilakukan saat musim hujan.

“Kebetulan di sekitar Tuk Babon itu ada open area, sehingga harapannya agar penanaman ini bisa bermanfaat selain mencegah longsor dan banjir. Ke depan bisa menjadi pengikat sumber air dan menambah debit air untuk masyarakat,” kata dia.

Dampak Kebakaran Hutan Merbabu

Lebih lanjut, ia berharap kegiatan penanaman pohon itu menjadi kegiatan yang berkesinambungan sehingga tidak berhenti hanya di penanaman pohon.

“Jadi kelompok pemanfaat air, monggo setiap 1,5 bulan-2 bulan silakan dilakukan pemeliharaan. Harapannya agar tanaman ini bisa tumbuh dengan baik. Sering kali kemarin kita hanya menanam saja, tapi pemeliharaannya kurang,” kata dia.

Hal serupa juga disampaikan pengelola Tuk Babon, Kasno, bersyukur di sekitar sumber mata air empat desa tersebut tidak terjadi kebakaran. Namun, ia mengapresiasi adanya penanaman pohon di sekitar Tuk Babon.

Ia mengatakan penanaman pohon berguna untuk menyelamatkan hutan, gunung, dan air warga. Namun, menurutnya yang terpenting adalah air. Lelaki yang akrab disapa Mbah Kasno tersebut mengatakan Tuk Babon menjadi sumber mata air Desa Selo, Samiran, Suroteleng, dan Lencoh.

Debit air di Tuk Babon, lanjut Kasno, selama kemarau 2023 ini berkurang. Walaupun begitu, ia mengatakan air masih mencukupi kebutuhan di empat desa. Ia berharap dengan penanaman pohon bisa menambah debit air di Tuk Babon.

Selanjutnya, ia juga mengatakan sudah berkali-kali penanaman pohon dilakukan di lereng Merbabu, terutama di sekitar Tuk Babon. Namun, semua hanya berakhir di penanaman tanpa monitoring sehingga tanaman mati.

“Penanaman pohon ini mari digalakkan, jadi jangan sampai cukup berhenti menanam terus ditinggal. Jangan, harus ada perawatan, agenda survei, monitoring, nanti dari berbagai lini akan saya kerahkan,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya