Soloraya
Rabu, 27 September 2023 - 19:17 WIB

KTNA Sragen Prediksi Operasi Pasar Beras Tak Mampu Turunkan Harga Gabah

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga membeli beras dalam operasi pasar di Kelurahan Sragen Tengah, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen, Rabu (27/9/2023). (Istimewa/Nugroho)

Solopos.com, SRAGEN — Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Sragen memprediksi operasi pasar (OP) beras yang dilakukan pemerintah saat ini tidak akan mampu menurunkan harga gabah dalam waktu dekat. Tingginya harga gabah saat ini justru menjadi berkah bagi petani.

Terbatasnya stok gabah membuat harganya tak akan serta merta turun meski pemerintah menggelar OP.

Advertisement

Penilaian itu disampaikan Ketua KTNA Sragen Suratno saat berbincang dengan Espos di Sragen Wetan, Sragen, Rabu (27/9/2023). Ia menyebut stok gabah saat ini memang tak banyak. Dari sawah seluas 43.000 hektare di Sragen, yang ditanami padi hanya 25.000 hektare atau 62,5%.

“Dengan melihat kondisi di lapangan maka OP beras itu tidak akan menurunkan harga beras. Kalau sampai harga beras turun maka harga gabah turun dan petani yang dirugikan. Mestinya kebijakan OP itu merupakan kebijakan subsidi bagi masyarakat. Artinya, pemerintah beli ke petani tetap dengan harga tinggi tetapi dijual ke masyarakat dengan harga rendah,” katanya.

Ia mengatakan petani saat ini mengharapkan ada pengusaha besar yang mau membeli gabah mereka dengan harga tinggi. Selain itu, pihaknya juga berharap  mata rantai perdagangan gabah bisa terpangkas sehingga petani bisa langsung menjual gabah mereka ke pengusaha besar. Di saat itu petani benar-benar bisa menikmati tingginya harga gabah.

Advertisement

“Kalau petani bisa jual dengan pedagang besar maka bisa menjadi nilai tambah bagi petani. Untuk bisa masuk ke pengusaha besar, petani butuh semacam korporasi karena kebutuhan pengusaha besar pasti juga besar,” jelas Suratno.

Dia mendorong para pengusaha penggilingan padi bisa meningkatkan fasilitas dan teknologi mereka sehingga dapat berkompetisi dengan perusahaan besar untuk menyerap gabah petani. “Pemerintah juga bisa menggerakan produk beras Sragen masuk ke supermarket di Sragen,” ujarnya.

Saat ini harga gabah yang dipanen dengan combine harvester di tingkat bakul mencapai Rp7.500/kg. Tetapi di tingkat petani Rp7.200-Rp7.300/kg. Kalau dipanen dengan dengan alat thresher, harga gabah di tingkat petani hanya Rp7.000-Rp7.100/kg.

Advertisement

Sementara itu, Pemkab Sragen bersama Perum Bulog terus melakukan OP beras. Pada Rabu, OP beras dilaksanakan di Kelurahan Sragen Tengah.

Lurah Sragen Tengah Pradita Nisa Yudha Wicaksono, menyampaikan ada 300 paket beras yang dibagikan kepada 300 warga di wilayah Sragen Tengah. Dia mengatakan dari Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) memerintahkan untuk pembagian kupon maksimal dua lembar per keluarga.

“Untuk pemerataan kupon dibagikan satu keluarga satu kupon agar merata. Beras yang dijual merupakan beras medium dengan harga Rp51.000/sak berukuran 5 kg. Animo masyarakat tinggi. Sebanyak 300 paket beras itu habis hingga pukul 12.00 WIB. Selain beras, juga ada paket minyak dan gula dengan harga Rp27.500/paket,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif