Solopos.com, SOLO — Sekelompok orang yang mengatasnamakan Solo Melawan Politik Amoral (Sempal) melakukan proses ritual Larung Lesmana di Pintu Air Demangan Baru, Kampung Sewu, Solo, Sabtu (3/2/2024).
Sebuah papan besar bergambar tokoh wayang Lesmana Mandrakumara dilarutkan di Bengawan Solo. Prosesi itu merupakan respons terhadap situasi politik saat ini.
Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima
Juru bicara Sempal, Priyowasino, mengatakan prosesi ritual Larung Lesmana bertujuan untuk memberikan pendidikan moral dan politik kepada generasi muda. Pihaknya ingin memberikan pemahaman terhadap sifat-sifat jelek yang melekat pada diri Lesmana Mandrakumara.
Lesmana Mandrakumara adalah tokoh pewayangan dalam cerita Mahabarata yang merupakan putra Dewi Banowati. Dia memiliki karakter yang buruk seperti suka hura-hura, main perempuan, manja, malas belajar, congkak, dan ugal-ugalan.
“Nah sifat-sifat jelek itulah yang ingin kami hilangkan agar generasi muda lebih bisa membedakan mana moral yang baik dan mana moral yang tidak baik,” kata dia saat ditemui wartawan, Sabtu.
Meski dimaksudkan untuk merespons situasi pemilihan presiden tahun ini, namun Priyowasino tidak secara langsung menyebut pihaknya menyindir pasangan calon presiden nomor urut berapa. Dia hanya mempertegas prosesi ritual Larung Lesmana ditujukan untuk paslon yang dianggap melanggar konstitusi.
“Secara eksplisit mungkin masyarakat sudah bisa menilai, kira-kira tokoh yang sekarang dengan ugal-ugalan melanggar konstitusi, kemudian tanpa moral dan etika melakukan banyak kecurangan terhadap proses demokrasi atau pemilu yang berlangsung tahun ini,” kata dia.
Dia berharap melalui proses tersebut hal buruk bisa terhindar dalam pesta demokrasi yang bakal berlangsung pada 14 Februari 2024 nanti. Dia berharap sifat-sifat jelek yang ada di dari Lesmana Mandrakumara bisa hilang terbawa arus sungai Bengawan Solo.
“Dalam hal ini masyarakat juga bisa menolak, untuk tidak lagi mendukung Paslon yang melakukan banyak kecurangan,” kata dia.