SOLOPOS.COM - Ilustrasi kamar hotel. (Freepik)

Solopos.com, SOLO — Momen mudik, liburan dan silaturahmi saat Lebaran 2024 membawa berkah bagi pengelola home stay dan guest house. Kedua jenis penginapan ini panen cuan. Sebab, karakteristik wisatawan atau tamu Lebaran cenderung wisatawan keluarga. Mereka lebih suka memilih tempat menginap yang bisa digunakan untuk bersantai dan berkumpul bersama keluarga.

Kondisi okupansi tinggi ini menjadi berkah bagi guest house atau pun home stay. Inilah momen puncak (peak season). Bila semasa Ramadan hotel bisa menyandarkan revenue pada event buka bersama berlanjut halal bi halal, maka guest house dan home stay dengan karakteristik berbeda dengan horel tidak bisa membuat agenda Ramadan seperti hotel.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Musafir Guest House (MGH) Danukusuman mempunyai empat kamar jasmine/deluxe dan 13 kamar lilac/superior. Sejak hari ini hingga Minggu (14/4/2024) okupansi MGH di atas 50% Puncaknya yaitu 11-13 April 2024 seluruh kamar penuh atau okupansi 100%. Sementara pada Minggu (14/4/2024) okupansi mencapai 82,35%.

“Sehingga diperoleh okupansi rata-rata dari 10 – 14 April itu 89,41%,” kata Pengelola Musafir Guest House Danukusuman Solo, Suprapto kepada Solopos.com, Kamis (11/4/2024) siang.

Okupansi tinggi ini tak lepas dari karakteristik wisatawan atau tamu saat libur Lebaran. Saat momen mudik, tamu yang menginap didominasi tamu atau wisatawan keluarga.

Dengan tamu keluarga, lanjut Suprapto, mereka akan banyak mencari penginapan dengan suasana nyaman (homey), kekeluargaan, dan berkonsep rumah atau bukan berupa deretan kamar saja.

Guest house atau pun home stay, cenderung mempunyai desain ala rumah. Lengkap dengan ruang tamu, teras, halaman. Menurut Suprapto, karakter keduanya lebih cocok untuk tamu keluarga.

“Kecenderungan mereka cari yang homey, jadi berasa di rumah sendiri, bisa kumpul keluarga,” katanya.

Padahal pada momen Lebaran, pengelola bisa menaikkan harga hingga dua kali lipat. Misalnya di MGH, harga kamar dari semula Rp375.000/hari bisa dijual Rp900.000/hari.

Hal senada juga disampaikan Manager home stay Omah Begalon, Desmanita Saputri. Ia mengelola empat home stay. Satu home stay bergaya minimalis modern lengkap dengan fasilitas ala hotel dan tiga unit rumah bergaya klasik dengan fasilitas menengah. Keempat unit habis dipesan pada 10-14 April 2024.

Desma mengatakan, hampir seluruh tamunya datang berombongan. Rata-rata satu rombongan membawa dua hingga empat keluarga. Mereka mencari home stay dengan kapasitas satu rumah 10 orang.

Dengan ramainya pesanan home stay serta ingin menjamin keamanan tamu, Desma membatasi masing-masing rombongan hanya boleh menginap maksimal dua malam.

“Iya [menolak tamu karena kamar penuh]. Banyak permintaan terutama besok hingga Minggu, tapi sudah penuh,” kata Desma saat dihubungi Solopos.com.

Pada peak season ini harga sewa home stay yang Desma kelola naik 50% per orang yang menginap. Bila satu rombongan terdiri dari delapan anggota keluarga, maka harga sewa disesuaikan jumlah orang yang menginap.

“Rata-rata Rp700.000-Rp1 juta per malam. Harga per orang Rp130.000 itu [setelah] naik 50%,” tegasnya.

Sebelumnya, Solopos.com juga melaporkan, okupansi hotel di Solo pada April bersamaan dengan momentum Lebaran 2024 diperkirakan mencapai 60%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya