Solopos.com, SOLO – Para abdi dalem, prajurit Tamtama, Prawiro Anom, Sorogeni, Ndorowati, Jayasura, Baki, dan Panyutra Keraton Surakarta bersama-sama mengikuti Hajad Dalem Garebeg Pasa Jimawal 1957 Karaton Kasunanan Surakarta Hadiningrat, Kamis (11/4/2024).
Rombongan kirab mengarak dua gunungan dan puluhan makanan yang dibawa dan didoakan di Masjid Agung Solo.
Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya
Ada yang berbeda dari garebeg sebelumnya. Rombongan abdi dalem dan pengageng Keraton Surakarta tidak berjalan melalui Bangsal Pagelaran sebab di sana masih ada proses revitalisasi Alun-alun Utara. Mereka melintas melalui Jl Alun-alun Utara (sisi timur pagar alun-alun).
Berdasarkan pantauan Solopos.com, rombongan berjalan dari Kori Kamandungan pukul 10.10 WIB dan tiba di Halaman Masjid Agung pukul 10.30 WIB.
Ada dua gunungan yang dikirab. Masing-masing adalah gunungan estri (perempuan) dan gunungan jaler (laki-laki).
Setibanya di Masjid Agung, para abdi dalem Keraton Surakarta dan masyarakat berdoa untuk mengharap berkah dari acara garebeg. Prosesi doa dipimpin Pengulu Tafsir Anom Keraton Surakarta, Muhtarom atas perintah dari S.I.S.K.S. PB XIII melalui Pangageng Keraton Surakarta K.P. Dani Nur Adiningrat.
Seusai berdoa, masyarakat kemudian berebut gunungan di Halaman Masjid Agung. Tak butuh waktu lama, hanya sekitar 10 menit satu gunungan ludes diperebutkan warga.
Menurut Dani, Garebeg Pasa menjadi upacara rutin sebagai simbol perayaan Hari Idulfitri. Masyarakat, termasuk Keraton Solo sama-sama mengucap syukur atas keberkahan Allah selama Ramadan.
“Ini simbol kemenangan hari Fitri,” kata Dani saat diwawancara awak media, Kamis.
Kedua gunungan berisi makanan siap makan juga sayur segar seperti kacang panjang, dan cabai.
Sementara satu gunungan dan belasan makanan yang dipanggul dalam kotak, akan dibagikan di Bangsal Kamandungan Keraton Solo.
“Makanan, buah, umbi [pala kasimpar] pertanda rasa syukur atas berkah Tuhan Yang Maha Esa,” lanjutnya.