Soloraya
Minggu, 24 Maret 2024 - 14:36 WIB

Leptospirosis Renggut 1 Nyawa Warga Nogosari Boyolali, Begini Kronologinya

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi leptospirosis. (Kemenkes)

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang pria asal Nogosari, Boyolali, meninggal karena leptospirosis, penyakit zoonosis yang menyebar dari air kencing tikus, Kamis (21/3/2024).

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Boyolali, Puji Astuti, membenarkan adanya kasus tersebut. Ia menyebut pria tersebut berinisial KS, 57, warga Desa Jeron, Kecamatan Nogosari.

Advertisement

Puji menjelaskan leptospirosis merupakan salah satu penyakit zoonosis yaitu penyakit infeksi virus atau bakteri yang ditularkan dari hewan ke manusia. Virus atua bakteri ini mudah menginfeksi melalui luka yang terbuka.

Infeksi bakteri leptospira yang terkandung dalam kencing tikus dan masuk melalui luka dapat memicu kerusakan ginjal dan hati hingga menyebabkan kematian.

Advertisement

Infeksi bakteri leptospira yang terkandung dalam kencing tikus dan masuk melalui luka dapat memicu kerusakan ginjal dan hati hingga menyebabkan kematian.

“Untuk kasus leptospirosis pada 2024 ini ada dua dengan satu kematian. Pada 2023 ada 15 kasus dengan empat kematian. Sebelumnya, pada 2022 ada 17 kasus dengan tiga kematian,” terang Puji kepada Solopos.com, Minggu (24/3/2024).

Puji menjelaskan kronologi penyakit leptospirosis yang merenggut nyawa pria asal Nogosari, Boyolali, itu berawal dari 10 Maret 2024. Awalnya, KS mengalami gejala demam, pusing, dan diare.

Advertisement

Ia mengalami sakit di seluruh anggota badan terutama pinggang. Lalu, pada 19 Maret 2024 KS memeriksakan diri ke dokter dengan keluhan mual, muntah, dan sesak napas.

KS kemudian dibawa ke Puskesmas Gondangrejo, Karanganyar, akan tetapi karena ruangan penuh, ia diminta kembali esok paginya. Di rumah, keluarga KS memanggil dokter lain yang merujuknya ke rumah sakit.

Pada 20 Maret 2024, KS dibawa ke RS Fatmawati Soekarno Solo namun pada 21 Maret 2024 ia mengalami henti jantung dan henti napas lalu dinyatakan meninggal pukul 02.11 WIB.

Advertisement

“Leptospirosis itu disebabkan [bakteri yang terkandung dalam] kencing tikus, itu bisa menyebabkan kayak orang flu, jadi nyeri sendi, panas, nyeri ulu hati, kekuningan atau ikterik, livernya kena. Kalau sudah sampai infeksi mengenai saraf bisa seperti meningitis dan tidak sadar, bisa menimbulkan kematian,” kata Puji.

Walaupun begitu ada gejala khusus yang hanya ditemui pada penyakit ini, yakni nyeri otot bagian betis. Puji mengimbau masyarakat yang beraktivitas di sawah dan daerah habis banjir untuk berhati-hati karena ada kemungkinan kencing tikus akan menyebar melalui air.

“Penyakit ini bisa menimbulkan komplikasi, ke liver, jantung, otak, dan sebagainya,” kata dia.

Advertisement

Puji menyampaikan gejala awal dari leptospirosis berupa demam hampir sama dengan tifus, DBD, pneumonia. Yang membedakan adalah hasil laboratoriumnya. Sehingga, ia meminta Puskesmas dan faskes lainnya untuk memantau lebih ketat pasien yang demam.

“Kalau panas lebih dari tiga hari, segera lakukan pemeriksaan laboratorium. Hal tersebut untuk menyingkirkan diagnosis lain. Itu untuk mengetahui penyebab demamnya karena apa sih,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif