SOLOPOS.COM - Petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sukoharjo menyapu sisa sampah pada perayaan pergantian tahun di wilayah Sukoharjo. (Istimewa/DLH Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Volume sampah di momen libur Natal dan tahun baru di Sukoharjo rata-rata tak sampai 200 ton.hari. Angka tersebut cenderung stabil dibandingkan kondisi normal yang justru sedikit lebih tinggi.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sukoharjo menyebut volume sampah pada Senin (1/1/2024) sebanyak 187 ton. Sementara pada hari biasa, volume sampah di Kabupaten Jamu mencapai 200-220 ton/hari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Volume sampah saat libur Nataru di Sukoharjo relatif stabil tak ada kenaikan yang signifikan. Volume sampah rata-rata pada Senin (1/1/2024) sebanyak 187.784 kilogram atau 187 ton/hari,” ungkap Kepala DLH Sukoharjo, Agus Suprapto, kepada Solopos.com, Selasa (2/1/2023).

Jauh hari sebelum Natal dan Tahun Baru 2024 DLH mengimbau masyarakat untuk  meminimalkan produksi sampah. Untuk mengurangi plastik sekali pakai, Agus meminta masyarakat menggunakan tempat makan dan minum yang dapat dipakai berulang kali.

Jika tak bisa mengurangi sampah, ia meminta masyarakat untuk tidak membuangnya sembarangan, namun ke tempat sampah yang sudah disediakan.

Kegiatan pengurangan sampah menurutnya juga dapat dilakukan pada saat hari biasa. Volume sampah hingga 200 ton per hari bisa dibilang tidak sedikit, mengingat luas Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Mojorejo hanya 4,8 hektare.

Sebelum 2022, volume sampah di Sukoharjo maksimal hanya 175 ton per hari. Gerakan Zero Waste Family System menjadi salah satu upaya pengurangan sampah dari sumbernya.

Program yang diluncurkan pada September 2022 itu bertujuan meningkatkan kualitas lingkungan hidup khususnya dalam bidang pengelolaan sampah. Lebih lanjut kegiatan Sukoharjo bebas sampah juga dilakukan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah.

Selain itu, program tersebut juga bertujuan mengubah perilaku masyarakat dalam mengelola sampah, serta mendorong gerakan memilah sampah. Program pemilahannya dimulai dari sumber sampah hingga mewujudkan pengelolaan sampah secara Zero Waste Family System.

Dari gerakan ini diharapkan sampah bisa selesai di tataran rumah tangga. Mulai dari pemilahan sampah yang nanti bisa diolah dan dikelola sesuai kelompoknya. Agus berharap masyarakat turut peran serta bertanggung jawab atas sampah yang dihasilkan. Hal ini sebagai bentuk kolaborasi antara masyarakat dengan pemerintah.

Agus juga mengatakan akan memaksimalkan peran bank sampah di masing-masing lingkungan baik tingkat desa, kelurahan hingga RT dan RW. Menurutnya, peran bank sampah sangat besar dalam membantu penanganan sampah di tingkat bawah. Hal itu juga berdampak  pada pengurangan sampah buangan di tingkat kabupaten.

Ia juga mengatakan akan melakukan pengawasan di masing-masing tempat pembuangan sampah. Diharapkan dengan hal itu dapat memberikan kontribusi pengurangan volume sampah.

“Target kami pada 2025 paling tidak 30% pengurangan sampah dan 70% penanganan sampah yang sudah dihasilkan masyarakat. Sehingga total 100% tertangani,” lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya