SOLOPOS.COM - Sekda Sragen Tatag Prabawanto duduk di vespanya sebelum berangkat touring keliling Sragen di halaman Setda Sragen, Rabu (26/10/2022). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Langkah DPC Partai Demokrat Sragen membuka pendaftaran calon bupati (cabup) dan calon wakil bupati (cawabup) mendapat sentilan dari mantan Sekretaris Daerah (Sekda) Sragen, Tatag Prabawanto. Mantan caleg DPR dari PKB yang gagal terpilih ini menyebut Demokrat kegenitan dengan membuka pendaftaran cabup-cawabup, sementara mereka tak memiliki cukup kursi untuk mengusung paslon sendiri.

Tatag yang akhirnya keluar dari PKB setelah gagal di Pemilu 2024, menyatakan hanya Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang paling siap mengikuti Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Sragen 2024. Solidnya koalisi parpol di tingkat pusat, menurutnya cenderung rapuh  begitu sampai di level daerah. Rapuhnya koalisi permanen di daerah itu terindikasi ketika ada salah satu parpol anggota koalisi yang sudah mendeklarasikan diri mencalonkan kepala daerah.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Seharusnya koalisi ini sempurna dan fixed serta tidak ada partai anggota koalisi yang membuka pendaftaran cabup-cawabup. Tertapi fakta di Sragen menunjukkan adanya kegenitan partai. Partai yang genit itu artinya minta dicolek,” ujar Tatag kepada Solopos.com, Senin (8/4/2024).

Kalau Demokrat tidak mendapat koalisi, Tatag menilai sama saja calon yang mendaftar hanya akan mendapat pepesan kosong. Dalam kacamatanya, harusnya sudah terbentuk koalisi lebih dulu sebelum membuka pendaftaran bakal calon. Tatag juga ingin para ketua atau kader partai memiliki idealisme untuk berani menjadi kontestan dalam Pilkada Sragen 2024.

Sebagai informasi, untuk bisa mengusung paslon sendiri, Parpol harus memiliki minimal 10 kursi di DPRD. Sejauh ini hanya PDIP yang bisa mengusung calon sendiri lantaran diprediksi meraih 15 kursi DPRD Sragen.

Ketua DPC Partai Demokrat Sragen, Budiono Rahmadi, menanggapi pendaftaran cabup-cawabup yang dibuka Partai Demokrat itu sebagai modal awal untuk berkomunikasi dengan partai lain dalam rangka menjalin koalisi. Dengan adanya calon yang mendaftar, kata dia, dapat menjadi media komunikasi dengan partai lain.

Demokrat dan partai lain di luar PDIP juga sama-sama tak bisa mengusung paslon jika tak berkoalisi, sehingga posisinya sama-sama saling membutuhkan.

“Tentu calon yang dimaksud benar-benar memiliki elektabilitas dan integritas yang mumpuni. Atas pertimbangan itulah maka kami jauh-jauh hari membuka pendaftaran cabup-cawabup supaya ada kesempatan untuk lobi-lobi politik,” ujar Budiono yang akrab disapa Mas Bro.

Ia melihat dalam peta politik di Sragen, figur ternyata lebih kuat daripada partai politik. Figur yang dimaksud tentunya adalah figur yang memiliki elektabilitas bagus, punya niat sungguh-sungguh, dan memiliki kemampuan finansial yang memadai.

Budiono menyampaikan pendaftaran itu hanya tahapan awal dan calon yang mendaftar itu akan diuji dan dibuktikan dengan survei. Ketika hasil survei calon itu bagus, jelas dia, maka calon tersebut baru dikomunikasikan dengan parpol lain. “Jadi Demokrat ini sebenarnya membantu figur-figur yang memiliki kemampuan untuk dilobikan dan mendapatkan kendaraan parpol. Koalisi di tingkat nasional sudah ada,” jelasnya.

Terkait koalisi, ia mengatakan parpol yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) pada Pilpres lalu sudah memiliki hubungan emosional. “Demokrat itu hanya butuh satu partai untuk koalisi sudah bisa mengusung calon sendiri. Kelihatannya saling mengunci karena kelihatannya belum memiliki calon yang kuat,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya