Solopos.com, WONOGIRI — SMAN 1 Jatisrono, Wonogiri, memiliki kegiatan ekstrakurikuler atau ekskul jurnalistik dengan produk mulai dari majalah hingga televisi. Hal itu terungkap saat digelar lokakarya jurnalistik bersama Solopos Media Group (SMG) di sekolah tersebut, Rabu (14/6/2023).
Kegiatan tersebut diikuti siswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi Siswa (Fokus), ekstrakurikuler jurnalistik, dan SMAN Jatisrono TV atau SMANJA TV.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Lewat lokakarya yang dipandu manajer program SMG, Damar Sri Prakoso, sebagai pembicara atau pemateri itu para siswa diharapkan meningkatkan keterampilan menulis dan reportase.
Kepala Sekolah SMAN 1 Jatisrono, Wonogiri, Slamet, mengatakan sekolah sengaja mengadakan lokakarya jurnalistik karena memiliki produk jurnalistik berupa majalah Fokus.
Di sisi lain, SMAN 1 Jatisrono memiliki ekstrakurikuler jurnalistik dan produksi audio visual bernama SMANJA TV yang karyanya tidak bisa lepas dari kaidah-kaidah jurnalistik.
Dengan lokakarya jurnalistik itu, Slamet berharap siswa peserta ekskul di SMAN 1 Jatisrono bisa meningkatkan keterampilan menulis dan teknis reportase. Dengan begitu, mereka bisa meningkatkan kualitas produk jurnalistik baik di majalah Fokus maupun SMANJA TV.
Di sisi lain, ilmu yang didapatkan lewat pelatihan itu juga bisa menjadi bekal bagi siswa untuk masa depan. Slamet menilai jurnalistik itu penting karena kerja-kerja jurnalistik tidak jauh dari kerja akademik. Di sana ada pengumpulan dan pengolahan data.
“Itu sangat diperlukan dalam dunia pendidikan. Makanya, kemarin ketika siswa ingin mengadakan lokakarya jurnalistik, tanpa pikir panjang, saya langsung setuju,” kata Slamet saat ditemui Solopos.com di kantornya di SMAN 1 Jatisrono, Wonogiri, Rabu.
Menurut Slamet, produk-produk jurnalistik yang dikeluarkan siswa melalui Majalah Fokus atau SMANJA TV sudah baik. Pesan yang ingin mereka sampaikan melalui kanal-kanal tersebut sudah mampu diterima pembaca.
Ada Struktur Organisasi Redaksi
Tetapi, dia ingin siswa-siswa itu tidak mudah puas dan harus terus meningkatkan keterampilannya. Salah satu peserta lokakarya jurnalistik SMAN 1 Jatisrono, Amanda Selvia, mengaku kerap kesulitan menentukan ide peliputan berita untuk mengisi Majalah Fokus.
Ketika sudah menemukan ide dan melakukan reportase, ia juga tidak jarang bingung menentukan lead atau teras berita. Menurut dia, hal itu juga dialami teman-temannya di SMAN 1 Jatisrono, Wonogiri.
Dalam lokakarya tersebut, masalah-masalah yang dia hadapi diurai dan coba mencari jalan keluarnya. “Sekarang jadi tahu, bagaimana cara menyusun berita. Jadi tahu juga jenis berita ada feature dan straight news,” kata Amanda.
Pembina Majalah Fokus, Moh Amin, menceritakan siswa yang tergabung dalam organisasi Fokus rutin menerbitkan majalah Fokus setiap semester. Karya-karya jurnalistik yang dimuat dalam majalah itu ditulis reporter Fokus atau siswa lain yang mengikuti ekstrakurikuler jurnalistik.
Amin menyampaikan sebagai produk jurnalistik, Fokus juga memiliki struktur organisasi redaksi. Mulai dari reporter, editor, hingga pemimpin redaksi yang semuanya dari siswa yang telah diseleksi dan memiliki minat-bakat dalam kepenulisan.
“Tulisan yang dimuat sudah diseleksi. Tulisan yang dinilai layak dan pantas, baru boleh diterbitkan. Isi majalah Fokus macam-macam, ada reportase, karya sastra, temanya pun beragam” kata Amin.
Sementara itu, Pembina SMANJA TV, Eko Purnomo, menjelaskan SMANJA TV merupakan produk video jurnalistik yang diproduksi siswa SMAN 1 Jatisrono. Produk video itu diunggah di Youtube sebagai sarana belajar siswa memproduksi konten-konten video.
Meski SMANJA TV semula bertujuan sebagai upaya promosi sekolah, produk video yang dikeluarkan juga tidak lepas dari nilai-nilai jurnalistik.
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
