SOLOPOS.COM - Ilustrasi nyamuk demam berdarah. (Reuters)

Solopos.com, WONOGIRI — Jumlah kasus demam berdarah dengue atau DBD di Wonogiri melonjak cukup drastis dalam beberapa pekan terakhir. Dinas Kesehatan (Dinkes) Wonogiri mencatat sejak Januari hingga pekan ketiga Maret 2024 ada 109 kasus DBD.

Dari jumlah tersebut tercatat empat orang meninggal dunia. Data yang diperoleh Solopos.com sebelumnya hingga akhir Februari tercatat baru ada 43 kasus DBD dengan jumlah korban meninggal tiga orang.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Jumlah 109 kasus DBD pada bulan ketiga 2024 tersebut menyamai jumlah kasus sepanjang 2022 yakni 109 kasus dengan tiga orang meninggal dunia. Sedangkan jika dibandingkan data 2023, kasus DBD Wonogiri tahun ini melonjak drastis.

Sepanjang 2023, Dinkes Wonogiri mencatat hanya ada 26 kasus DBD tanpa ada kematian. Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Wonogiri, Satyawati, mengatakan berbagai langkah antisipatif telah dilakukan pemerintah daerah untuk menekan jumlah kasus DBD.

“Untuk antisipasi pastinya melakukan edukasi ke masyarakat terkait bagaimana melakukan pencegahan dengan efektif dan murah,” kata dia saat diwawancarai Solopos.com, Senin (25/3/2024).

Salah satu cara pencegahannya adalah dilakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) secara serentak, rutin, dan berkesinambungan. “Salah satunya kemarin tanggal 8 Maret [2024], bersama Pak Bupati Wonogiri melakukan pencanangan gebrak PSN serentak untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD awal 2024 ini,” kata dia.

Menurutnya, PSN merupakan cara yang efektif untuk menghambat perkembangan nyamuk Aedes aegyti penyebab demam berdarah. Sebab PSN dilakukan salah satunya dengan mencari tempat perindukan atau tempat jentik-jentik nyamuk berada untuk kemudian dimusnahkan.

“Edukasi terkait pencegahan juga sudah kita lakukan dengan berbagai macam cara mulai dari memanfaatkan media cetak maupun digital,” kata dia.

Lalu terkait penanganan jika sudah dilakukan PSN namun masih ditemui jentik-jantik nyamuk maka dilakukan larvasidasi, yakni pemberantasan jentik-jentik dengan menaburkan bubuk larvasida.

Bergeser dari Kawasan Perkotaan

Namun jika cara-cara itu sudah dilakukan namun angka bebas jentik masih rendah, opsi terakhir akan dilakukan fogging fokus atau penyemprotan bahan pembasmi nyamuk.

Pencegahan kasus DBD termasuk di Wonogiri tidak bisa dilakukan satu arah saja, namun juga peran aktif dan keterlibatan masyarakat untuk turut memusnahkan jentik-jentik nyamuk sebelum jadi nyamuk dewasa.

Setyawati mengungkapkan sudah mulai ada kesadaran dari masyarakat untuk aktif melakukan pencegahan. Meski begitu kesadaran itu belum sepenuhnya dimiliki oleh seluruh masyarakat.

Dia mengatakan tahun ini kesadaran di daerah perkotaan lebih bagus jika dibandingkan dengan masyarakat di wilayah perifer (jauh dari perkotaan).

Hal itu berbeda dengan tahun lalu di mana justru tren kasus DBD di perkotaan Wonogiri lebih tinggi ketinbang di wilayah perifer. Sedangkan tahun ini kasus di wilayah kota tidak terlalu banyak.

“Jadi kesadaran yang perlu dimiliki masyarakat adalah bagaimana mencegah agar jentik-jentik itu tidak berubah menjadi nyamuk dewasa,” kata dia.

Ia menuturkan sampai saat ini terus mencari cara agar edukasi atau informasi mengenai cara pencegahan DBD bisa sampai ke masyarakat. “Karena penyakit apa pun, apalagi penyakit potensial wabah itu bisa kita cegah. Cuma kadang-kadang di masyarakat nunggu ada kasus baru bergerak,” kata dia.

Satyawati juga mendorong puskesmas untuk membuat inovasi agar edukasi terkait DBD bisa sampai ke publik. Dia berharap dengan adanya sosialisasi, eduksi, dan komunikasi yang efektif bisa membuat masyarakat memiliki kesadaran penuh untuk menerapkan perilaku hidup sehat.

“Karena kan kuncinya adalah itu sebenarnya, tidak hanya DBD, kalau kita menerapkan perilaku hidup sehat, 95 persen penyakit menular itu bisa kita antisipasi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya