Soloraya
Minggu, 10 Maret 2024 - 20:44 WIB

Mendung, Pengamatan di 2 Observatorium Soloraya Gagal Melihat Hilal Ramadan

Dhima Wahyu Sejati  /  Candra Septian Bantara  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Observatorium Pondok Pesantren (Ponpes) Assalaam Sukoharjo menggelar rukyatul hilal atau pengamatan hilal di Assalam Observatory kompleks pondok setempat, Minggu (10/3/2024) sore. (Solopos/Dhima Wahyu Sejati)

Solopos.com, SOLO — Dua observatorium di Soloraya yang melakukan pengamatan gagal melihat hilal untuk menentukan awal Ramadan 1445 Hijriah atau 2024. Sementara itu, pemerintah melalui Kementerian Agama menetapkan awal Ramadan jatuh pada Selasa (12/3/2024).

Hal itu sesuai keputusan hasil sidang Isbat di Gedung Kemenag RI, Jakarta, Minggu malam. “Hasil Sidang Isbat menetapkan 1 Ramadan 1445 Hijriah jatuh pada hari Selasa,” kata Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas saat konferensi pers penetapan hasil Sidang Isbat, seperti dilansir Antara.

Advertisement

Observatorium Pondok Pesantren (Ponpes) Assalaam, Kartasura, Sukoharjo, yang mengadakan rukyat atau pengamatan hilal penentuan awal Ramadan di Assalaam Observatory kompleks ponpes setempat, Minggu (10/3/2024) sore, tak melihat hilal.

Kepala Observatorium Ponpes Assalam, AR Sugeng Riyadi, kepada wartawan, Minggu, mengatakan Ponpes Assalam menjadi salah satu dari 134 tempat yang melakukan rukyatul hilal. Namun pengamatan sore itu terkendala cuaca mendung.

Advertisement

Kepala Observatorium Ponpes Assalam, AR Sugeng Riyadi, kepada wartawan, Minggu, mengatakan Ponpes Assalam menjadi salah satu dari 134 tempat yang melakukan rukyatul hilal. Namun pengamatan sore itu terkendala cuaca mendung.

“Hari ini ternyata langit Solo sangat mendung sejak tadi pagi sehingga pengamatan hilal mahadi negatif alias hilal tidak bisa diamati,” kata dia. Penyebab lain hilal tidak bisa diamati dari Observatorium Ponpes Assalaam, Kartasura, Sukoharjo, adalah ketinggianya masih di bawah tiga derajat.

Sehingga, menurutnya, meski menggunakan alat yang canggih serta cuaca cerah hilal tidak akan terlihat. “Ketidakberhasilan ini tetap kami laporkan ke Kementerian Agama pusat untuk menjadi pertimbangan Sidang Isbat pada malam ini,” kata dia.

Advertisement

“Untuk teleskop digital itu otomatis bisa mengikuti objek yang dibidik untuk diamati. Walaupun objek itu bergerak tapi teleskop bisa mengikuti,” kata dia

Lantaran hilal tidak terlihat, awal Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa (12/3/2024). Meski begitu Sugeng mengatakan keputusan resmi  mengenai hal itu ada pada sidang Isbat Kementerian Agama pada Minggu (10/3/2024) malam.

Masih di Titik Rendah

Hasil serupa diperoleh Observatorium Asy-Syi’ra Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Solo yang juga menggelar rukyatul hilal dengan metode Imkan Rukyat untuk penentuan awal Ramadan 1445 H/2024, Minggu sore.

Advertisement

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan tim Observatorium Asy-Syi’ra MAN 1 Solo ketinggian hilal tidak memenuhi kriteria untuk ditetapkan sebagai 1 Ramadan 1445 H.

Penanggung Jawab Observatorium Asy-Syi’ra, Nur Janah, mengatakan ketinggilan hilal atau bulan baru adalah 0 derajat 26 menit. Sedangkan jika mengacu pada standar Rukyatul Hilal dengan metode Imkan Rukyat, ketinggian minimalnya adalah 3 derajat dengan sudut elongasi minimal 6,4 derajat.

“Dari hasil pengamatan kami bisa disimpulkan awal Ramadan 1445 H/2024 tidak jatuh malam ini. Ketinggilan hilal atau bulan baru hanya 0 derajat 26 menit. Sedangkan jika mengacu standar Rukyatul Hilal dengan metode Imkan Rukyat, ketinggian minimalnya 3 derajat dengan sudut elongasi minimal 6,4 drajat,” ungkapnya pada Solopos.com.

Advertisement

Menurut Nur Janah, tidak terlihatnya hilal dengan jelas di area Observatorium Asy-Syi’ra MAN 1 Solo disebabkan dua hal. Pertama, cuaca mendung dan posisi bulan saat ini yang masih berada di titik rendah.

Sementara itu, Kepala MAN 1 Solo, Ahmad Wardimin, mengatakan kegiatan rukyatul hilal di lembaga yang ia pimpin rutin digelar tiap tahun. Terutama ketika penentuan 1 Ramadan, 1 Syawal, dan 1 Zulhijah.

Hal itu tidak lepas dari posisi MAN 1 Solo sebagai salah satu titik pemantuan hilal resmi dari Kementerian Agama (Kemenag) di Indonesia.

“MAN 1 Solo itu masuk dalam 134 titik resmi dari Kemenag untuk melakukan rukyatul hilal. Sehingga kami rutin mengadakan kegiatan ini tiap tahunnya,” ujarnya.

MAN 1 Solo juga menindaklanjuti hasil rukyatul hilal sore ini dengan melaporkannya langsung kepada Kementerian Agama untuk menjadi bahan masukan pada sidang Isbat.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif