Soloraya
Senin, 8 April 2024 - 11:00 WIB

Mengenal Ahlen, Tradisi Lebaran yang Eksklusif di Kalijambe Sragen

Fanisa Tasya Nabilla  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi silaturahmi saat Lebaran. (Freepik.com)

Solopos.com, SRAGEN – Bulan Ramadhan 1445 H sudah mendekati ujungnya sebelum tiba hari kemenangan yakni Hari Raya Idulfitri. Umumnya sejumlah daerah di Indonesia memiliki tradisi unik menyambut Hari Raya Lebaran. Begitu pula di Kabupaten Sragen, tepatnya di Kecamatan Kalijambe.

Di sana terdapat tradisi yang bernama Ahlen. Kata “Ahlen” secara etimologi berasal dari bahasa Arab “ahlun” yang artinya keluarga. Ada tradisi lain yang hampir serupa dengan Ahlen tetapi memiliki konten berbeda yaitu Syawalan.

Advertisement

Perbedaan dapat terlihat cukup nyata antara keduanya. Ahlen memiliki sifat lebih eksklusif daripada syawalan. Umumnya pihak yang tidak satu nasab keturunan tidak mengikuti acara Ahlen.

Sedangkan Syawalan bisa diikuti oleh semua kalangan tergantung konteks acara dan siapa saja yang diundang tanpa merujuk pada keturunan atau bani sehingga sifatnya lebih inklusif.

Salah satu daerah di Sragen yang masyarakatnya aktif menjalankan tradisi Ahlen adalah warga di Kecamatan Kalijambe. Hal ini menjadi konsumsi publik bagi mereka dan bersifat mutlak untuk mengadakannya.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang dikutip dari laman Budaya Indonesia, Ahlen banyak dilakukan di antara hari ketiga sampai hari ke enam pasca-Lebaran. Umumnya tradisi ini dilakukan di pagi hari berkumpul di tempat salah satu keluarga yang paling tua dan masih hidup. Tempatnya selalu berganti dari tahun ke tahun.

Tradisi ini diisi dengan pembacaan tahlil untuk para leluhur dan dilanjutkan dengan aktivitas kekeluargaan lainnya, seperti memperkenalkan saudara baru, membagikan THR, dan biasanya diakhiri dengan foto bersama.

Ahlen dipercaya dapat mengakrabkan kembali keluarga. Anggota keluarga akan berkumpul untuk saling bersilaturahmi dan saling bermaaf-maafan. Tradisi Ahlen biasanya dibuat seperti acara pengajian besar-besaran dilengkapi dengan panggung.

Advertisement

Menurut jurnal yang berjudul “Menggali Nilai-Nilai Pendidikan Tali Asih Melalui Tradisi Ahlen di Kecamatan Kalijambe Sragen Jawa Tengah” yang ditulis oleh Azam Syukur Rahmatullah, Ahlen dinilai sebagai tradisi yang bergengsi di kalangan warga setempat.

Alasan yang pertama karena tidak semua wilayah memiliki dan menjalankannya. Kebanyakan wilayah hanya melaksanakan syawalan atau silaturahmi secara umum, tetapi yang sama persis dengan budaya Ahlen nyaris tidak ada.

Selain itu, Ahlen banyak dihadiri oleh keluarga yang sudah mapan dengan indikator mereka mengendarai mobil dengan berbagai macam merek. Artinya tidak hanya kalangan menengah ke bawah tetapi juga dari kalangan menengah ke atas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif