Soloraya
Sabtu, 10 Februari 2024 - 16:20 WIB

Meningkat, Pengeluaran per Kapita Warga Wonogiri Capai Rp1,1 Juta/Bulan

Muhammad Diky Praditia  /  Suharsih  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pengeluaran. (Freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Rata-rata pengeluaran per kapita (orang) warga Wonogiri tercatat mencapai Rp1.139.086 per bulan pada 2023. Angka tersebut meningkat dibandingkan 2022 lalu yang masih di angka Rp929.969 per bulan.

Berdasarkan data Statistik Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Wonogiri 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik atau BPS Wonogiri pada 28 Desember 2023, pengeluaran per kapita terbesar warga Wonogiri masih untuk konsumsi makanan meski selisihnya kecil dibandingkan pengeluaran untuk konsumsi nonmakanan.

Advertisement

Berdasarkan data yang dilihat Solopos.com, Sabtu (10/2/2024), pengeluaran per kapita untuk konsumsi makanan pada 2023 senilai Rp571.343 per bulan sedangkan konsumsi nonmakanan senilai Rp567.743 per bulan.

Perlu diketahui, pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi jumlah anggota rumah tangga tersebut. Pengeluaran per kapita dibagi menjadi dua yakni untuk konsumsi makanan dan konsumsi nonmakanan.

Advertisement

Perlu diketahui, pengeluaran per kapita adalah biaya yang dikeluarkan untuk konsumsi semua anggota rumah tangga selama sebulan dibagi jumlah anggota rumah tangga tersebut. Pengeluaran per kapita dibagi menjadi dua yakni untuk konsumsi makanan dan konsumsi nonmakanan.

Berdasarkan data yang sama, pengeluaran konsumsi makanan paling banyak untuk makanan dan minuman jadi, padi-padian, rokok dan tembakau, sayur-sayuran, dan daging. Sedangkan pengeluaran nonmakanan paling banyak tersedot untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, serta barang tahan lama.

Pengeluaran Nonmakanan Meningkat

Dibandingkan data yang sama pada 2022, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan warga Wonogiri pada 2023 naik senilai Rp212.117. Peningkatan paling signifikan terlihat pada pengeluaran konsumsi nonmakanan di mana pada 2022, menurut data Indikator Kesejahteraan Rakyat Wonogiri 2022 dari BPS, hanya Rp416.692 per bulan menjadi Rp567.743 per bulan pada 2023.

Advertisement

Berdasarkan data BPS, 26 dari 100 penduduk usia 15 tahun ke atas di Wonogiri merokok dengan rata-rata yang diisap per pekan (7 hari) mencapai 78,71 batang.

Sebelumnya, BPS Wonogiri juga merilis tingkat inflasi selama Januari 2023–Januari 2024 Kota Sukses mencapai 3,56%. Angka inflasi itu disebut masih tergolong aman meski lebih tinggi dibanding tingkat inflasi nasional yang berada di angka 2,57% maupun inflasi Jawa Tengah sebesar 2,69%.

Dalam rapat di Ruang Girimanik, Sekretariat Daerah Wonogiri, Jumat (2/2/2024), BPS menyebut ada 11 kelompok pengeluaran yang menjadi penentu tingkat inflasi di Wonogiri.

Advertisement

Beberapa kelompok pengeluaran itu antara lain makanan, minuman, dan tembakau; kesehatan; perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga; dan perawatan pribadi dan jasa lainnya.

Data BPS Wonogiri menyebutkan inflasi year on year (yoy) selama setahun terakhir sebesar 3,56%. Dari 11 kelompok pengeluaran, tingkat inflasi tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yaitu sebesar 9,7%.

Kelompok ini menyumbang inflasi 3,09%. Komoditas yang dominan menyumbang inflasi dalam kelompok itu antara lain beras, sigaret kretek mesin, gula pasir, sayuran, dan daging ayam.

Advertisement

Kenaikan Harga Beras dan Rokok

Kelompok pengeluaran yang menyumbang inflasi tertinggi kedua yaitu perawatan pribadi dan jasa lainnya yang mencapai 0,26%. Tingkat inflasi pada kelompok ini sebesar 4,12%. Komoditas dalam kelompok ini yang dominan memberikan andil pada inflasi antara lain sabun, mandi, emas perhiasan, dan diapers.

Kepala BPS Wonogiri, Rahmad Iswanto, menerangkan beras memiliki andil besar pada tingkat inflasi di Wonogiri. Kenaikan harga beras selama setahun terakhir berpengaruh terhadap kenaikan harga barang-barang lain. Selain beras, rokok menyumbang inflasi yang cukup siginifkan.

Rahmad menjelaskan kenaikan harga beras bisa disebabkan karena produksi atau pasokan beras di Wonogiri berkurang. Sementara permintaan terus naik. Sedangkan kenaikan harga rokok diakibatkan kebijakan fiskal berupa peningkatan harga cukai komoditas itu.

“Secara umum, harga bahan-bahan makanan seperti beras, sayur, dan sebagainya itu naik dan menyebabkan inflasi,” kata Rahmad saat diwawancarai Solopos.com di Sekretariat Daerah Wonogiri, Jumat.

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyampaikan ada kenaikan inflasi di Wonogiri. Pada 2022, dia menyebut inflasi Wonogiri tidak lebih dari 2%. Kendati inflasi saat ini masih dalam taraf terkontrol, Pemkab segera berkoordinasi dengan dinas terkait untuk mengambil langkah kebijakan agar kenaikan harga itu tetap terkontrol untuk satu tahun mendatang.

Dia menyampaikan makanan terutama beras dan kebutuhan pokok lain akan mendapatkan perhatian khusus dari Pemkab dalam upaya pengendalian inflasi. Selama ini, Wonogiri surplus produksi beras sampai lebih dari 100.000 ton per tahun.

Tetapi kenyataan di lapangan, banyak beras lokal yang dibawa keluar daerah oleh tengkulak-tengkulak besar. Di samping itu, pada 2023, produksi beras di Wonogiri tidak optimal akibat anomali cuaca dan El Nino.

”Inflasi ini kami anggap warning alarm bagi kami. Jangan sampai nanti malah daya beli masyarakat melemah, ekonomi terganggu,” jelas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif