SOLOPOS.COM - Daniel Wijanarko, 57, seorang pensiunan perusahaan otomotif menunjukkan salah satu buah durian Musang King yang dia tanam di kebunnya di Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Sabtu (9/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Berawal dari hobi, kebun durian di antara areal persawahan Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Klaten, ini kini menjadi ladang usaha pemiliknya. Kebun bernama Tana Durian itu didominasi pohon durian Musang King yang disebut-sebut sebagai durian terenak di dunia.

Ada 33 pohon durian Musang King di kebun tersebut. Sisanya ada empat pohon durian lokal yakni tiga pohon durian Pelangi dan satu pohon durian Bawor. Total ada 37 pohon Si Raja Buah di kebun tersebut.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Di antara pohon durian, terdapat pohon buah lainnya seperti jambu kristal yang bisa menjadi sumber makanan kelelewar, hewan liar yang bisa membantu penyerbukan buah durian.

Puluhan pohon durian memenuhi area kebun dari sisi depan hingga belakang dengan total luas lahan sekitar 3.000 meter persegi. Di tengah kebun durian di Desa Granting, Klaten, itu terdapat bangunan berlantai dua dengan halamannya yang asri dan membikin betah pengunjung untuk berlama-lama di tempat itu.

Tak sekadar menikmati durian, di tempat itu pengunjung bisa menikmati sajian kopi durian, es durian, serta menu lainnya. Bagi yang ingin berkunjung ke Tana Durian, pemilik menyarankan untuk reservasi terlebih dahulu melalui akun Instagram @tanadurian. Jika durian belum masak, pemilik menyiapkan durian-durian lokal berkualitas super yang dijamin lezat.

Kebun itu milik Daniel Wijanarko, 57, seorang pensiunan salah satu perusahaan otomotif. Daniel membeli lahan itu dan menyulapnya menjadi kebun durian sejak tujuh tahun silam. Daniel merawat pohon-pohon tersebut dari bibit dan mulai berbuah pada usia rata-rata lima tahun.

Belajar Autodidak

Kecintaan Daniel pada Si Raja Buah itu tumbuh sudah sejak lama. Kala masih aktif bekerja dan kerap berpindah-pindah kota tempat kerja, Daniel menjadi penikmat durian.

Dari kecintaan tersebut, Daniel memutuskan membeli lahan untuk dijadikan kebun durian dan pilihannya jatuh di Klaten lantaran dekat dengan tanah kelahiran istrinya yang orang Klaten.

kebun durian klaten
Pengunjung menikmati suasana dan durian di kebun Tana Durian, Desa Granting, Kecamatan Jogonalan, Klaten, Sabtu (9/9/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Pria tersebut awalnya belajar menanam durian secara autodidak dengan berselancar melalui dunia maya. Dia kemudian bergabung dengan komunitas dan belajar dengan teman-temannya di perguruan tinggi. Ketelatenannya menuai hasil dengan pohon-pohon yang dia tanam mulai berbuah.

Awalnya, Daniel berkebun durian untuk mengisi hari-harinya selepas pensiun. Tak ada pikiran untuk mengembangkannya menjadi usaha. Buah durian yang dipanen dari kebun dia nikmati bersama keluarga dan teman-temannya.

Sesekali dia mengundang teman-temannya untuk menikmati durian hasil kebun. “Awal konsepnya itu baru skala hobi. Ketika teman-teman ngumpul di sini, bisa menikmati durian. Akhirnya ada yang tanya dijual enggak. Ya sudah saya beri harga,” kata Daniel saat ditemui Solopos.com di kebun Tana Durian, Sabtu (9/9/2023).

Tak disangka, hobi berkebun itu berbuah hasil. Daniel mendapatkan banyak pesanan. Apalagi ketika dia mulai mengunggah hasil kebunnya ke media sosial. Belum sampai panen, buah durian yang masih bergelantungan di kebun miliknya di Klaten sudah ada pemesan yang inden jauh-jauh hari.

Belum Panen Sudah Ada 100 Pemesan

Menjelang musim panen raya di kebun itu pada November-Oktober 2023, sudah ada 100 pemesan durian di kebun Tana Durian. Mereka menanti durian yang sudah dipesan masak di pohon. Pemesannya dari berbagai daerah mulai Jakarta, Bogor, Bandung, Semarang, serta Surabaya.

Soal harga, Daniel membanderol harga durian Musang King yang ditanam senilai Rp300.000 per kg dan Rp100.000 per kg untuk durian lokal seperti durian Bawor. Harga itu tentu jauh lebih miring dibandingkan harga durian di supermarket.

Sementara kopi durian yang disajikan di kebun di Granting, Klaten, itu dibanderol dengan harga mulai Rp12.000 per gelas. Kopi yang digunakan yakni jenis kopi robusta. Sementara es durian dibanderol dengan harga mulai dari Rp15.000 dengan resep racikan sendiri.

Daniel mengatakan per pohon rata-rata bisa menghasilkan 20-30 buah. Untuk durian Musang King, buah terberat memiliki bobot sekitar 2 kg. Rata-rata usia panen sekitar 120 hari. Dengan ketelatenannya, Daniel bisa memanen durian sepanjang tahun tanpa mengenal musim.

Daniel menjelaskan saban akhir pekan rata-rata ada 20 pengunjung di Tana Durian. Di tempat itu, Daniel tak sungkan untuk berbagi tips soal cara budi daya durian.

Salah satu pengunjung, Yayuk, mengaku baru kali pertama berkunjung ke tempat itu. Ibu-ibu asal Jakarta itu sengaja datang ke kebun tersebut lantaran rasa penasarannya dengan kebun durian milik Daniel.

“Di sini kopi duriannya mantap. Manisnya dapat pahitnya ada, pokoknya rasa duian di sini benar-benar tidak mengecewakan. Saya yang biasanya tidak doyan minum kopi, di sini bisa menikmatinya,” kata Yayuk.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya