SOLOPOS.COM - Ilustrasi penganiayaan. (freepik.com)

Solopos.com, WONOGIRI — Pria warga Desa Gondangsari, Jatisrono, Wonogiri, AD, yang menjadi korban penganiayaan oleh sejumlah orang gara-gara unggahan video di akun Tiktoknya mengaku merasa terancam hingga tak berani pulang ke rumahnya.

Sejak penganiayaan yang dialaminya, AD belum kembali ke rumahnya. Korban dan keluarganya mengaku masih trauma. Kepada Solopos.com yang menghubunginya, Senin (4/9/2023), AD mengakui memang mengunggah video di akun Tiktok miliknya, @lagaligo_voly, yang kemudian dianggap menyinggung warga Desa Gunungsari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

“Pada Jumat [25/8/2023] malam, saya tiba-tiba dipanggil dan dijemput orang untuk dibawa ke rumah pak kades [Gunungsari], dimintai klarifikasi atas unggahan video Tiktok itu,” kata AD. 

AD kemudian pergi ke rumah Kepala Desa Gunungsari naik mobil dengan anak dan istrinya. Begitu turun dari mobil, tiba-tiba dia mendapatkan pukulan dari beberapa warga Desa Gunungsari. Peristiwa penganiayaan terhadap warga Gondangsari, Jatisrono, Wonogiri, itu terjadi di depan rumah Kepala Desa Gunungsari.

“Setelah dipukuli, saya dibawa ke dalam rumah. Disuruh duduk. Sebelum duduk saya dipukul lagi. Pemukulan itu terjadi di depan istri dan anak saya. Di sana saya diminta bikin video permintaan maaf sesuai apa yang diminta orang di sana dan disuruh menghapus video yang saya unggah kemarin,” ujar dia.

Menurut AD, video yang dia buat soal tim voli desanya yang mengenakan kostum bermotif seragam SD itu sama sekali tidak bermaksud menyinggung tim voli atau warga Desa Gunungsari.

Apalagi rumah istrinya atau mertuanya juga di Desa Gunungsari. Video itu hanya sebagai konten biasa yang dia anggap menampilkan sesuatu yang lucu. Tetapi, ternyata hal itu ditanggapi berbeda oleh warga Desa Gunungsari.

Warga Jatisrono, Wonogiri, itu melanjutkan setelah mengalami penganiayaan di rumah Kepala Desa Gunungsari itu, dia membuat video permintaan maaf kepada warga Gunungsari atas unggahan video sebelumnya. Video permintaan maaf itu diminta untuk diunggah di akun Tiktok pribadinya. 

Pergi Keluar Kota

“Kata-kata permintaan itu dibuat sana. Saat ada kata-kata yang saya ucapkan dalam video permintaan maaf itu saya tambahi, saya dipukul dari belakang. Saya diancam akan diteruskan massa kalau berani menghapus video permintaan maaf saya itu. Selain itu mereka juga mengancam akan membakar toko ban saya,” ucapnya.

Dia melanjutkan setelah video permintaan maaf selesai dibuat, malam itu AD pulang diantar kepala desa. Hal itu agar dia tidak lagi menjadi sasaran amukan massa yang sudah berkumpul di luar rumah kepala desa.

Malam itu juga AD memutuskan untuk menjalani visum di salah satu rumah sakit. Keesokan harinya, Sabtu (26/8/2023), pria Jatisono itu melaporkan kejadian penganiayaan tersebut ke Polres Wonogiri. Setelah itu dia pergi dari rumah bersama istri dan anaknya ke luar kota. 

“Saya pergi ke luar kota sejak kejadian itu. Saya belum berani pulang karena saya merasa terancam. Setelah kejadian itu, saya juga masih diancam. Istri saya sampai saat ini masih trauma karena dia melihat secara langsung saya dipukuli,” kata dia.

Kepala Desa Gunungsari, Sudiyono, saat dihubungi Solopos.com, Senin, membenarkan ada kejadian pemukulan terhadap AD di rumahnya. Namun, Sudiyono mengaku ia dan sejumlah tokoh masyarakat yang berada di sana sama sekali tidak membiarkan hal itu terjadi. 

Sudiyono menjelaskan sebelum kejadian pemukulan itu, sebenarnya AD memang diundang ke rumahnya untuk dimintai klarifikasi atas unggahan video di akun Tiktoknya tersebut.

Saat peristiwa penganiayaan itu, Sudiyono mengatakan di rumahnya, tidak hanya ada tokoh dari Desa Gunungsari, tetapi juga dari Desa Gondangsari, termasuk Kepala Desa Gondangsari, Jatisrono, Wonogiri, Tukiran, dan perangkat desa lain yang juga masih memiliki hubungan kekerabatan dengan AD.

Dari penuturan Sudiyono, AD pada Jumat itu sebenarnya sudah diundang dan diminta datang ke rumah Kepala Desa Gunungsari. Namun, AD tidak kunjung datang, padahal sudah dihubungi berkali-kali oleh Sekretaris Desa Gondangsari yang juga merupakan kerabatnya.

Kepala Desa Dorong Penyelesaian secara Kekeluargaan

AD akhirnya dijemput di rumahnya karena tidak merespons dan tidak kunjung datang. Dia dijemput Sekretaris Desa Gondangsari dan tokoh masyarakat setempat.

“Sampai di depan rumah saya, ternyata dia dipukuli sejumlah orang. Saya yang berada di dalam bersama Kades Gondangsari dan tokoh masyarakat, awalnya sama sekali tidak tahu ada pemukulan itu di luar rumah,” kata Sudiyono.

“Memang pada saat itu sudah ada sejumlah pemuda di luar rumah saya. Akhirnya kami minta AD itu dibawa ke dalam. Saya minta tindakan pemukulan itu tidak dilakukan,” tandasnya.

Di dalam rumah itu, AD dimintai klarifikasi atas unggahan video yang dianggap menyinggung warga Desa Gunungsari. Sudiyono menyebut memang ada penganiayaan lagi terhadap pria Gondangsari, Jatisrono, Wonogiri, itu di dalam rumahnya, tetapi itu sama sekali bukan atas perintahnya.

Dia justru melerai dan meminta warga agar tidak menggunakan kekerasan. Di dalam rumah itu pula, dia membuat video permintaan maaf yang ditujukan kepada warga Desa Gunungsari.

“Sebetulnya, permasalahan antara tim voli Gondangsari dan Gunungsari itu sudah selesai waktu mediasi di Kantor Kecamatan Jatisrono bersama Pak Camat. AD itu sebenarnya juga sudah diperingatkan teman-temannya di tim voli Gondangsari untuk tidak membuat video-video seperti itu. Tetapi dia tetap membuat video itu. Malahan, dia katanya ngomong bahwa itu urusan pribadi, tidak menyangkut tim voli kalau terjadi apa-apa,” ucap dia.

Sudiyono menyampaikan persoalan penganiayaan terhadap pria Gondangsari, Jatisrono, Wonogiri, itu juga sebetulnya bisa diselesaikan dengan kekeluargaan. Dia menilai kasus itu disebabkan karena kesalahpahaman. Selain itu kurangnya komunikasi antara kedua pihak.

Ihwal korban yang masih takut pulang rumah karena merasa terancam, menurutnya AD sebaiknya segera kembali ke rumah. Dia meyakinkan warganya tidak akan melakukan kekerasan lagi. Lagi pula kasus itu saat ini masih ditangani kepolisian.



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya