SOLOPOS.COM - Kesenian gedruk ditampilkan di acara bertajuk Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan di Dusun Ngetrep, Desa Kemuning, Karanganyar pada Selasa (1/8/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Atraksi seni dan budaya bertajuk Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan digelar pemuda Dusun Ngetrep, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar pada Selasa (1/8/2023). Selain pentas seni budaya, kirab gunungan hasil bumi dan pusaka digelar sebagai ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, atraksi seni dan budaya ditampilkan para pemuda di lapangan Padepokan Ismoro Tunggal mulai pukul 14.00 WIB. Penampilan seni budaya ditampilkan seperti tari jathilan, gedruk, hingga kesenian reog.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ratusan penonton dari kalangan bapak, ibu, anak-anak, hingga sejumlah turis asing alias bule tampak menonton penampilan seni dan budaya tersebut. Para penonton terpukau dengan penampilan seni dan budaya itu.

tradisi gedruk Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan Ngargoyoso karanganyar
Sejumlah turis asing melihat kesenian gedruk di acara Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan di Dusun Ngetrep, Desa Kemuning, Karanganyar pada Selasa (1/8/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Koordinator kegiatan, Dwijo Narimo, mengatakan atraksi seni dan budaya Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan digelar dalam rangka menyambut Bulan Sura. Kegiatan diawali dengan serangkaian pertunjukan kesenian pada Senin (31/7/2023) malam. Kemudian dilanjutkan keesokan hari dengan penampilan kesenian jathilan, gedruk, hingga puncaknya akan digelar kenduren dan kirab budaya.

Kenduren dan kirab budaya dimulai selepas isya. Warga akan membawa aneka makanan, lalu dikirab bersama gunungan hasil bumi dan pusaka. “Gunungan hasil bumi dan kenduren ini sebagai bentuk wujud rasa syukur kami kepada Sang Maha Kuasa,” kata dia.

Gunungan hasil bumi akan didoakan dan diperebutkan oleh warga setempat. Warga mempercayai hasil bumi ini membawa berkah bagi lingkungan di sana. Selain hasil bumi, juga akan dikirab pusaka seperti keris, tombak, dan lainnya. Kegiatan tahunan yang rutin digelar setiap Bulan Sura ini diharapkan mampu melestarikan budaya bangsa.

“Kegiatan ini upaya kami sebagai pemuda yang menguri-uri kebudayaan bangsa di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya