Soloraya
Selasa, 1 Agustus 2023 - 17:34 WIB

Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan di Kemuning Karanganyar Ditonton Turis Asing 

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kesenian gedruk ditampilkan di acara bertajuk Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan di Dusun Ngetrep, Desa Kemuning, Karanganyar pada Selasa (1/8/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Atraksi seni dan budaya bertajuk Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan digelar pemuda Dusun Ngetrep, Desa Kemuning, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar pada Selasa (1/8/2023). Selain pentas seni budaya, kirab gunungan hasil bumi dan pusaka digelar sebagai ucapan rasa syukur masyarakat setempat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, atraksi seni dan budaya ditampilkan para pemuda di lapangan Padepokan Ismoro Tunggal mulai pukul 14.00 WIB. Penampilan seni budaya ditampilkan seperti tari jathilan, gedruk, hingga kesenian reog.

Advertisement

Ratusan penonton dari kalangan bapak, ibu, anak-anak, hingga sejumlah turis asing alias bule tampak menonton penampilan seni dan budaya tersebut. Para penonton terpukau dengan penampilan seni dan budaya itu.

Sejumlah turis asing melihat kesenian gedruk di acara Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan di Dusun Ngetrep, Desa Kemuning, Karanganyar pada Selasa (1/8/2023). (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Koordinator kegiatan, Dwijo Narimo, mengatakan atraksi seni dan budaya Merti Gunung Mapag Padhang Mbulan digelar dalam rangka menyambut Bulan Sura. Kegiatan diawali dengan serangkaian pertunjukan kesenian pada Senin (31/7/2023) malam. Kemudian dilanjutkan keesokan hari dengan penampilan kesenian jathilan, gedruk, hingga puncaknya akan digelar kenduren dan kirab budaya.

Kenduren dan kirab budaya dimulai selepas isya. Warga akan membawa aneka makanan, lalu dikirab bersama gunungan hasil bumi dan pusaka. “Gunungan hasil bumi dan kenduren ini sebagai bentuk wujud rasa syukur kami kepada Sang Maha Kuasa,” kata dia.

Advertisement

Gunungan hasil bumi akan didoakan dan diperebutkan oleh warga setempat. Warga mempercayai hasil bumi ini membawa berkah bagi lingkungan di sana. Selain hasil bumi, juga akan dikirab pusaka seperti keris, tombak, dan lainnya. Kegiatan tahunan yang rutin digelar setiap Bulan Sura ini diharapkan mampu melestarikan budaya bangsa.

“Kegiatan ini upaya kami sebagai pemuda yang menguri-uri kebudayaan bangsa di tengah kemajuan teknologi yang semakin pesat,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif