SOLOPOS.COM - Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo bersama para petani mempersiapkan penyemprotan hama wereng di Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo pada Jumat (17/6/2023). (Istimewa/DPP Kabupaten Sukoharjo)

Solopos.com, SUKOHARJO — Petani Sukoharjo diminta bersiap menghadapi masa tanam yang diprediksi tiba pada Juli 2023 dengan mewaspadai serangan hama wereng dan menyediakan pompa air.

Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo melakukan antisipasi serentak dalam pengendalian hama wereng yang mulai merebak. 

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Selain itu pompanisasi irigasi juga segera diterapkan di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari demi menghindari prediksi musim kemarau panjang.

Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan Kabupaten Sukoharjo Bagas Windaryatno mengatakan hasil pengamatan penyuluh pertanian dan pengamat hama, telur-telur wereng tampak mulai menetas. 

Menurut Bagas, dari pemantauan tersebut terpantau ada migrasi wereng coklat dari wilayah yang baru saja panen ke daerah yang baru mulai tanam, seperti di Mojolaban dan Kecamatan Sukoharjo.

“Di Mojolaban sudah mulai nampak gejala serangan, ada satu hamparan sekitar 50 hektare di Palur, Mojolaban [terkena wereng coklat],” ungkap Bagas, Sabtu (17/6/2023).

Pihaknya telah melakukan pengendalian hama secara serempak pada Kamis (15/6/2023).

“Hal yang sama juga terdeteksi di Kelurahan/Kecamatan/Kabupaten Sukoharjo. Secara serempak pula, petani digerakkan untuk melakukan penyemprotan pada Jumat (16/6/2023),” imbuhnya.

Ditambahkan Bagas, musim tanam yang diprediksi berlangsung pada Juni-Juli kali ini merupakan musim yang ditunggu-tunggu para petani. 

Sebab menurutnya para petani mengharapkan hasil panen melimpah dan harga gabah tinggi. Sehingga upaya pengendalian hama secara serempak menurutnya perlu dilakukan supaya tidak terjadi serangan.

Menurut Bagas, saat ini pihaknya telah berupaya mengendalikan hama tersebut secara serentak di 12 kecamatan. 

Pengendalian itum, kata Bagas, sudah disosialisasikan melalui para penyuluh. Sementara para petani cukup membawa alat semprot, karena DPP Sukoharjo telah menyediakan obat pengendali hama.

Pada bagian lain, pompanisasi untuk irigasi juga akan diterapkan di Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari pada Juli mendatang. Enam mesin pompa bakal mulai dioperasikan saat musim tanam tiba.

Kepala Desa Majasto, Kecamatan Tawangsari Rudi Hartono mengakui setidaknya ada enam mesin pompa yang akan dioperasikan pada pertengahan Juli mendatang. 

Mesin tersebut akan mengairi sekitar 150 hektare lebih tanaman padi. Dia menyebut di Desa Majasto, Tawangsari, Sukoharjo telah ada saluran irigasi teknis, namun sayangnya saluran tersebut seringkali tidak mencukupi kebutuhan irigasi. 

Mengingat, lokasi irigasi tersebut berada di paling ujung desa, sehingga air dari saluran irigasi sering tidak sampai ke area persawahan Desa Majasto.

“Maka dilakukan pompanisasi dari Sungai Dengkeng dan Sungai Bengawan Solo melalui enam unit pompa yang akan dioperasikan,” katanya.

Menurut Rudi, pompanisasi akan dilakukan menggunakan mesin diesel 24 PK, pompa modifikasi yang memakai Colt T hingga pompa yang menggunakan mesin bekas bus. 

Menurutnya penggunaan pompa tersebut sebagai tindak lanjut atas imbauan Bupati Sukoharjo Etik Suryani, terkait antisipasi cuaca pada musim panen yang diprediksi mengalami musim kemarau panjang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya