Soloraya
Selasa, 5 Desember 2023 - 17:00 WIB

Nenek-nenek Hanyut di Bengawan Solo, Puluhan Personel SAR Sragen Dikerahkan

Tri Rahayu  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tim SAR dan BPBD Sragen bersama polisi dan warga melakukan pencarian terhadap jasat korban nenek-nenek yang hanyut di Bengawan Solo, tepatnya di Dukuh Ngadirojo, Desa Sambungmacan, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, Selasa (5/12/2023). (Istimewa/Nugroho)

Solopos.com, SRAGEN — Seorang nenek-nenek asal Dukuh Ngadirojo RT 001, Desa Sambungmacan, Kecamatan Sambungmacan, Sragen, hanyut saat menyeberangi Bengawan Solo, Selasa (5/12/2023) siang. Perempuan lanjut usia yang diketahui bernama Sulami, 68, itu menyeberangi sudetan Bengawan Solo dengan kedalaman sekitar 50 cm.

Pencarian jasad korban yang diketahui hanyut sekitar pukul 12.00 WIB, melibatkan puluhan personel gabungan SAR se-Kabupaten Sragen. Mereka menyisir Sungai Bengawan Solo hingga di perbatasan Jawa Tengah (Jateng) dan Jawa Timur (Jatim).

Advertisement

Camat Sambungmacan, Joko Santoso, mengungkapkan awalnya korban berangkat ke sawahnya di Pulau Sepatu yang terletak di seberang sudetan Bengawan Solo pada pagi hari. Saat pagi hari air belum pasang sehingga masih mudah untuk diseberangi.

Setelah dari sawahnya, kata dia, saat mendengar azan Zuhur, korban pulang ke rumah. “Rumah korban dan sungai itu cukup dekat, yakni di sekitar pintu masuk menuju ke Pulau Sepatu itu. Nah, saat pulang itulah, korban menyeberang lagi. Tiba-tiba volume air meningkat karena ada peningkatan debit dari hulu. Istilahnya banyune neka,” jelasnya.

Saat menyeberang, ia diikuti tetangganya bernama Jumadi dari belakang. Dari pinggir terlihat air dangkal tetapi begitu sampai tengah air pasang dengan kedalaman hampir sedagu orang dewasa.

Advertisement

“Entah terpeleset atau bagaimana, tahu-tahu korban terjatuh dan hanyut terbawa arus air. Jarak tergelincir sampai tidak terlihat itu sekitar 25 meter,” jelas Joko.

Aliran Bengawan Solo di Ngadirojo itu melengkung membentuk seperti huruf U dengan ujung di sisi utara. Pada zaman dulu, aliran air itu dipecah dengan sudetan di sisi selatan sehingga terdapat pulau di tengah sungai. Pulau itu kalau dilihat dari atas seperti membentuk sepatu sehingga pulau itu disebut Pulau Sepatu.

Korban berkulit sawo matang, memakai caping, jilbab  hitam, kebaya gelap, dan memakai celana pendek warna gelap. Pihak keluarga sudah mengetahui peristiwa itu. Pencarian dimulai sekitar pukul 12.30 WIB.

Advertisement

Kapolsek Sambungmacan Iptu Widarto turut serta dalam pencarian korban. Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sragen, Giyanto, menyampaikan seluruh SAR se-Kabupaten Sragen turut serta dalam pencarian korban. Dia mengatakan dari Badan SAR Nasional (Basarnas) juga hadir. Hingga pukul 16.00 WIB, jenazah belum ditemukan.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif