Solopos.com, KARANGANYAR — Peristiwa dosen di salah satu perguruan tinggi swasta di Kota Solo, Kustanto, 50, yang dikirimi paket berisi belasan ular mendapat tanggapan dari Ketua Umum Exalos Indonesia, Koptu Janu Wahyu Widodo.
Janu yang biasa mengevakuasi ular berbisa memastikan belasan ular yang dikirim sebagai paket tersebut tidak berbisa.
Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah
Janu Widodo mengatakan, ular yang dipaketkan ke dosen yang tinggal di Colomadu itu jenis Dendrelaphis pictus atau yang dikenal dengan nama talipicis.
Ular talipicis berwarna cokelat muda dan motif garis pada tubuhnya.
Menurutnya, binatang melata itu akan mengeluarkan bintik biru pada tubuhnya jika terprovokasi.
Ular pemakan kadal dan katak yang biasa aktif di siang hari tersebut bisa mencapai panjang hingga 1,4 meter.
“Ularnya ternyata tali picis, tidak berbisa. Ini ular pohon, masih banyak di Soloraya,” ujar Janu kepada Solopos.com melalui telepon, Senin (14/8/2023).
Janu menjelaskan di wilayah Soloraya ada tiga jenis ular berwarna hijau dan beberapa jenis ular berwarna kehijauan.
Ular hijau yang berbisa tinggi bernama Trimeresurus insularis yang dikenal sebagai ular hijau ekor merah (gadung luwuk).
Ular ini tergolong viper dan bisanya bisa menyebabkan kematian bagi orang yang daya tahan tubuhnya rendah.
Kemudian yang berbisa rendah, kata Janu, bernama Ahaetula prasina yang biasa disebut ular pucuk.
“Kemudian yang berwarna hijau lainnya disebut ular bajing, tidak berbisa. Nama latinnya Gonyosoma oxicephalum,” ujar anggota TNI yang kerap melakukan edukasi tentang ular ke berbagai daerah di Indonesia ini.
Sedangkan tentang ular talipicis yang dikirimkan ke dosen di Colomadu, Janu menyebut warnanya cokelat tua di punggung, bergaris hitam dan putih, dan kehijauan di perut.
Ia memastikan ular jenis ini tidak berbisa sehingga tidak membahayakan jika menggigit orang.
“Kalau talipicis kehijauannya hanya di bagian perut. Masyarakat awam kan menganggap semua ular berbisa padahal tidak. Ada klasifikasinya yaitu berbisa tinggi, berbisa rendah-sedang dan tidak berbisa. Talipicis termasuk yang tidak berbisa,” katanya.
Sementara itu, Camat Colomadu Sriono Budi Santoso mengatakan kasus dosen yang dikirimi paket belasan ular tersebut masih diselidiki polisi.
“Masih diselidiki,” katanya.
Diberitakan sebelumnya, seorang dosen salah satu perguruan tinggi swasta di Solo, Kustanto, dikirimi paket berisi belasan ular.
Paket tak biasa itu dikirim orang tak dikenal ke kediamannya di Perumahan Puri Malangjiwan Indah III Colomadu, Kabupaten Karanganyar.
Aksi teror paket ular terjadi pada Kamis (9/8/2023) lalu, tepatnya selepas Asar.
Saat itu sebuah paket diletakkan di kursi plastik di pos penjagaan di perumahan tersebut tanpa diketahui siapa pengirimnya.
Oleh petugas keamanan setempat paket dilihat yang ternyata ditujukan kepada Kustanto.
Penjaga perumahan lantas membawa paket tersebut ke kediaman Kustanto yang diterima oleh istrinya.
Paket tersebut kemudian dibuka dan ternyata berisi belasan ekor ular.
Saking takutnya, istri Kustanto meminta bantuan petugas keamanan untuk membawa kembali paket berisi ular tersebut.
Akhirnya aparat Polsek Colomadu dibantu sukarelawan setempat turun tangan mengevakuasi ular-ular tersebut.
“Ular yang dikirim jumlahnya 12 ekor,” kata Camat Colomadu Sriono.
Dia mengatakan ular yang dikirimkan berjenis tali picis yang panjangnya rata-rata 40-60 sentimeter.