SOLOPOS.COM - Situasi pedagang bambu yang berdekatan dengan los unggas dan penyembelihan unggas terlihat lengang di Pasar Sukowati Sragen, Kamis (26/10/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pasar Sukowati di Nglangon, Kelurahan Karangtengah, Kecamatan Sragen, Kabupaten Sragen akan ditata ulang. Penataan pasar baru ini berdampak pada pedagang bambu yang bakal direlokasi pada 2023 ini.

Pasar Sukowati yang baru tahun ini resmi beroperasi menghadapi sejumlah persoalan. Mulai dari keluhan pedagang soal pengelolaan parkir, pengelolaan limbah penyembelihan unggas, hingga penurunan omzet.

Promosi Strategi Telkom Jaga Jaringan Demi Layanan Telekomunikasi Prima

Saat Solopos.com meninjau ke pasar tepatnya ke lokasi penyembelihan unggas pada Kamis (26/10/2023) kondisinya sudah lebih baik, tak begitu kumuh. Namun bau kurang sedap masih tercium. Instalasi pengolahan air limbah (IPAL) di sana kurang memadai.  Para pedagang ayam yang sudah memiliki los di dalam pasar memilih berjualan di luar pasar agar dagangannya laku.

Menurut informasi yang diterima Solopos.com, setiap pagi ada seratusan pedagang ayam beronjongan yang mangkal di lokasi penjualan bambu. Akibatnya, pedagang bambu tak bisa melakukan bongkar muat barang.

Salah seorang pedagang ayam yang sudah puluhan tahun berjualan, Jamin, 51, mengaku pendapatannya anjlok sampai 50% sejak menempati Pasar Sukowati karena minimnya pengunjung. Meskipun memiliki los di dalam pasar, Jamin memilih berjualan di luar areal tempat mangkal para pedagang unggas beronjongan.

“Dengan begitu dagangan laku, kalau tetap di los tidak laku. Tak hanya saya, pedagang lain di Pasar Sukowati ini sambat karena pendapatan mereka turun,” ujarnya.

Jamin juga mengeluhkan penggunaan sistem parkir elektronik yang membuat pengunjung bisa memarkir kendaraan seenaknya, tidak tertata karena tak ada petugas parkir. Bahkan ada kendaraan yang diparkir di dalam pasar sehingga mengganggu mobilitas pedagang.

Salah seorang pedagang ayam beronjongan yang enggan disebutkan namanya juga mengaku memiliki los di Pasar Sukowati, namun tak digunakannya. Ia lebih suka berjualan menggunakan beronjong di luar pasar karena bisa menjual 30-40 ekor ayam/hari, tidak demikian jika ia berjualan di los.

Relokasi Pedagang Bambu

Dia mendapat informasi pedagang bambu akan dipindah dan lokasinya akan digunakan untuk parkir para pedagang ayam, pelanggan, dan pengunjung pasar.

“Salah satu keluhan pedagang yakni parkir elektronik. Kalau pedagang punya kartu parkir sehari mau keluar masuk bebas hanya bayar sekali. Kalau pengunjung sekali masuk dan keluar harus bayar. Kalau tidak salah Rp1.500 per orang. Karena ada itu, pengunjung mau masuk pasar jadi enggan. Kalau dulu banyak orang datang hanya untuk lihat-lihat dulu baru beli. Sekarang hanya yang memang mau beli saja yang masuk pasar,” jelasnya.

Pedagang ayam lainnya, Jarwadi, menginginkan adanya tambahan pintu pasar di sebelah utara dan pengunjung dibebaskan masuk pasar tanpa membayar parkir. Ia juga minta pedagang unggas dipindah di luar agar tidak pengap dan lebih luas.

Jarwadi menambahkan, dari 46 los penyembelihan unggas yang aktif kini tinggal 21 los, dengan catatan ada pedagang yang memiliki lebih dari satu los. Keluhan lainnya adalah tidak doanya lokasi bagi pengunjung untuk menunggu saat proses penyembelihan ayam dilakukan.

“Sekarang di atas pukul 11.00 WIB sudah tidak ada los yang buka. Dulu waktu di pasar lama buka sampai pukul 15.00 WIB,” ujarnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah, Perindustrian, dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, berencana menata Pasar Sukowati Sragen dan merelokasi pedagang bambu ke lahan di selatan pasar milik DPU Sragen.

Terkait pengolahan air limbah, ia mengklaim sudah tidak masalah karena alirannya sudah lancar.

“Kami berencana membangun IPAL baru, pemasangan exhaust, dan pemindahan pedagang bambu. Selain itu ada pembangunan pagar keliling, tempat parkir, drainase, dan taman. Sumber dananya dari APBD Perubahan 2023 dan sekarang sudah masuk tahap lelang. Total anggaran Rp1,6 miliar,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya