Soloraya
Senin, 1 Januari 2024 - 12:04 WIB

Pascapenganiayaan, Karangan Bunga Penuhi Kawasan Asrama TNI Yonif 408 Boyolali

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deretan karangan bunga dukungan untuk TNI tersebar di depan Markas Yonif 408/Suhbrastha Boyolali pada Senin (1/1/2024) dini hari. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Karangan bunga memenuhi area sekitar asrama TNI Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, pascapenganiayaan relawan Ganjar-Mahfud gara-gara penggunaan knalpot brong.

Karangan bunga tersebut mayoritas menunjukkan dukungan kepada TNI dan upaya menciptakan Pemilu damai tanpa provokasi dan tanpa suara bising knalpot yang mengganggu kenyamanan masyarakat.

Advertisement

Berdasarkan pantauan Solopos.com saat melintas di depan asrama TNI itu, Senin (1/1/2024) pukul 01.00 WIB, puluhan karangan bunga tersebut tidak dipasang persis di depan markas akan tetapi di seberang jalan dan menghadap ke markas.

Terpantau karangan bunga terpasang dari timur Kantor KPU Boyolali, yang berada di depan asrama, memanjang ke timur hingga Bangjo Sonolayu. Hanya beberapa ruas jalan yang kosong tidak ada karangan bunga karena menjadi jalan masuk minimarket dan Pasar Sonolayu.

Advertisement

Terpantau karangan bunga terpasang dari timur Kantor KPU Boyolali, yang berada di depan asrama, memanjang ke timur hingga Bangjo Sonolayu. Hanya beberapa ruas jalan yang kosong tidak ada karangan bunga karena menjadi jalan masuk minimarket dan Pasar Sonolayu.

Beberapa tulisan karangan bunga bernada dukungan antara lain “TNI Diganggu, Rakyat Bertindak”, “Pemilu Damai Tanpa War Wer, Warga Boyolali Cinta Damai”, “Pak Tentara Aku Padamu”.

Selain itu ada juga yang bertuliskan, “Yang Kemaki Harus Dibina, [Lambang Cinta] TNI”, “Bela Rakyat Boyolali Bersama TNI”, “TNI Patriot Sejati, [lambat cinta] TNI”, “Pemilu Damai Tanpa War Wer, Warga Boyolali Menolak Provokasi,” dan sebagainya.

Advertisement

Sementara itu, Dandim 0724 Boyolali, Letkol Inf Wiweko Wulang Widodo, menyampaikan sampai saat ini belum diketahui siapa yang mengirimkan karangan bunga tersebut.

“Kami menyikapi dengan bijaksana sebagai bentuk rasa simpati. Yang terpenting suasana kebatinan anggota Yonif 408 saat ini tetap fokus melanjutkan pengabdian kepada bangsa dan negara,” kata dia, Senin.

Menyikapi dukungan kepada anggota Yonif 408 berupa karangan bunga, Dandim Wiweko menyampaikan yang terpenting pesan yang disampaikan adalah pesan untuk perdamaian dan tidak kontraproduktif untuk memprovokasi.

Advertisement

Kronologi Penganiayaan

Dengan demikian, tidak berdampak negatif terhadap situasi dan kondisi keamanan di wilayah Boyolali. “Karangan bunga tersebut dikirimkan mulai sekitar pukul 16.00 WIB sampai dengan dini hari jelang Tahun Baru,” kata dia.

Sebelumnya diberitakan, penganiayaan beberapa relawan Ganjar-Mahfud terjadi depan asrama Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali, Sabtu (30/12/2023) sekitar pukul 11.00 WIB.

Saat itu, beberapa relawan Ganjar-Mahfud yang mengendarai motor berknalpot melintas di depan asrama. Para anggota TNI yang sedang berolahraga voli terganggu dengan suara bising motor berknalpot brong yang melintas beberapa kali.

Advertisement

Mereka lalu keluar dan terjadilah penganiayaan. Beberapa orang mengalami luka akibat kejadian itu. Dandim Wiweko menyebut jumlah korban ada tujuh orang, dan dua orang masih dirawat di RSUD Pandan Arang hingga Minggu. Sedangkan lima orang lain rawat jalan.

Sedangkan versi DPC PDIP Boyolali, jumlah korban ada enam orang tapi satu di antaranya bukan merupakan relawan Ganjar-Mahfud melainkan warga biasa yang kebetulan berada di lokasi dan merekam kejadian itu.

Wiweko mengungkapkan 15 anggota Kompi Senapan B Yonif Raider 408/Suhbrastha Boyolali diperiksa Polisi Militer Denpom 4 Surakarta pascapenganiayaan terhadap relawan Ganjar-Mahfud.

Sementara itu, calon presiden (capres) nomor urut 03 Ganjar Pranowo mengunjungi dua relawan yang masih dirawat inap di RSUD Pandan Arang Boyolali, Minggu malam.

Ia mengatakan sempat berbicara dengan para korban. Mereka mengaku ditarik ke dalam asrama dan dipukuli anggota TNI. “Saya kira ini peringatan untuk siapa pun, kalau ada yang melanggar kasih ke aparat yang menangani, enggak ada cerita main hakim sendiri,” kata dia.

Ganjar mengatakan akan mengurus hal tersebut dan berkomunikasi dengan panglima TNI dan Pangdam IV/Diponegoro. Ia menyebut sambutan petinggi TNI baik yakni agar ada tim dari PDIP untuk menjalin komunikasi terus menerus mengenai perkembangan kasus tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif