SOLOPOS.COM - Pengendara motor melintas di depan rumah keluarga pasutri yang meninggal dunia berpelukan di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten, Kamis (12/10/2023). (Solopos/Taufiq Sidik Prakoso)

Solopos.com, KLATEN — Polres Klaten belum memperoleh kejelasan mengenai penyebab kematian pasangan suami-istri atau pasutri asal Kecamatan Ceper yang ditemukan meninggal dalam posisi berpelukan di rumah mereka, Rabu (11/10/2023) lalu.

Hasil uji laboratorium forensik (labfor) Polda Jateng di Semarang sampel makanan yang diambil dari rumah pasutri itu sudah keluar namun tidak ditemukan kandungan bahan berbahaya pada makanan tersebut.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Saat ini polisi masih menunggu uji sampel minuman teh yang juga diambil dari rumah pasutri tersebut. Sampel teh tersebut harus dikirim ke labfor di Bogor, Jawa Barat, karena peralatan di labfor Semarang kurang memadai untuk sampel tersebut.

Di sisi lain, tim dari Polres Klaten serta Polsek Ceper juga sedang mengupayakan agar bisa dilakukan autopsi terhadap jenazah pasutri yang meninggal berpelukan di rumah mereka di Desa Tegalrejo, Ceper, Klaten, agar diketahui penyebab pastinya.

“Kami memohon ke pihak keluarga agar bisa dilakukan autopsi, supaya tidak ada kerancuan, supaya jelas penyebabnya,” jelas Kapolres Klaten, AKBP Warsono, saat ditemui wartawan seusai apel gelar pasukan Operasi Mantap Brata Candi di Polres Klaten, Kamis (19/10/2023) sore.

Upaya Polres Klaten melakukan penyelidikan guna mencari penyebab meninggalnya pasutri itu agar tak timbul kabar simpang siur di masyarakat. “Naluri kami di kepolisian adalah untuk memastikan penyebabnya [pasutri meninggal dunia] apa. Di luar mungkin ada berbagai isu,” ujar dia.

Seperti diberitakan sebelumnya, pasutri berinisial Y, 37, dan I, 39, ditemukan meninggal dunia dalam posisi berpelukan di rumah mereka di Desa Tegalrejo, Kecamatan Ceper, Klaten, Rabu (11/10/2023) pagi.

Tidak ada keanehan yang bisa menjadi petunjuk terkait penyebab kematian pasutri asal Ceper, Klaten, itu. Sang istri, I, bahkan sempat terlihat menjemur pakaian di samping rumah pada pagi itu.

Kronologi Kejadian

Ia kemudian masuk ke dalam rumah dan tak lama kemudian ayah dari I melintas di depan rumah dan mendengar suara tangisan anak kecil dari rumah tersebut. Sang ayah lalu masuk ke rumah anak dan menantunya itu dan mendapati cucunya menangis.

Ia memanggil anaknya namun tidak ada jawaban. Saat memasuki ruang tengah, sang ayah mendapati I dan menantunya, Y, tidur dalam posisi Y memeluk I. Sang ayah sempat berupaya membangunkan I namun tidak ada respons.

Curiga anak dan menantunya meninggal, ayah I kemudian memberi tahu warga dan laporan diteruskan ke polisi. Hasil visum luar oleh tim medis dan petugas kepolisian tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan maupun hal mencurigakan lainnya.

Namun, diketahui pasangan itu masing-masing memiliki riwayat sakit, Y sakit asma sedangkan I punya penyakit hipertensi. Keluarga besar pasutri asal Ceper, Klaten, itu sudah mengikhlaskan kepergian pasangan tersebut dan tidak menghendaki dilakukan autopsi untuk mengetahui penyebab kematian mereka.

Pasutri itu kemudian dimakamkan pada hari yang sama di daerah asal masing-masing. Belum adanya kejelasan mengenai penyebab kematian pasutri itu memunculkan banyak spekulasi.

Selama ini, pasutri itu dikenal harmonis dan jarang terlibat masalah. Begitu pun dengan para tetangga juga tidak ada masalah. Bahkan mereka dikenal oleh para tetangga sebagai pasangan yang dermawan dan suka menolong. Selain itu, mereka memiliki dua anak yang usianya masih balita, yaitu dua tahun dan empat bulan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya