SOLOPOS.COM - Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi. (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Satreskrim Polres Boyolali berhasil menuntaskan 90,4% dari total 135 kasus tindak kejahatan dan kriminalitas yang masuk sepanjang Januari-Desember 2023.

Beberapa kasus yang paling menonjol di antaranya pembunuhan wanita penjual bubur di Cepogo, Boyolali, kemudian kasus begal taksi online di Ngemplak, dan kekerasan terhadap perempuan dan anak yang mencapai 21 kasus.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Berdasarkan keterangan pers dari Polres Boyolali, Selasa (2/1/2024) malam, selama 2023 terdapat 135 laporan kasus kejahatan yang masuk ke polisi. Dari jumlah itu, 122 laporan atau 90,4% berhasil diungkap.

Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, menyampaikan sepanjang 2023, terdapat dua kasus menonjol yang ditangani Polres Boyolali. Pertama, pencurian dengan kekerasan dengan modus merampas kendaraan (begal) dengan korban driver taksi online di Ngemplak.

Lalu, kasus kejahatan kedua yang menonjol di Boyolali adalah pembunuhan disertai dengan pencurian dengan kekerasan dengan pelaku Nuryanto dan korban bibinya sendiri, Jumiyem, saat Ramadan 2023 di Gubug, Cepogo.

“Beberapa kasus yang menjadi atensi dan berhasil terungkap yaitu curanmor sebanyak 21 terungkap dari total 27 kasus [yang dilaporkan] dengan jumlah tersangka 27 orang,” kata dia.

Petrus menjelaskan kasus pencurian kendaraan bermotor berhasil ditekan dengan adanya patroli. Ada pula Operasi Sikat Jaran Candi yang menyasar pelaku pencurian kendaraan bermotor.

Kemudian, kasus pengeroyokan yang melibatkan organisasi kemasyarakatan (ormas) ada enam kasus dan berhasil diungkap semua dengan jumlah tersangka 18 orang. Ada pula tiga kasus kejahatan berupa kepemilikan senjata tajam yang meresahkan masyarakat atau klitih berhasil diungkap Polres Boyolali.

Kekerasan Perempuan dan Anak

Ada tujuh tersangka dalam kasus klitih yang ditangani Polres Boyolali. Lebih lanjut, Petrus menyampaikan terdapat 21 kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan yang berhasil diungkap dengan 21 orang tersangka.

Kapolres mengungkapkan berbagai upaya telah dilaksanakan Polres Boyolali untuk mencegah terjadinya kekerasan terhadap anak dan perempuan seperti melaksanakan sosialisasi antikekerasan terhadap perempuan dan anak di sekolah, forum-forum, dan desa-desa.

Selain itu, polisi juga memasang poster imbauan antikekerasan terhadap perempuan dan anak di tempat strategis dan kantor desa/kelurahan. Ketiga, melalui aplikasi Chatbot WhatsApp SIBOBA Polres Boyolali di nomor 082329648383.

Ia mengatakan Polres Boyolali memberikan layanan informasi kepolisian dan ruang bagi masyarakat yang akan melaporkan peristiwa kejahatan, gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat, termasuk perkara kekerasan terhadap anak dan perempuan.

“Setiap kasus yang meresahkan masyarakat, walau belum melapor ke kami tetap menjadi prioritas penanganan kami. Hal ini terlihat dari respons cepat call center 110 dan program inovasi Chatbot SIBOBA yang dimiliki Polres Boyolali,” jelas dia.

Petrus mengapresiasi seluruh elemen masyarakat yang telah turut serta menjaga kondusivitas di wilayah hukum Polres Boyolali.

“Terima kasih kepada masyarakat, pers, dan seluruh mitra kamtibmas Polri yang terus mendukung, menjaga, dan mewujudkan Boyolali yang aman. Semoga wilayah Boyolali semakin kondusif, sehingga terwujud Boyolali Tersenyum,” kata Petrus.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya