SOLOPOS.COM - Warga berkerumun di depan Salon Sary di Dukuh Kauman, Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, setelah perempuan muda pemilih salon ditemukan meninggal dunia, Jumat (11/8/2023)(Istimewa/Polres Sragen)

Solopos.com, SRAGEN — Dokter memperkirakan Sari Ambarwati, perempuan muda pemilik Salon Sary di Dukuh Kauman, Desa Bendungan, Kecamatan Kedawung, Sragen, sudah meninggal dunia enam jam sebelum ditemukan keluarga pada Jumat (11/8/2023) sekitar pukul 10.00 WIB. Selain belasan luka, ditemukan pula bekas darah dari hidung korban.

Kepala Desa Bendungan, Agus Sukron, saat ditemui wartawan, Jumat malam, mengaku mengetahui penemuan jasad Sari dari pemilik kontrakan Salon Sary yang merupakan perangkat Desa Bendungan. Dari informasi yang ia terima, menurut Agus, korban diketahui sudah satu malam tidak pulang. Suami korban mencari istrinya di salon itu. Saat suaminya datang, pintu salon dikunci lantas dibuka paksa dengan didobrak.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Setelah masuk, suaminya mendapati istrinya meninggal dengan posisi terlentang di lantai dapur. Dari informasi yang melihat korban, di hidung ada bekas darang keluar. Jenazah korban sempat dipindah ke kamar, tetapi saat Kapolsek datang meminta semua orang keluar dan kasus itu diambil alih polisi,” jelasnya.

Kapolres Sragen, AKBP Jamal Alam, melalui Kapolsek Kedawung, AKP Walidi, menyampaikan kasus itu dilaporkan ke Mapolsek Kedawung pada Jumat pukul 10.30 WIB. Belakangan diketahui korban merupakan warga Dukuh Garut, Desa Dawung, Kecamatan Sambirejo, Sragen.

Pihak yang melaporkan kejadian itu adalah keponakan korban. “Kami datang ke lokasi. Di sana, di dalam kontrakan salon itu sudah banyak orang. Mereka kami minta keluar karena dikhawatirkan bisa merusak tempat kejadian perkara (TKP). Jenazahnya sudah agak kaku yang kemungkinan sudah empat jam meninggal. Dari keterangan dokter, korban sudah meninggal enam jam saat ditemukan,” jelas Walidi.

Dia mengungkapkan korban itu tidak pulang sehari sebelumnya karena suaminya ketemu terakhir pada Rabu (9/8/2023). Sejak itu suaminya mencari korban. Berdasarkan pengakuan suami, Walidi menjelaskan ponsel korban tidak aktif.

Ia menambahkan saat kali pertama mengetahuinya istrinya sudah meninggal, si suami tidak berteriak minta tolong. Ia langsung menghubungi orang tua korban yang tak beberapa datang ke salon.

“Kemudian orang tua korban datang saat kondisi kontrakan tertutup dan terkunci. Orang tua korban mengetuk dan dibukakan suami korban. Bapaknya langsung merangkul, menangis. Kemudian jenazah dibawa ke tempat tidur,” jelasnya.

Walidi menyampaikan polisi mencurigai korban dibunuh karena kematiannya tidak wajar. Polisi tengah mendalami kasus ini dengan memeriksa saksi-saksi. Unit resmob juga bergerak melakukan penyelidikan.

Jenazah kemudian dievakuasi ke RSUD Sragen lalu dilanjutkan autopsi di RSUD dr. Moewardi Solo. Autopsi itu dilakukan atas persetujuan keluarga korban untuk mengetahui penyebab kematiannya. Sebelum diautopsi, dokter RSUD sudah memeriksa jenazah dan ditemukan 12 luka-luka di sekujur tubuh korban.

“Kami terus melakukan pendalaman. Motifnya belum tahu. Ada empat saksi yang sudah diperiksa, yakni pelapor, bapak kandung korban, ibu kandung korban, dan suami korban. Kejanggalannya, meninggal dalam kondisi tidak berbusana, ada luka lebam, dan lecet,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya