SOLOPOS.COM - Pedagang kolang-kaling di Pasar Boyolali Kota, Hartini, 61, menunggu pembeli di lapaknya, Minggu (31/3/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Peminat kolang-kaling di Pasar Boyolali Kota anjlok drastis pada Ramadan 2024. Padahal pada ramadan tahun-tahun sebelumnya, bahan makanan yang akrab untuk membuat takjil itu diserbu masyarakat.

Turunnya minat pembeli membuat banyak pedagang di Pasar Boyolali Kota ogah menjual kolang-kaling pada Ramadan 2024 ini. Seperti diungkapkan Marni, 49, pedagang sayuran di Pasar Kota Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Ia mengatakan pada Ramadan tahun lalu, ia berjualan kolang-kaling, rumput laut, dan sebagainya. Namun, pada Ramadan 2024 ini ia memilih hanya berjualan melon, semangka, dan blewah. Ia mengatakan ogah berjualan kolang-kaling karena sepi peminat.

“Suasananya tidak seperti dulu. Kalau dulu itu awal Ramadan banyak yang beli dan mencari. Sekarang orang tanya ada kolang-kaling saja tidak,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com di lapaknya, Minggu (31/3/2024).

Marni mengingat pada Ramadan 2023, puluhan pedagang di luar lantai II Pasar Boyolali berjualan kolang-kaling. Namun, pada Ramadan 2024 hanya tinggal satu pedagang yang berjualan.

Ia memperkirakan kolang-kaling sepi peminat karena masyarakat memilih membeli kebutuhan pokok yang semakin mahal dibanding membeli kolang-kaling seharga Rp20.000 per kilogram.

“Rp20.000 sekilo mending buat beli lauk mungkin. Dulu saya jual Rp16.000-Rp18.000 per kilogram,” kata dia. Marni masih berjualan buah-buahan pendamping orang berbuka seperti blewah, semangka, dan melon karena peminat masih ada untuk takjil.

Setiap harinya, Marni membawa masing-masing 10 kilogram dari tiga jenis buah tersebut. Kalau tidak habis terjual, kakaknya akan membawa buah tersebut untuk dijual di luar pasar.

Lebih lanjut, ia mengatakan harga blewah di tempatnya Rp15.000 per kilogram, semangka tanpa biji Rp13.000 per kilogram, dan semangka dengan biji Rp10.000 per kilogram.

Senada, pedagang sembako, Mulyati, 52, menyampaikan pada Ramadan 2024 ini tidak berjualan kolang-kaling karena daya beli masyarakat sangat turun drastis.

Pembeli Prioritaskan Kebutuhan Pokok

Ia menjelaskan pada Ramadan 2023 sempat berjualan kolang-kaling dan cendol. Dulu cendol ia kemasi dalam plastik dan dijual Rp2.000 per bungkus. Lalu, kolang-kaling dijual Rp18.000-Rp22.000 per kilogram.

“Biasanya, sepekan sebelum Ramadan sudah pada pesan atau tanya-tanya. Tandanya kalau sebelum Ramadan ada yang tanya, artinya puasanya bakal ramai. Ramadan ini tidak ada yang pesan atau tanya,” kata dia.

Ia menjelaskan dulu pelanggannya berasal dari kalangan tukang sayur atau orang-orang yang lewat. Namun, saat ini tidak ada yang berhenti untuk bertanya adakah kolang-kaling di tempatnya.

Mulyati juga menduga turunnya peminat kolang-kaling karena masyarakat mengutamakan membeli bahan kebutuhan pokok dibanding kebutuhan tersier.

“Padahal dulu jualan musiman kolang-kaling saat Ramadan begini untuk uang saku Lebaran. Sekarang ya mau enggak mau harus kehilangan sangu Lebaran,” kata dia.

Sementara itu, salah satu penjual buah yang juga berjualan kolang-kaling, Hartini, 61, mengatakan pembeli kolang-kaling di lapaknya menurun drastis. Dulu masyarakat bisa langsung membeli kolang-kaling satu kilogram, saat ini memilih membeli seperempat kilogram atau setengah kilogram.

Harga kolang-kaling di tempatnya Rp25.000 kilogram. Ia menceritakan pada Ramadan 2023, kolang-kaling 30 kilogram bisa ludes dalam waktu satu hari. Namun, dari awal Ramadan hingga kini ia baru menjual habis 10 kilogram. Sisa kolang-kaling di lapaknya masih ada sekitar lima kilogram.

Selain menjual kolang-kaling, Hartini menjual rumput laut seharga Rp20.000 per kilogram. Namun, peminat rumput laut juga sepi, sama seperti kolang-kaling. Kemudian, untuk harga semangka Rp13.000 per kilogram, blewah Rp15.000 per kilogram, dan melon Rp20.000 per kilogram.

“Blewah 5 kilogram habisnya dua hari, apalagi melon, kalau Ramadan dulu 25 kg-30 kg sehari habis. Sekarang 10 kg sehari saja belum habis, laku baru satu biji. Dari awal Ramadan sangat sepi,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya