Soloraya
Rabu, 8 November 2023 - 13:57 WIB

Pemkab Karanganyar Ganti Pipa Air Sepanjang 3 Km yang Terbakar di Puncak Lawu

Indah Septiyaning Wardani  /  Kaled Hasby Ashshidiqy  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga dan sukarelawan memperbaiki jaringan pipa air di Gunung Lawu yang rusak akibat kebakaran. (Istimewa)

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemkab Karanganyar mengganti jaringan air bersih warga Jenawi yang rusak akibat kebakaran yang melanda hutan di Gunung Lawu beberapa waktu lalu. Pemkab menyediakan 750 batang pipa air untuk menggantikan pipa yang meleleh. Proses penggantian pipa dikerjakan melibatkan sukarelawan setempat.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalakhar BPBD) Karanganyar, Juli Padmi Handayani, mengatakan pipa jaringan yang menyuplai air warga Desa Gumeng dan Desa Anggrasmanis ini meleleh karena kebakaran hutan Gunung Lawu beberapa waktu lalu.

Advertisement

“Penggantian pipa sudah kita kerjakan sejak operasi kebakaran hutan Lawu ditutup 10 Oktober kemarin. Alhamdulillah sudah selesai diganti semuanya,” kata dia kepada Solopos.com, Rabu (8/11/2023).

Saat ini, Juli memastikan suplai air bagi warga Gumeng dan Anggrasmanis sudah kembali lancar. Suplai air ini diambil dari sumber air Sendang Macan di kawasan Puncak Gunung Lawu. “Pipa sudah kita ganti dengan pipa PVC ukuran 3 dan 4 inci,” kata dia.

Camat Jenawi, Ardiansyah, mengatakan penggantian pipa dikerjakan sepanjang tiga kilometer (km). Dengan perincian sepanjang dua  kilometer untuk Desa Anggrasmanis dan satu kilometer untuk Desa Gumeng.

Advertisement

“Gumeng 250 pipa, dan Anggrasmanis 500 potong pipa,” kata dia.

Dari hasil pendataan, tidak ada warga yang terdampak kebakaran Gunung Lawu. Kebakaran hanya mengenai jaringan pipa air warga.

Warga Dusun Cetho, Desa Gumeng, yang juga tokoh agama setempat, Heri Supardi, 48, sebelumnya menyampaikan warga selama ini untuk kebutuhan sehari-hari dan aktivitas pertanian menggunakan air dari sumber Sendang Macan di Puncak Lawu. Warga memasang pipa dari Sendang Macan hingga ke rumah-rumah. Namun kebakaran lahan dan hutan menyebabkan kondisi pipa rusak sehingga berpengaruh terhadap debit air yang mengalir.

Advertisement

“Debit air berkurang dikarenakan pipa air bocor dampak kebakaran Gunung Lawu,” kata dia ketika dijumpai Solopos.com di rumahnya pada Kamis (5/10/2023).

Sejak itu, dia mengatakan menggunakan air hanya untuk kebutuhan sehari-hari seperti mandi, mencuci piring, pakaian dan memasak. Sedangkan untuk aktivitas pertanian sementara dihentikan karena debit air yang terbatas.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif