SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati saat berkunjung ke rumah penerima bantuan program Desa Tumis di Desa Bonagung, Tanon, Sragen, Kamis (24/1/2024). (Istimewa/Diskominfo Sragen)

Solopos.com, SRAGEN—Penanganan kemiskinan di tiga desa di Kabupaten Sragen selama 2023 lewat Program Desa Tuntas Kemiskinan (Desa Tumis) menelan dana mencapai Rp10,55 miliar.

Anggaran tersebut digunakan untuk mengintervensi kemiskinan ekstrem secara terpusat untuk 1.562 keluarga di Desa Tlogotirto Sumberlawang, Bonagung Tanon, dan Bukuran Kalijambe.

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati mewisuda warga yang terentaskan dari kemiskinan di dua desa, yakni Desa Tlogotirto Sumberlawang dan Desa Bonagung, Tanon, pada pekan ini. Sedangkan wisuda pengentasan kemiskinan di Bukuran Kalijambe direncanakan pada akhir Januari 2024.

“Program Desa Tumis ini lebih menyasar dan terprogram dengan baik tetapi memang biayanya besar. Kalau ada support dari APBD Provinsi Jawa Tengah dan APBN maka pengentasan kemiskinan di Sragen akan lebih cepat tuntas,” ujar Yuni, sapaan akrab Bupati, kepada Solopos.com, Jumat (26/1/2024).

Yuni menyatakan program Desa Tumis istilah Jawanya cucuk atau sepadan dengan biaya besar yang dikeluarkan. Dia menerangkan sasaran program ini mengutamakan pada data kemiskinan yang ada dalam Data Pensasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE).

“Fokus pada kemiskinan ekstrem dulu. Data itu dulu yang dientaskan satu per satu. Di Sragen itu ada 45 desa yang masuk dalam daftar kemiskinan ekstrem,” jelasnya.

Program Desa Tumis diharapkan bisa menjadi program nasional karena efektif bisa menekan angka kemiskinan. Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Sragen, Finuril Hidayati, mengatakan anggaran Rp10,55 miliar itu digunakan untuk mengintervensi tiga desa sasaran Desa Tumis.

Intervensi yang dilakukan, sebut dia, berupa program bedah rumah tidak layak huni yang memakan anggaran paling banyak yakni Rp8,47 miliar. Intervensi lainnya seperti jambanisasi, bantuan pendidikan, jatah hidup, pelatihan kerja, sambungan listrik, dan usaha ekonomi produktif (UEP) serta intervensi lainnya.

“Intervensi itu menyasar pada 1.562 keluarga miskin yang terdiri atas 582 keluarga di Desa Tlogotirto, 528 keluarga di Desa Bonagung, dan 452 keluarga di Desa Bukuran Kalijambe. Sasaran intervensi itu sudah diverifikasi sebelumnya karena data awal yang diajukan lebih banyak dari data tersebut. Seperti di Bonagung itu data awal 689 keluarga dan setelah diasesmen menjadi 528 keluarga,” jelas Finuril.

Di Desa Bonagung saja, sebut dia, jumlah sasaran RTLH sebanyak 142 unit dengan menelan dana Rp2,1 miliar. Dia melanjutkan di Desa Tlogotirto bedah RTLH dilakukan pada 228 unit rumah dengan menelan dana Rp3,42 miliar.

Kemudian di Desa Bukuran, ujar dia, RTLH yang dibangun 195 unit dengan menelan dana Rp2,9 miliar. “Sumber dananya lebih banyak dari pihak ketiga. Dana dari APBD relatif sedikit,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya