SOLOPOS.COM - Empat warga Sragendok, Sragen Wetan, Sragen, komplain kepada panitia PPDB online SMP di Disdikbud Sragen, Jumat (5/7/2024). (Solopos.com/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN-Posko Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Sragen mendapat banyak komplain dari orang tua calon peserta didik (CPD) pada hari terakhir PPDB online SMP, Jumat (5/7/2024) siang. Komplain tersebut berkaitan dengan titik koordinat rumah ketua rukun tetangga (RT) yang dijadikan dasar mengukur jarak ke sekolah.

Pada Jumat pagi Posko PPDB Disdikbud Sragen mendapat komplain terkait titik koordinat RT yang kurang tepat sehingga berpengaruh pada jarak terdekat dalam zonasi sekolah. Titik koordinat itu menjadi penentu dalam pendaftaran jalur zonasi, terutama di sekolah dalam Kota Sragen.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Kabid Pembinaan SMP Disdikbud Sragen Muh. Farid Wajdi saat ditemui Solopos.com, Jumat siang, mengaku orang tua CPD yang komplain itu berasal dari wilayah Sragen Wetan. Kemudiaj Farid dan anggota panitia PPDB terjun ke lapangan untuk melihat langsung rumah ketua RT dan dilakukan pembuatan titik koordinat. Farid terjun di lingkungan RT 026/RW 008; RT 012/RW 004; RT 005/RW 011; RT 010/RW 004; RT 034/RW 011; RT 015/RW 005; dan RT 016/RW 006.

Setelah dicek dan dilakukan pembuatan titik koordinat ulang ternyata jarak zonasi menjadi berubah pada beberapa siswa di lokasi-lokasi tersebut. Dampaknya CPD yang seharusnya lolos menjadi terlempar dari jalur zonasi sekolah.

Akibatnya, ada empat warga Sragendok, Sragen Wetan, Sragen, yang mendatangi Posko PPDB Disdikbud Sragen untuk komplain atas adanya perubahan jarak akibat titik koordinat itu. Salah seorang warga Sragendok yang mendaftarkan anaknya ke SMPN 2 Sragen, Lilik Mardiyanto, menyampaikan awalnya saat pembuatan akun sampai Jumat pagi jaraknya 0,998 km tetapi setelah Jumatan jaraknya berubah menjado 1,05 km, kemudian berubah lagi menjadi 1,1 km.

“Saya minta dikembalikan pada jarak awal karena ini kesalahan sistem. Kenapa perubahan mendadak dan terjadi di hari terakhir pendaftaran. Di dashboard sistem juga tidak ada disclamer-nya. Yang buat titik koordinat itu siapa,” ujarnya.

Warga Sragendok lainnya, Bambang, juga komplain terkait dengan perubahan jarak yang mendadak di hari terakhir. Bambang menyampaikan pada pendaftaran jaraknya 0,998 km tiba-tiba jaraknya berubah menjadi 1,07 km. “Perubahannya sekitar pukul 12.00 WIB. Di dokumen akunnya jelas jarakny 0,998 km. Kenapa perubahannya di hari terakhir,” ujarnya.

Sementara itu, Farid mengatakan jarak itu diukur dari rumah ketua RT ke gerbang sekolah. Dia mengatakan persoalannya tidak bisa langsung diketahui terkait persoalan titik koordinat. Dia mengatakan persoalan titik koordinat itu diketahui setelah ada komplain. Setiap konplain, kata dia, tetap ditindaklanjuti dengan mengecek titik koordinat.

“Jadi titik yang salah dibenarkan dan yang benar tetap dipakai. Jadi hari terakhir ini belum dianggap final karena masih ada tahapan analisis. Yang menentukan titik koordinat itu admin sekolah. Jadi semua komplain diakomodasi dan dirapatkan,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya