SOLOPOS.COM - Poster ucapan duka komunitas pelari Boyolali Runners atas meninggalnya salah satu pendirinya, Bayu Handono, yang diduga menjadi korban pembunuhan di rumahnya. (Instagram/@boyolalirunners)

Solopos.com, BOYOLALI — Pengusaha tembaga yang meninggal dibunuh di rumahnya sendiri di Dukuh Kebonso, Kelurahan Pulisen, Boyolali, Bayu Handono, dikenal sebagai sosok yang memiliki hobi olahrga lari.

Ia juga diketahui merupakan pendiri komunitas pelari bersama tiga kawan lainnya dan diberi nama Boyolali Runners. Pengurus Boyolali Runners, Toufik Heri, menjelaskan Bayu sudah aktif berolahraga lari sejak sebelum ada Boyolali Runners. Selain aktif di Boyolali, Bayu juga aktif di komunitas lari luar Boyolali.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

“Setahu saya, waktu itu 2018 di Boyolali belum banyak, bahkan belum ada komunitas [lari]. Kebetulan ada empat orang yang biasanya lari di kompleks Alun-alun Kidul Boyolali, salah satunya Mas Bayu,” ujar dia saat dihubungi Solopos.com, Minggu (5/5/2024).

Ia menjelaskan keempat orang tersebut selalu mengagendakan jadwal untuk lari bersama. Dari situlah, Bayu memiliki ide terbentuknya Boyolali Runners. Waktu itu, pengusaha tembaga yang ditemukan meninggal akibat dibunuh di rumahnya, Pulisen, Boyolali, itu menjadi koordinator.

“Pendirinya ada empat orang, ada Mas Bayu, Mas Yoga, Mas Adi, Mas Yusa,” jelas dia. Heri mengungkapkan berawal dari empat orang tersebut, Boyolali Runners saat ini telah memiliki sekitar 70 anggota. Dari jumlah tersebut, ada kurang lebih setengahnya yang terus aktif berolahraga lari.

Ia mengatakan akhir-akhir ini mendiang Bayu aktif berlari di event luar kota. Heri menceritakan Bayu selama ini dikenal selalu memberikan dukungan moral dan materiil kepada rekan-rekan yang baru memulai lari.

Sosok yang Peduli

Bayu juga dikenal sering memberikan informasi terkait agenda lari yang bergengsi dan krusial. “Saya tahu betul, saat Mas Bayu tidak ikut event pun, dia tahu-tahu datang ikut mendukung teman-teman. Kadang datang untuk menyemangati, cheering di rute atau garis finis,” kata dia.

“Beberapa teman juga ada yang baru mengenal lari dan perlengkapan belum lengkap, Mas Bayu juga support ke mereka memberikan perlengkapan dengan cuma-cuma,” lanjutnya.

Komunitas Boyolali Runners sangat kehilangan sosok Bayu Handono yang peduli dengan teman-teman pelari lain. Heri mengatakan para anggota Boyolali Runners shock, bahkan ada yang langsung datang ke lokasi kejadian untuk memastikan kebenaran berita meninggalnya Bayu Handono, Sabtu (4/5/2024).

Group WhatsApp Boyolali Runners juga dibuat untuk mengikuti perkembangan kasus Bayu Handono bahkan berkontak dengan kepolisian. Rekan-rekan sesama pelari tidak sabar ingin mengetahui pelaku pembunuhan rekan mereka. Pelaku itu akhirnya ditangkap pada Sabtu (4/5/2024) malam.

Heri berterima kasih kepada kepolisian karena telah bergerak cepat menangkap terduga pelaku pembunuhan Bayu. “Kami tidak menyangka [Bayu jadi korban pembunuhan]. Setahu kami, Mas Bayu itu humble dengan semua orang. Tidak ada musuh,” kata dia.

Lebih lanjut, Heri menginformasikan Bayu akhir-akhir ini menggeluti event lari di alam atau trail runner yang medannya seperti gunung dan bukit dengan jarak di atas 50 kilometer.

Jiwa Sosial Tinggi

Selain hobi berlari, Heri mengatakan Bayu Handono juga memiliki jiwa sosial yang tinggi. Contohnya ketika pengadaan menu buka puasa, rumah Bayu Handono di Pulisen digunakan untuk memasak bersama.

“Teman-teman ingat betul karena dulu masak-masak di situ, persiapan di situ. Enggak hanya menyediakan tempat, juga memberikan modal untuk memasak. Bahkan semisal ada orang bukan bagian dari komunitas pun, beliau juga aware,” kata dia.

Sementara itu, sesepuh Boyolali Runners, Susilo Hambeg Poromarto, juga mengenal Bayu sebagai orang yang humble dan suka membantu. Ia mengatakan Bayu Handono bergabung ke organisasi lari Running Is Out Therapy (RIOT). Sehingga, Bayu pada akhirnya menyerahkan koordinasi Boyolali Runners kepada anggota lain.

Hambeg mengingat tahu kabar terakhir Bayu Handono yang pergi ke Eropa sebelum berita pendiri Boyolali Runners itu meninggal dibunuh. Setahunya, pada Minggu ini Bayu dijadwalkan ikut trail run di Gunung Lawu.

“Sekitar sepekan yang lalu, dia kan travelling di Eropa. Waktu dia di Amsterdam, saya sempat kontak beliau untuk menyempatkan lari keliling kota. Mas Bayu bilang sebenarnya mau ikut Papa Running, tapi karena suhunya tujuh derajat dan hujan, dia mengurungkan niat,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya