SOLOPOS.COM - Sekda Wonogiri, Haryono. (Solopos.com/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRISekretaris Daerah atau Sekda Wonogiri, Haryono, akan memasuki masa purnatugas atau pensiun per 1 Juni 2024 setelah mengabdi sebagai pegawai negeri sipil (PNS) di Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Wonogiri selama 38 tahun.

Haryono mengisahkan perjalanan kariernya sebagai PNS setelah lulus dari Akademi Pemerintahan Dalam Negeri atau APDN (sekarang IPDN) pada 1987. Begitu lulus dia langsung ditempatkan di Kabupaten Wonogiri di Bagian Urusan Kepegawaian.

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Selang beberapa waktu kemudian, Haryono melanjutkan pendidikan jenjang magister di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang selama dua tahun. Setelah lulus dari tugas belajar, dia mendapatkan tugas sebagai mantri polisi di Jatisrono.

Perjalanan karier Sekda Wonogiri itu kemudian berlanjut dengan menjadi Sekretaris Camat Jatiroto selama lima tahun sejak 1992 sampai 1997. Dia juga sempat ditugaskan menjadi Camat Tirtomoyo.

Setelah menjadi camat selama tiga tahun, Haryono beberapa kali ditugaskan di beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) sebagai kepala bidang. Dia kemudian menjadi Sekretaris DPRD Wonogiri pada 2010.

Sebelum menjadi Sekretaris Daerah (Sekda) Wonogiri pada 2020, Haryono pernah menjabat sebagai Kepala Badan Pengelolaan dan Keuangan Daerah dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Wonogiri.

Haryono terpilih menjadi Sekda saat Joko Sutopo alias Jekek menjabat Bupati Wonogiri untuk periode kedua pada 2020. “Awalnya saya ingin menjadi Widyaiswara, namun atas dhawuh Pak Bupati, saya diminta menjadi Sekda,” ujar dia saat diwawancarai Solopos.com, Kamis (2/5/2024).

Seperti diberitakan sebelumnya, tak seperti beberapa pejabat sekretaris daerah yang terjun ke dunia politik dengan menjadi bupati atau wakil bupati setelah pensiun, Haryono yang purnatugas per 1 Juni 2024, memilih kembali ke kampung halaman sebagai warga biasa.

“Saya pensiun per 1 Juni 2024. Setelah ini saya akan kembali ke rumah, menjadi warga biasa, kembali bersama keluarga,” kata Haryono. Pria 60 tahun itu mengatakan Wonogiri sudah seperti rumah kedua baginya.

Lebih dari separuh hidupnya banyak dihabiskan di Wonogiri ketimbang di rumah bersama keluarganya di Sleman, Yogyakarta. Haryono mengaku selama menjadi PNS di Wonogiri, banyak sekali cerita yang dia tulis di buku catatannya. Catatan-catatan itu masih dia simpan hingga saat ini.

Menurutnya, isi catatan tersebut lebih banyak terkait keresahan-keresahannya sebagai PNS. Dia membeberkan salah satu keresahan yang dia tulis di buku catatannya adalah soal banyaknya aplikasi dari masing-masing kementerian untuk menilai indikator kinerja.

Akibatnya, alih-alih fokus dalam bekerja dan menjalankan kegiatan, para pegawai malah sibuk pada hal-hal administratif untuk menilai kinerja diri sendiri. “Jadi pegawai bukan malah fokus pada pekerjaannya, tetapi malah sibuk ngurusin indikator kinerja,” ucapnya.

Haryono menilai saat ini Kabupaten Wonogiri sudah berubah menjadi lebih baik dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, mulai dari pembangunan infrastruktur hingga pembangunan manusia.

Dia menyampaikan banyak tantangan dalam membangun Wonogiri. Kondisi geografis Wonogiri yang berbeda dibanding daerah lain di Soloraya membuat proses pembangunan daerah ini memerlukan langkah atau cara berbeda.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya