SOLOPOS.COM - Pemkab Karanganyar menggelar upacara peringatan hari ibu yang diikuti seluruh ASN dengan mengenakan kebaya pada Jumat (22/12/2023) pagi. (Solopos.com/Indah Septiyaning Wardani)

Solopos.com, KARANGANYAR — Sebagai bentuk mengenang dan menghargai perjuangan perempuan Indonesia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karanganyar menggelar Upacara Peringatan Hari Ibu (PHI), Jumat (22/12/2023) pagi.

Upacara yang dipusatkan di halaman kantor Setda Karanganyar ini digelar cukup unik. Seluruh aparatur sipil negara (ASN) perempuan yang mengikuti upacara mengenakan kebaya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Bertindak sebagai inspektur upacara Penjabat (Pj) Bupati Karanganyar, Timotius Suryadi. Peringatan Hari Ibu 2023 bertema “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju” tersebut mempertimbangkan kondisi dan isu-isu prioritas saat ini.

Dalam kesempatan itu, Pj Bupati mengatakan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan di Indonesia. Pergerakan perempuan Indonesia dalam berorganisasi secara demokratis memberikan peran tersendiri. Saat ini, dia mengatakan perempuan dituntut untuk lebih peka dan peduli terhadap perkembangan zaman, sehingga siap untuk memberikan solusi dan kontribusi bagi Indonesia.

“Perempuan pada saat ini berperan besar, baik sebagai pribadi, istri, ibu, serta warga negara yang berkewajiban mendidik generasi penerus. Perempuan Indonesia juga harus dapat mengambil bagian dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat,” kata Timotius.

Ia melanjutkan, dalam era digitalisasi yang serbacanggih memberikan peluang bagi seluruh perempuan Indonesia untuk lebih mudah memberikan kontribusinya bagi kemajuan bangsa melalui internet, media sosial, serta jaringan multimedia lainnya. Namun, penggunaannya harus tetap bijak, khususnya untuk hal-hal yang positif, edukatif dan bersifat membangun.

Sementara itu, upacara PHI juga digelar di Lapangan Wira Satya Polres Karanganyar yang dipimpim Kompol Yohanes Trisnanto sebagai inspektur upacara. Ia membacakan amanat Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak. Isinya, PHI bagi bangsa Indonesia bukanlah “mother’s day”.

PHI didasari oleh momentum diselenggarakannya Kongres Perempuan pertama pada 22 Desember 1928 di Yogyakarta. Kongres ini merupakan titik penting pergerakan perempuan yang menandai babak baru bangkitnya gerakan perempuan Indonesia untuk berorganisasi secara demokratis tanpa membedakan agama, etnis, dan kelas sosial. M

omentum bersejarah ini kemudian ditetapkan sebagai Hari Ibu oleh Presiden Soekarno melalui Keputusan Presiden Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur.

“PHI di Indonesia esensinya bukan hanya untuk mengapresiasi jasa besar ibu, yang tentunya juga sungguh istimewa, namun lebih dari itu, untuk mengapresiasi seluruh perempuan Indonesia, atas peran, dedikasi, serta kontribusinya bagi keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara,” katanya.

Diperingatinya Hari Ibu diharapkan dapat menjadi daya ungkit untuk mendorong semua pemangku kepentingan dan masyarakat luas, agar memberikan perhatian dan pengakuan akan pentingnya eksistensi perempuan dalam berbagai sektor pembangunan. PHI mengingatkan kita semua bahwa keadilan, kesejahteraan dan perdamaian yang kita dambakan tidak akan pernah tercapai tanpa peran serta perempuan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya