Soloraya
Selasa, 11 Juli 2023 - 17:41 WIB

Pernah Ambruk, Begini Kisah Sukses Peternakan Domba Sekar Mendho Farm Wonogiri

Muhammad Diky Praditia  /  Fadila Alfiani Arifin  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik peternakan Sekar Mendho Farm, Mulyoko dan Aprilia, mengecek kondisi domba di kandang peternakannya di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri, Minggu (4/6/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Sekar Mendho Farm menjadi salah satu peternakan kambing dan domba yang sukses di Wonogiri. Pada Iduladha 2023 lalu, peternakan ini mampu menjual ribuan ekor kambing dan domba.

Memiliki kandang di tengah sawah dengan kapasitas 4.000 ekor, sebelum Iduladha 2023 lalu kandang di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri, tersebut terisi 2.000 ekor.

Advertisement

Peternakan milik Siti Aprilia Ramadani dan suaminya, Mulyoko, ini menyediakan beberapa pilihan hewan ternak seperti domba lokal, sapera, kambing jawa, awassi, dan dorper.

Iduladha menjadi kesempatan besar bagi Sekar Mendho Farm Wonogiri untuk menjual hewan ternak mereka. Dari 2.000 ekor yang disiapkan diperkirakan terjual 1.500 ekor. Sementara 500 ekor lainnya dikembangkan lagi untuk persiapan kurban tahun depan.

Advertisement

Iduladha menjadi kesempatan besar bagi Sekar Mendho Farm Wonogiri untuk menjual hewan ternak mereka. Dari 2.000 ekor yang disiapkan diperkirakan terjual 1.500 ekor. Sementara 500 ekor lainnya dikembangkan lagi untuk persiapan kurban tahun depan.

Siti Aprilia Ramadani, dalam video yang di kanal Youtube Espos Indonesia pada 24 Juni 2023 lalu mengungkapkan usaha peternakan itu dimulai pada 2008 lalu dengan jumlah kambing awalnya hanya 20 ekor. Selama dua tahun, Aprilia bersama suaminya, Mulyoko, berjualan kambing di pasar hingga akhirnya bertemu pengurus yayasan yang memesan dalam jumlah banyak.

Namun karena modal terbatas, Aprilia dan suaminya meminta pembayaran down payment (DP) untuk modal awal mereka menyiapkan kambing pesanan yayasan tersebut. Setelah itu datang pesanan dari banyak yayasan lain seperti Dompet Duafa, Darut Tauhid, dan beberapa yayasan lain di Soloraya.

Advertisement

Domba Awassi yang mereka kembangkan sejak sekitar tiga tahun lalu mereka dapatkan dari impor Suriah sedangkan domba Dorper mereka impor dari Afrika. Beternak diakui Aprilia bukanlan usaha yang mudah, apalagi peternakan yang sudah besar seperi Sekar Mendho Farm.

Berbagai tantangan dan hambatan mengadang sepanjang perjalanannya. Aprilia mengatakan peternakannya pernah mendapatkan penolakan dari warga sekitar lokasi kandangnya dulu.

“Sekitar lima tahun yang lalu warga setempat memprotes keberadaan kandang itu, warga terganggu dengan bau atau suara yang berisik, dan meminta agar kandang segera dipindah, dijauhkan dari pemukiman warga,” ujar Aprilia.

Advertisement

Kandang Roboh

Lokasi kandang Sekar Mendho Farm yang sekarang di Desa Pare, Selogiri, Wonogiri, merupakan lokasi keempat setelah sebelumnya pindah-pindah. Kandang yang luas itu dibangun secara berangsur-angsur hingga menyebabkan penataan hewan tidak rapi.

Tidak hanya penolakan yang pernah dialami Aprilia dan suaminya. Di awal mereka membangun kandang dengan kapasitas 500 ekor, tidak sampai setahun terjadi musibah. Kendang tiba-tiba ambruk sehingga membuat Aprilia dan suaminya down (terpuruk).

“Karena hanya itu satu-satunya modal yang tersisa untuk kami menggerakkan usaha. Setelah kejadian itu, kami perlahan-lahan mulai mengumpulkan modal kembali dengan berjualan di pasar lagi. Modal yang sudah cukup itu lalu mereka belikan 10-20 ekor domba,” jelas Aprilia.

Advertisement

Sejak insiden kandang roboh itu, Aprilia dan suaminya merambah usaha ke ternak domba karena menurutnya perawatan domba lebih mudah dan domba lebih tahan banting. Domba tidak mudah sakit saat terjadi cuaca ekstrem.

“Hewan ternak di sini selalu dirawat dengan baik, kami memberikan makanan buatan kami sendiri kepada hewan ternak, sehingga kami mengetahui apa komposisi serta kandungan pada pakan yang dimakan hewan ternak kami,” ujar Aprilia.

Untuk penjualan, Aprilia dan suaminya mulai menghubungi kembali koneksi-koneksi mereka di yayasan. Tantangan yang dihadapi Sekar Mendho Farm Wonogiri yakni beberapa kali hewan ternaknya mati, tidak laku terjual, sepi pesanan. Bahkan ada beberapa kejadian di mana pemesan tidak membayar pesanan mereka.

Namun pemilik peternakan tersebut lebih memilih bangkit dan mengikhlaskan semua yang telah terjadi. “Kami juga tidak tahu kenapa tidak dibayar. Biarlah pesanan-pesanan yang menumpuk lama itu menjadi pupuk bagi kami untuk terus berkembang,” tandas Aprilia.

Saat tidak musim kurban, Sekar Mendho Farm yang kini mempekerjakan 13 karyawan kerap menerima pesanan untuk acara seperti aqiqah dan pesanan dari para penjual satai kambing atau penjual lainnya yang bahan utama menu mereka adalah daging kambing.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif