SOLOPOS.COM - Seorang petani memeriksa mesin pompa airnya yang berbahan bakar elpiji 3 kg saat mengairi sawah di areal persawahan Ngablak, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, Minggu (6/8/2023). (Solopos.com/Tri Rahayu).

Solopos.com, SRAGEN—Alokasi tabung elpiji 3 kg atau gas melon di Kabupaten Sragen ditambah sebanyak 5.250 tabung pada awal Agustus 2023.

Itu lantaran permintaan meningkat, terutama digunakan untuk kebutuhan di sektor pertanian. Kebutuhan elpiji 3 kg sebagai bahan bakar disel pnyedot air untuk mengairi sawah sejak tanam sampai panen pada musim kemarau lebih dari 20 tabung per patok.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Sragen, Cosmas Edwi Yunanto, mengakui akhir-akhir ini ada peningkatan kebutuhan elpiji 3 kg karena ada pengalihan kebutuhan rumah tangga dipakai petani sebagai bahan bakar disel pompa air.

Cosmas sudah berkoodinasi dengan Pertamina untuk membahas penambahan alokasi elpiji 3 kg awal Agustus 2023 ini. Selain itu juga membahas pemaintauan bersama.

“Tambahannya 350 tabung dikali 15 agen atau sebanyak 5.250 tabung. Untuk selanjutnya, kami tetap berkoordinasi dengan paguyuban agen, Hiswana Migas, dan Pertamina untuk antisipasi bila terjadi lonjakan permintaan lagi,” ujarnya, belum lama ini.

Dia melanjutkan penghimpunan data kebutuhan riil petani akan dikoordinasikan dengan Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan (DKP3) Sragen karena sebagian besar petani banyak yang menggunakan listrik submersible.

“Penambahan kuota elpiji 3 kg itu diberikan pada wilayah yang permintaannya lebih [tinggi], seperti Gemolong, Masaran, Plupuh, Gesi, Tanin, Sidoharjo, Sragen Kota, dan Ngrampal,” ujarnya.

Seorang petani asal Pantigondo, Kelurahan Plumbungan, Karangmalang, Sragen, Saiman, 62, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (6/8/2023), mengungkapkan memonpa air pakai disel berbahan bakar elpiji lebih irit dibandingkan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite.

Saiman menggunakan pompa air untuk menyedot air dari saluran irigasi Colo Timur  untuk mengairi sawah garapannya seluas satu patok atau 3.000 m2. Umur tanaman padinya baru 30 hari dan saat ini membutuhkan cukup banyak air untuk menyiangi rumput.

“Satu tabung elpiji 3 kg tidak sampai sehari habis. Untuk mengairi sawah dilakukan setiap 3-4 hari sekali saat musim kemarau. Harga elpiji 3 kg sekarang masih Rp18.000/tabung, tetapi dulu pernah sampai Rp20.000/tabung saat stok sedikit. Perbandingannya itu kalau bensin Rp50.000/hari, sedangkan elpiji habisnya Rp25.000/hari. Ya, irit sampai 50%,” kata Saiman.

Dia melanjutkan hampir semua petani di wilayah dekat saluran irigasi Colo Timur menyedot air memakai mesin pompa berbahan bakar elpiji 3 kg.

Menurut Saiman, sampai panen nanti masih terus membutuhkan air sehingga kebutuhan elpijinya meningkat. “Sampai panen nanti kalai 20 tabung masih kurang per patoknya. Kalau umur padi itu 90 hari dengan kebutuhan tabung rata-rata tiga hari sekali satu tabung, maka kebutuhan elpiji 3 kg itu bisa sampai 30 tabung,” imbuh Saiman.

Sementara itu, petani asal Ngablak, Kelurahan Sine, Kecamatan Sragen Kota, Sragen, Supri, 69, mengaku menggunakan elpiji 3 kg sebagai bahab bakar mesin pompa air sejak tiga tahun ini.

Dia menyebut biaya operasional lebih hemat menggunakan elpiji 3 kg daripada bensin. Perbandingannya satu tabung gas seharga Rp20.000 per tabung sejak pagi hingga pukul 13.00 WIB tidak habis, sedangkan uang Rp20.000 itu hanya bisa untuk membeli 2 liter BBM.

“Dalam sehari itu butuh dua tabung elpiji 3 kg untuk mengairi sawah. Ini untuk menggaru lahan butuh dua tabung. Nanti saat menyiangi butuh dua tabung lagi. Kalau disel 5 PK itu untuk bensin butuh 10 liter atau Rp100.000 sedangkan kalau elpiji 3 kg hanya butuh dua tabung seharga Rp40.000,” ujarnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya