SOLOPOS.COM - Ketua DPD Partai Golkar Boyolali, Fuadi, di Selo, Boyolali, Sabtu (28/10/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Partai politik di Boyolali mulai menjalin komunikasi untuk berkoalisi mengusung pasangan calon bupati-calon wakil bupati (cabup-cawabup) yang akan berkontestasi pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada, Nobember 2024 mendatang.

Ketua DPD Partai Golkar Boyolali, Fuadi, menyampaikan telah mendapatkan tugas dari DPP Partai Golkar untuk maju sebagai calon bupati pada Pilkada Boyolali 2024. “Saya ditugaskan partai tapi disuruh nunggu dulu. Dalam waktu dekat bakal dikumpulkan,” kata dia kepada Solopos.com, Kamis (14/3/2024).

Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian

Ia mengatakan DPD Partai Golkar Boyolali masih berkomunikasi dengan partai lain untuk membentuk koalisi menghadapi Pilkada. Dengan 36 kursi DPRD Boyolali dikuasai PDIP, tersisa 14 kursi dari parpol lain dengan komposisi tiga kursi Partai Gerindra, tiga kursi PKB, empat kursi Partai Golkar, dan empat kursi PKS.

Syarat untuk bisa mengusung cabup-cawabup pada Pilkada, parpol atau gabungan parpol (koalisi) harus memiliki minimal 20% dari total jumlah kursi DPRD. Di Boyolali, dengan 50 kursi DPRD, maka partai politik atau gabungan parpol wajib memiliki 10 kursi untuk bisa mengusung cabup-cawabup di Pilkada 2024.

Fuadi mengatakan perolehan kursi Partai Golkar di DPRD Boyolali pada Pemilu 2024 sama dengan Pemilu 2019 yaitu empat kursi. Karenanya untuk bisa mengusung cabup-cawabup, Partai Golkar harus berkoalisi dengan parpol lain agar memenuhi ambang batas persyaratan.

“Kami akan menjalin komunikasi dengan semua partai [untuk membentuk koalisi],” kata dia. Mengenai nama eks ajudan Jokowi saat menjadi Wali Kota Solo, Devid Agus Yunanto, yang muncul meramaikan bursa calon Bupati Boyolali, Fuadi mengakui belum ada komunikasi.

Terpisah, Ketua DPD PKS Boyolali, Nur Arifin, juga menyampaikan saat ini partainya sedang menunggu dan berkomunikasi dengan partai lain terkait koalisi menghadapi Pilkada 2024.

“Kami untuk AD 1 [calon bupati] masih wait and see. Tentu PKS sebagai partai pemenang kedua setelah PDIP, walau kursinya jauh [lebih sedikit], dalam hal Pilkada kami melakukan penjaringan untuk mempersiapkan kader terbaik kami menjadi bagian kontestasi Pilkada,” kata dia.

Arifin tidak menutup kemungkinan menjaring orang di luar kader PKS untuk bekerja sama membangun Boyolali. “Kalau di internal partai pasti keinginannya jadi bupati, tetapi ada regulasi yang berjalan dalam proses pencalonan yang itu tidak sederhana. Kami enggak bisa menjadi partai pengusung sendiri dan harus berkoalisi dengan partai lain,” jelas dia.

Arifin menegaskan komunikasi dilakukan PKS dengan siapa pun. Akan tetapi, DPD PKS Boyolali juga perlu mendengar visi misi, apa yang akan dilakukan, rencana ke depan, dan sebagainya dari setiap kandidat yang muncul.

“Jadi partai-partai yang eksis di Boyolali kami jalin [komunikasi]. Kemudian ada orang-orang yang tertarik maju Pilkada Boyolali, kami juga ajak komunikasi. Semuanya,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya