Soloraya
Senin, 29 Januari 2024 - 21:05 WIB

Polres Boyolali Pastikan Usut Kasus Pengeroyokan Anggota IKSPI Kera Sakti

Nimatul Faizah  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kuasa Hukum IKSPI Kera Sakti Boyolali, Aulia Eka Rachman Putra (kiri), berbincang dengan Kapolres Boyolali AKBP AKBP Petrus Parningotan Silalahi di Mapolres Boyolali, Senin (29/1/2024). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Kapolres Boyolali, AKBP Petrus Parningotan Silalahi, memastikan bakal mengusut tuntas dan menangkap pelaku pengeroyokan sejumlah anggota Ikatan Keluarga Silat Putra Indonesia atau IKSPI Kera Sakti pada Oktober dan Desember 2023 lalu.

Hal itu disampaikan Petrus saat menerima ratusan anggota IKSPI Kera Sakti Boyolali yang mendatangi Mako Polres Boyolali, Senin (29/1/2024). Kedatangan mereka untuk memberikan dukungan kepada polisi dalam menangani kasus pengeroyokan yang dialami rekan-rekan mereka.

Advertisement

Petrus menyampaikan kepolisian telah berhasil mengumpulkan data profil para pelaku penganiayaan di Wonosegoro yang kabur. “Kami juga sudah berhasil mendapatkan keberadaan terkini mereka. Akan kami pastikan untuk ditangkap orang ini,” kata dia.

Petrus menjelaskan hal tersebut dalam proses penyidikan sehingga belum ia sampaikan secara detail data-data, termasuk berapa orang pelaku yang akan ditangkap. Menurutnya, hal itu masuk strategi penyidikan.

Namun, ia meminta para anggota IKSPI Kera Sakti Boyolali untuk percaya dan tidak perlu khawatir karena Polres Boyolali akan melaksanakan penegakan hukum seadil-adilnya dalam kasus pengeroyokan tersebut.

Advertisement

Selanjutnya Petrus menjelaskan Polres Boyolali telah berupaya untuk menciptakan keharmonisan perguruan silat di Kota Susu. Petrus secara berkelanjutan mendatangi semua ketua perguruan silat yang ada di Boyolali.

Petrus berterima kasih atas kehadiran massa IKSPI Kera Sakti di Polres Boyolali dalam rangka aksi damai. Ia mengakui peran besar IKSPI dan perguruan silat yang ada sebagai pionir dalam menciptakan keamanan di wilayah Kabupaten Boyolali.

4 Pengaduan

Petrus mengajak semua pihak untuk bekerja sama dalam menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) di Boyolali, melibatkan peran serta masyarakat, termasuk perguruan pencak silat di wilayah tersebut.

Petrus menjelaskan terkait perkara tindak pidana pengeroyokan terhadap anggota IKSPI Kera Sakti Boyolali, ada empat pengaduan yang masuk ke Polres Boyolali. Semua pengaduan itu sudah berproses, bahkan ada yang telah dilimpahkan ke penuntut umum dengan melibatkan sejumlah tersangka.

Advertisement

Petrus menyampaikan Polres Boyolali akan terus berusaha menyelesaikan setiap laporan dengan seadil-adilnya. Terkait dengan laporan dari penasihat hukum mengenai beberapa kejadian yang belum diproses, Kapolres menjelaskan hal tersebut disebabkan oleh ketiadaan pengaduan yang masuk ke Polres Boyolali

“Selain itu, TKP di pertigaan Klego juga telah dipantau, dan penindakan akan dilakukan tidak hanya terkait tindak pidana yang melibatkan organisasi kemasyarakatan, melainkan seluruh laporan tindak pidana akan mendapatkan penanganan,” kata dia.

Sementara itu, Kuasa Hukum dari IKSPI Kera Sakti Boyolali, Aulia Rachman Eka Putra, menyampaikan aksi damai di Polres Boyolali tersebut untuk menuntut dan memperjuangkan hak-hak anggota IKSPI Kera Sakti yang menjadi korban pengeroyokan.

Ia menjelaskan IKSPI Kera Sakti Boyolali mengapresiasi kinerja Polres Boyolali yang telah mengusut kasus pengeroyokan tersebut. Namun, ada salah satu tempat kejadian perkara (TKP) di Kledokan, Klego, yang belum tertangani.

Advertisement

Kronologi Pengeroyokan

Pengeroyokan terjadi pada 29 Oktober 2023. “Waktu itu sempat ada miskomunikasi sewaktu di Polsek Klego dan teman-teman korban. Oleh karena itu, hari ini kami upayakan supaya TKP Kledokan bisa dinaikkan kembali,” katanya di Polres Boyolali, Senin.

Ia menjelaskan di Klego ada sekitar 17 anggota IKSPI Kera Sakti Boyolali yang jadi korban pengeroyokan dan terbagi menjadi beberapa TKP. Para korban mengalami luka-luka, bahkan ada yang kepalanya dipukul dengan benda tumpul sehingga sempat koma.

Aulia menjelaskan kasus tersebut sudah ditangani Polres Boyolali. Namun, untuk kasus di Kledokan masih perlu ditangani. Lalu di TKP kedua yang berada di Wonosegoro, Aulia mengatakan ada tiga korban yang masih di bawah 18 tahun atau kategori anak.

Ia menjelaskan pelaku terindikasi kabur keluar dari wilayah Boyolali. Aulia mendorong agar Polres Boyolali berkoordinasi dengan kepolisian di daerah yang diduga jadi tempat kaburnya para terduga pelaku. Hal tersebut agar para terduga pelaku segera tertangkap dan hak para korban segera terpenuhi.

Advertisement

“Luka-lukanya juga tidak ringan, bayangkan anak usia 15 dan 17 tahun, dihantam, diinjak-injak, oleh orang dewasa yang notabene sudah berusia di atas 30 tahun,” kata dia.

Ada pun kronologi pengeroyokan itu, menurut Aulia, berawal saat para anggota IKSPI Kera Sakti mengadakan kenaikan pangkat di Alun-alun Utara Boyolali pada 29 Oktober 2023. Pengurus telah mengurus izin dan memenuhi permintaan polisi agar kepulangan anggota dari Alun-alun Utara dipecah.

Korban di Bawah Umur

Namun, ketika sampai di wilayah Karanggede-Klego, ternyata di sana ada kegiatan perguruan pencak silat lain. “Waktu rekan-rekan IKSPI sampai sana, teman-teman perguruan silat lain juga selesai acara. Dikejar lah teman-teman IKSPI yang notabene dalam rombongan kecil,” kata dia.

Aulia menyampaikan alur kejadian mulai dari Karangkepoh, Karanggede, dan berakhir di Simo. Ia menjelaskan ada enam TKP akan tetapi yang dilaporkan hanya lima. Ia dan IKSPI Kera Sakti Boyolali juga tidak tahu motif pengejaran dan pengeroyokan tersebut.

Sementara itu, Aulia menceritakan kejadian pengeroyokan juga terjadi pada 19 Desember 2023 di Wonosegoro. Awalnya, ada dua orang anggota IKSPI Kera Sakti Boyolali yang sedang perjalanan pulang dari latihan naik sepeda motor. Namun mereka kehabisan bensin.

Mereka kemudian memanggil satu temannya untuk membantu mengisi bensin. Ketiganya masih di bawah umur. Pada saat itu, mereka didatangi empat orang anggota perguruan silat lain.

Advertisement

Empat orang tersebut kemudian menanyai ketiga anak itu berasal dari mana dan meminta mereka membuka baju. Ketiga anak itu lalu mendapat tamparan di pipi, tonjokan di bagian ulu hati, bahkan ada korban yang jatuh lalu diinjak. Aulia juga tidak mengetahui motif penganiayaan oleh anggota perguruan silat lain itu.

“Yang tiga korban di Wonosegoro itu ada yang rahangnya bergeser, patah juga, semuanya [korban] masih di bawah umur,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif