SOLOPOS.COM - Orang tua calon peserta didik baru mendaftarkan anaknya di SDN 6 Wonogiri, Senin (12/6/2023). PPDB di SD tersebut dilaksanakan secara luring. (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Pendaftaran peserta didik baru atau PPDB jenjang SD tahun ajaran 2023-2024 Wonogiri mulai dibuka pada Senin (12/6/2023). Banyak SD di Wonogiri yang memilih menyelenggarakan PPDB secara luar jaringan (luring) dibandingkan dalam jaringan (daring) atau online karena dinilai lebih mudah.

Di samping itu, para orang tua calon siswa juga lebih banyak yang memilih datang langsung ke sekolah untuk mendaftarkan anak mereka. Selain karena akses Internet yang kurang lancar, mereka menilai lebih mudah mendaftar secara langsung. 

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ketua Kelompok Kegiatan Kepala Sekolah (K3S) SD Wonogiri, Suharno, mengatakan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Wonogiri memberikan pilihan kepada masing-masing SD untuk menyelenggarakan PPDB secara luring atau daring.

Namun, banyak SD di Wonogiri yang memilih menyelenggarakan PPDB secara luring. Hal itu karena PPDB luring dinilai lebih mudah diselenggarakan.

Dia menjelaskan banyak SD dan orang tua calon siswa di desa-desa di Wonogiri yang masih sulit mengakses jaringan internet. Hal bisa terjadi antara lain karena perangkat yang dimiliki sekolah belum memadai untuk menyelenggarakan PPDB luring.

Di sisi lain, tingkat kemampuan orang tua siswa dalam mengoperasikan gawai atau komputer yang membutuhkan jaringan Internet juga tidak merata. “Banyak SD di Wonogiri yang menyelenggarakan luring, kalau dipersentase hampir 100%,” kata Suharno saat dihubungi Solopos.com, Senin (12/6/2023).

Kepala SDN 3 Sugihan, Bulukerto, Wonogiri, itu menyebut selain alasan keterbatasan akses jaringan Internet, PPDB luring banyak dipilih karena orang tua langsung bisa bertemu dengan para guru. Mereka bisa konsultasi maupun diskusi soal program-program sekolah yang dituju anaknya.

SD yang dipimpin Suharno di Bulukerto, Wonogiri, pun menyelenggarakan PPDB luring. Hal senada disampaikan Kepala SDN 6 Wonogiri, Eko Siswanto. Meski berada di tengah kota, SDN 6 Wonogiri lebih memilih menyelenggarakan PPDB luring.

Hal itu berkaca pada tahun lalu, SD tersebut melaksanakan PPDB luring dan daring. Tetapi pada kenyataannya jauh lebih banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya secara luring ke sekolah. 

Faktor Kedekatan Jarak

Eko menilai PPDB daring lebih mudah dilakukan baik bagi sekolah atau orang tua siswa. Bagi sekolah, petugas PPDB tidak perlu lagi mengolah berkas-berkas pendaftaran yang telah diunggah orang tua. Selain itu, sekolah bisa sekaligus mengukur badan calon siswa untuk keperluan pengadaan seragam gratis.

Sementara bagi orang tua calon siswa di Wonogiri, PPDB SD luring bisa menjadi tempat konsultasi ke sekolah soal kondisi sekolah dan kondisi siswa. “Di sisi lain, sistem zonasi PPDB di Wonogiri kan zonasi RT [rukun tetangga], sebanyak lebih dari 60% peserta didik di sini masih satu lingkungan dengan sekolah. Jadi orang tua cukup dekat kalau mau mendaftarkan anaknya langsung secara luring,” jelas Eko.

Sementara itu, Kepala SDN 7 Wonogiri, Sukiyatno, menerangkan beberapa sekolah memberikan keleluasaan kepada orang tua untuk mendaftarkan anaknya secara daring atau luring, salah satunya sekolah SDN 7 Wonogiri. SD di Wonogiri itu memilih menyelenggarakan PPDB secara daring dan luring. 

Hal itu untuk mengakomodasi masing-masing kondisi dan kebutuhan orang tua calon peserta didik baru. Dia menerangkan beberapa orang tua calon/wali siswa tidak bisa datang langsung ke sekolah karena bekerja di luar kota atau merantau.

Ada pula orang tua calon siswa yang memilih mendaftarkan anaknya secara luring karena faktor kedekatan jarak atau kesulitan mengakses sistem PPDB online. “Sementara ini, malah banyak orang tua yang mendaftarkan anaknya secara daring, persentasenya 70%,” ucap dia.

Orang tua calon siswa baru SD, Anggraini, mengaku lebih memilih mendaftarkan anaknya secara luring karena lebih mudah. Dia tidak perlu mengumpulkan berkas-berkas pendaftaran, memindai berkas, lalu mengunggah ke laman pendaftaran sekolah yang dituju.

Dengan PPBD luring, Anggraini hanya perlu memfotokopi berkas pendaftaran dan membawa ke sekolah. “Walaupun rumah saya agak jauh dari sekolah yang anak inginkan [beda desa], tetapi jujur saja lebih mudah PPDB luring. Saya bisa ngobrol langsung dengan guru soal kondisi sekolah dan apa saja yang kira-kira akan didapatkan anak saya kalau sekolah di sini,” kata Anggraini saat ditemui Solopos.com di SDN 6 Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya