SOLOPOS.COM - Ilustrasi gardu listrik PLN. (Istimewa)

Solopos.com, BOYOLALI — Sektor industri mendominasi distribusi listrik PLN di Boyolali. Tercatat dalam Kabupaten Boyolali dalam Angka 2023 yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) Boyolali, distribusi listrik di sektor industri mencapai 59,18 persen.

Listrik yang dijual PT PLN Cabang Boyolali selama 2022 sebanyak 657,09 juta kWh (kilowatt-hour). Angka penjualan terpantau juga naik dibandingkan 2021 yang sebanyak 540,05 juta kWh.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Penjualan terbanyak pada 2022 pada pelanggan industri sebanyak 59,18 persen atau 388,89 juta kWh. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan penjualan ke dunia industri pada 2021 sebanyak 379,05 juta kWh.

Jumlah industri besar dengan investasi di atas Rp10 miliar ada 37 usaha. Sedangkan jumlah industri sedang dengan investasi antara Rp200 juta hingga Rp10 miliar sebanyak 92 usaha,” demikian tertulis dalam Kabupaten Boyolali dalam Angka 2023 seperti yang dikutip Solopos.com, Jumat (25/8/2023).

Jumlah tersebut terpantau naik dibanding tahun sebelumnya. Sektor industri besar pada 2021 tercatat ada 29 usaha dan sektor industri sedang 90 usaha. Kenaikan jumlah industri otomatis meningkatkan pula distribusi listrik PLN di Boyolali ke kalangan tersebut.

Sebanyak 37 industri besar di Boyolali tersebar di berbagai kecamatan dengan jumlah terbanyak di Teras dengan delapan industri. Lalu di Mojosongo ada enam industri besar dan masing-masing empat di Banyudono dan Ampel.

Kemudian, masing-masing tiga di Gladagsari dan Nogosari dan masing-masing dua industri besar di Ngemplak, Sambi, dan Sawit. Di Cepogo, Boyolali, dan Klego juga masing-masing satu industri besar.

Secara akumulasi, jumlah industri terbanyak berada di Kecamatan Mojosongo dengan 19 industri, yang terdiri dari enam industri besar dan 13 industri sedang. Di posisi kedua ada Teras dan Ngemplak yang imbang dengan 17 industri.

Nilai ekspor komoditas nonmigas sektor industri pada 2022 sebanyak USD2.894,69 juta. Terbanyak adalah ekspor tekstil.

“Nilai ekspor pada 2022 mencapai USD2.894,69 juta di mana paling banyak adalah ekspor tekstil sebanyak USD 147,44 juta,” tulis BPS dalam buku Kabupaten Boyolali dalam Angka 2023.

Pada 2021, tercatat pelanggan listrik PLN di Boyolali ada 176.983 pengguna. Kemudian, pada 2022 naik menjadi 183.597 pengguna.

Manajer PLN UP3 Klaten, Yudho Rahadianto, saat diwawancarai Solopos.com pada Selasa (22/8/2023) mengungkapkan pelanggan listrik di Kota Susu ada sekitar 189.000-an orang. Total pelanggan PLN di wilayah Boyolali dan Klaten ada sekitar 620.000-an orang.

Pada kunjungan ke Boyolali pada Januari 2023, Yudho mengungkapkan ada tiga gardu induk (GI) yang beroperasi di Boyolali yaitu Mojosongo, Teras, dan Ampel.

Dengan beroperasinya tambahan Gardu Induk (GI) Ampel dengan kapasitas 1×60 mega volt ampere (MVA), kata dia dalam rilis resmi pada Januari, memberikan sumbangsih tambahan cadangan daya kurang lebih 25 persen untuk mendukung iklim investasi di Boyolali.

Ia menjelaskan GI Mojosongo berkapasitas 2×60 MVA dan GI Banyudono berkapasitas 2×60 MVA. “Saat ini pasokan daya untuk Boyolali kurang lebih 4×60 MVA atau 240 MVA. Dengan adanya GI Ampel mendapatkan tambahan 60 MVA jadi kurang lebih tambah 25 persen jadi total 300 MVA,” ujarnya pada Jumat (6/1/2023).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya