SOLOPOS.COM - Pengendara motor melewati markah Yellow Box Junction di Simpang Empat dekat Eks Kelurahan Pulisen, Kecamatan Boyolali, Selasa (4/7/2023). (Solopos/Ni’matul Faizah)

Solopos.com, BOYOLALI — Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali memasang yellow box junction atau kotak kuning di tengah persimpangan jalan di tiga perempatan jalan nonarteri. Pemasangan yellow box junction itu untuk mengurangi potensi kecelakaan di tiga perempatan itu.

Kepala Bidang (Kabid) Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Boyolali, Ragil Pambudi, mewakili Kepala Dishub Boyolali, Arief Wardianta, mengungkapkan tiga lokasi pemasangan yellow box junction ada dua titik di Jl Anggrek dan satu titik di Jl Bayem.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Pemasangan yellow box junction dilaksanakan pada awal Juni 2023. “Kami pasang di tiga titik yang sangat rawan kecelakaan atau sangat berpotensi. Ada di Jl Anggrek yaitu perempatan dekat dengan KUA, lalu titik kedua di simpang eks Kelurahan Pulisen. Satu titik lagi di Perempatan Jl Bayem,” ungkap dia saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (4/7/2023).

Ragil menjelaskan tujuan pemasangan markah yellow box junction adalah sebagai peringatan bagi pengendara bahwa di jalan nonarteri Boyolali itu adalah persimpangan. Pengendara tidak boleh berhenti di yellow box junction.

Ia mengatakan dengan memberikan peringatan berupa yellow box junction, diharapkan dapat meningkatkan kewaspadaan dan keselamatan pengguna jalan saat melewati ketiga simpang tersebut. Lebih lanjut, Ragil menjelaskan ada tiga pengaturan simpang yang biasanya digunakan untuk mengatur lalu lintas.

“Yang pertama ada simpang prioritas. Jadi lalu lintas dari jalan minor itu harus memprioritaskan arus lalu lintas di jalan utama atau mayor,” kata dia.

Ketika simpang dilengkapi dengan pengaturan simpang prioritas maka akan dilengkapi dengan perlengkapan jalan seperti rambu setop, pita penggaduh, dan lain-lain.

Zona Selamat Sekolah

Kedua, ketika pengaturan jalan sudah tidak bisa dengan simpang prioritas maka menggunakan Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas (APILL) atau traffic light. Masyarakat biasanya menyebutnya bangjo.

Kemudian, jika dengan bangjo sudah tidak memadai maka akan diberlakukan pengaturan simpang tidak sebidang yaitu dengan flyover atau underpass.

Bersamaan dengan pemasangan yellow box junction pada awal Juni, Dishub Boyolali juga membuat empat Zona Selamat Sekolah (Zoss) di empat lokasi yaitu SMAN 1 Boyolali, MIN Boyolali, SMPN 2 Boyolali, dan SDN Susiloharjo.

“Kami terapkan Zoss karena di situ terlihat arus lalu lintasnya cukup ramai dan kencang, sehingga Zoss dipasang sebagai bentuk perhatian ke masyarakat kalau di situ zona dari sekolahan, banyak anak-anak yang menyeberang ketika berangkat dan pulang,” kata dia.

Pemasangan Zoss diharapkan bisa membuat pengendara mengurangi kecepatan kendaraan. Selain memasang markah Zoss, Dishub Boyolali juga membuat pita penggaduh. Warna dari Zoss juga dibuat dominan merah agar langsung terlihat di mata pengendara.

Ragil mengatakan total baru tiga yellow box di jalan nonarteri dan empat rambu Zoss yang telah dipasang Dishub Boyolali. Namun, ke depan dimungkinkan akan dipasang di tempat-tempat lain yang dibutuhkan.

“Kami prioritaskan untuk sekolah yang arus lalu lintasnya ramai dulu. Ada yang memang permintaan sekolah, ada juga inisiatif kami karena dipandang perlu. Untuk sekolah yang belum memiliki Zoss biasanya sudah kami pasang zebra cross, traffic cone, dan lain-lain,” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya