SOLOPOS.COM - Rektor UIN Raden Mas Said Surakarta, Toto Suharto. (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri)

Solopos.com, SUKOHARJO — Tampuk kepemimpinan di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Mas Said Surakarta telah beralih. Toto Suharto pada Jumat (27/10/2023) resmi dilantik menjadi Rektor UIN Raden Mas Said dalam acara yang digelar di Aula Lantai III Gedung Rektorat.

Toto mengemban amanah untuk periode 2023-2027 menggantikan Rektor sebelumnya, Mudofir. Pada Rabu (1/11/2023) ia menggelar Pelantikan dan Pengambilan Sumpah Wakil Rektor, Dekan, Direktur Pasca Sarjana, Ketua Lembaga, Kepala Satuan Pengawasan Internal, Kepala Pusat Pengembangan Bisnis, di Gedung Rektorat UIN RM Said.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Ditemui seusai acara Toto membeberkan arah kepemimpinanannya. Pria yang sebelumnya menjabat sebagai Dekan Fakultas Adab dan Bahasa (FAB) UIN RM Said itu menggunakan istilah glokalisasi sebagai visi pengembangan kampus. Glokalisasi adalah globalisasi dengan mengedepankan kearifan lokal.

Glokalisasi ditawarkannya sebagai jalan tengah untuk menangkap potensi internasionalisasi yang disesuaikan dengan sumber daya kampus.

“Harapan dan program saya tentang glokalisasi UIN Raden Mas Said sebagai kampus moderat dilakukan dalam beberapa program tri dharma perguruan tinggi. Mulai dari darma pendidikan, penelitian, sampai ke darma pengabdian,” jelas Toto.

Menurutnya, konsep tersebut relevan lantaran internasionalisasi yang dilakukan tidak serta-merta, melainkan didasarkan pada kebutuhan dan kemampuan kampus. Meski terkesan terpengaruh oleh produk global, namun glokalisasi memberi peluang mengembangkan potensi budaya lokal untuk lebih menonjol dan tetap terjaga kelestariannya melalui cara baru.

Ia membeberkan dalam darma pendidikan misalnya, sumber daya manusia (SDM) dosen dan mahasiswa harus bersama-sama mengarah pada glokalisasi. Di mana nilai-nilai lokal yang ada di Soloraya yang juga menjadi lokasi UIN RM Said dapat diangkat ke tingkat global, begitupun sebaliknya. Dalam darma pendidikan, kualitas dosen dan mutu lulusan mahasiswa menjadi kuncinya.

Menurutnya, internasionalisasi bisa jadi merupakan suatu hal yang penting untuk meningkatkan mutu lulusan mahasiswa, juga meningkatkan keterserapan mereka di dunia kerja. Tetapi meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian tetap harus menjadi prioritas. Internasionalisasi adalah keniscyaan tetapi glokalisasi merupakan jalan tengah.

“Dengan penelitian kami juga punya program tentang mengangkat kampus melalui hasil-hasil penelitian yang dipaparkan melalui konferensi internasional, percepatan guru besar, serta karya ilmiah yang terbit di jurnal ilmiah bereputasi. Kami juga berupaya meningkatkan akreditasi jurnal,”ucapnya.

Perguruan Tinggi Dunia

Toto juga menyebut dalam darma pengabdian, tak menutup kemungkinan UIN RM Said akan menjalin kerja sama dengan universitas luar negeri. Seperti melakukan pertukaran mahasiswa sehingga minat mahasiswa asing dapat terjaring. Mengingat beberapa kampus mengerahkan seluruh energi untuk meningkatkan rangking dalam sistem pemeringkatan universitas tingkat dunia, seperti QS University, Times Higher University, dan Webometrics.

“Usaha ini tidak lain adalah untuk menunjukkan arah UIN Raden Mas Said Surakarta sebagai perguruan tinggi dunia. Sehingga tenaga pendidiknya internasional, mahasiswanya internasional, kegiatannya program internasional dalam rangka mencapai paling tidak rangking internasional,” beber Toto.

Ia mengakui tantangan mencapai misinya itu perlu dukungan SDM yang mumpuni. Sebab tidak semua warga kampus sudah melek literasi digital. Toto sendiri berniat mengadopsi keterampilan abad XXI.

Ada empat kompetensi yang harus dimiliki SDM UIN RM Said, yakni keterampilan berpikir kritis, keterampilan kreativitas, keterampilan berkomunikasi, serta keterampilan berkolaborasi.

Toto mengakui SDM bidang kepegawaian maupun tenaga kependidikan belum sepenuhnya menguasai itu. Sehingga ia berencana membuat program pendidikan pelatihan untuk menunjang tercapainya tujuan tersebut.

“Kalau dosen saya kira sudah berkreasi sendiri, sementara karyawan struktural, tenaga pendidik ini harus kita tingkatkan.  Mahasiswa harus ada aturan yang jelas terkait dengan kehidupan mahasiswa di kampus. Harus ada kode etik dan aturan lainnya yang terus ditata. Termasuk kami sudah punya lahan baru bagaimana bisa mengisi lahan di sana. Tentu saja di luar itu masih banyak tantangan yang tiba-tiba muncul yang tidak terduga,” bebernya.

Sementara disinggung mengenai persaingan dengan perguruan tinggi lainnya di Soloraya, Toto memilih mengambil langkah berlomba-lomba dalam kebaikan. Ia tak ingin disamakan maupun dibandingkan dengan kampus sekitar yang tidak apple to apple. Jika dibandingkan dengan perguruan tinggi negeri berbasis keagamaan, Toto mengaku UIN RM Said memiliki keunggilannya sendiri.

“Ini yang harus kita pikirkan, jangan menyetarakan. Kami ingin berlomba meskipun dengan keadaan seperti ini [perbedaan fasilitas, dan lainnya]. Kami ingin menaikkan kredibilitas, keunggulan kampus ini agar dipandang di mata dunia, juga warga masyarakat. Ada reputasi yang ingin kami banggakan,” tegasnya.

Ia berpesan kepada Wakil Rektor hingga jajaran dosen untuk bekerja sebagai sebuah tim. Sehingga ia meminta ada koordinasi, mobilisasi, dan orkestrasi perihal program mana yang lebih dulu harus dikerjakan. Keseluruhan program masing-masing pimpinan juga harus beriringan sehingga akan ada satu suara dan harapan yang sama dalam menempuh tujuan yang sama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya