SOLOPOS.COM - Wakil Bupati Wonogiri, Setyo Sukarno, memberikan tumpeng kepada ketua paguyuban pedagang Pasar Krisak saat meresmikan Pasar Krisak, Selogiri, Wonogiri, Jumat (29/12/2023). (Solopos/Muhammad Diky Praditia)

Solopos.com, WONOGIRI — Revitalisasi Pasar Krisak di Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, telah rampung dan sudah diresmikan pada Jumat (29/12/2023). Pedagang akan menempati pasar baru itu mulai awal Januari 2024.

Kepala Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) Wonogiri, Wahyu Widayati, mengatakan meski terlambat sehari dari kontrak, hasil pekerjaan revitalisasi Pasar Krisak sudah sesuai rencana desain.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Proyek tersebut dikerjakan selama 151 hari dengan nilai kontrak Rp4,5 miliar. Pagu anggaran proyek tersebut Rp5 miliar bersumber dari Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan data Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kabupaten Wonogiri, proyek revitalisasi itu dikerjakan oleh CV Indah Harum.

Wahyu menyampaikan revitalisasi Pasar Krisak dilakukan lantaran kondisi bangunan pasar yang terletak di Desa Singodutan, Selogiri, Wonogiri, itu sudah terlalu tua. Sejumlah bagian tembok dan atap bangunan pasar yang lama rusak sehingga kerap bocor ketika hujan.

Area pasar kala itu juga tampak kumuh sehingga tidak nyaman bagi pengunjung. Menurut dia, revitalisasi itu mengubah bentuk pasar menjadi lebih modern dan bersih. Los dan kios pedagang lebih tertata dibandingkan sebelumnya. Wajah baru itu diharapkan bisa meningkatkan jumlah pengunjung pasar.

“Harapan kami setelah ini pengunjung pasar akan lebih banyak karena tempatnya sudah lebih nyaman dibandingkan yang lalu. Sebelum direvitalisasi, pasar ini kumuh, kalau hujan trocoh. Apalagi sekarang pintu pasar ada empat jadi pengunjung lebih leluasa,” kata Wahyu saat diwawancarai Solopos.com di Pasar Krisak, Jumat (29/12/2023).

Wahyu menyebut ada 34 kios dan 117 los pedagang yang sudah siap ditempati pedagang Pasar Krisak, Wonogiri. Jumah itu sesuai dengan jumlah pedagang yang memiliki surat izin tempat usaha (SITU). Para pedagang yang selama proses revitalisasi itu menempati pasar darurat direncanakan pindah ke Pasar Krisak pada awal Januari 2024.

Dia mengklaim sejumlah pasar di Wonogiri yang sudah direvitalisasi mendapatkan dampak positif berupa kenaikan jumlah pengunjung pasar. Kendati demikian, dia juga tidak memungkiri banyak pasar yang saat ini mengalami penurunan jumlah pengunjung meski tidak terlalu signifikan.

15 Pasar Direvitalisasi

“Yang terpenting, kami sebagai pemerintah berkewajiban memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat,” ujar dia.

Sebagai informasi, proses revitalisasi Pasar Krisak, Selogiri, Wonogiri, dilakukan berbarengan dengan revitalisasi Pasar Ngadirojo. Dalam data LPSE Kabupaten Wonogiri, pemenang tender proyek revitalisasi Pasar Ngadirojo yaitu CV Langgeng Agung dengan nilai kontrak Rp4,8 miliar.

Pagu anggaran revitalisasi Pasar Ngadirojo sama dengan Pasar Krisak, yakni Rp5 miliar, dan bersumber dari Bankeuprov Jawa Tengah. “Revitalisasi Pasar Ngadirojo sudah rampung lebih dulu pada awal Desember 2023,” ujar dia.

Revitalisasi pasar menjadi satu dari lima program unggulan Bupati Wonogiri Joko Sutopo, yaitu Rame Pasare. Revitalisasi pasar bertujuan memberikan kenyamanan bagi pembeli dan pedagang sehingga dapat meningkatkan perputaran ekonomi dan menyejahterakan pedagang pasar.

Sejak 2017, sudah ada 15 pasar yang direvitalisasi antara lain Pasar Baturetno, Pasar Purwantoro, dan Pasar Eromoko. Ketua Paguyuban Pedagang Krisak, Sunadi, mengatakan pedagang berencana menempati Pasar Krisak, Selogiri, Wonogiri, mulai Jumat (29/12/2023).

Revitalisasi pasar itu sudah menjadi harapan para pedagang sejak lama lantaran kondisi pasar sebelumnya sudah banyak yang rusak. Dia meyakini revitalisasi itu bakal membuat pasar lebih ramai pengunjung.

“Hanya, memang belum ada TPS [tempat pembuangan sampah]. Itu nanti kami bicaranya dengan dinas. Kalau memang dari Pemkab tidak ada anggaran, nanti bisa swadaya dari pedagang, sedikit demi sedikit,” kata Sunadi.

Dia menambahkan ada puluhan pedagang Pasar Krisak, Wonogiri, yang belum memiliki los dan kios karena memang tidak mempunyai SITU. Sebelumnya, mereka berdagang di area sekitar pasar dan di emperan.

Sunadi mengatakan pengujung Pasar Krisak sebenarnya cukup stabil dari dulu. Sebab pasar itu tidak memiliki hari pasaran sehingga semua pedagang buka setiap hari. Dengan begitu, warga lebih banyak belanja ke Pasar Krisak karena semua kebutuhan selalu tersedia.

“Rencana kami, nanti mereka yang tidak punya los dan kios ditempatkan di area belakang pasar. Itu kalau diizinkan. Biar lebih rapi saja, ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya