Soloraya
Selasa, 26 Desember 2023 - 18:36 WIB

Rilis Program "1 Keluarga Miskin, 1 Sarjana" di Sukoharjo, Ini Curhatan Ganjar

Galih Aprilia Wibowo  /  Ika Yuniati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Capres nomor urut 3, Ganjar Pranowo, saat kunjungan ke Lapangan Desa Cangkol, di Jepuh, Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Sukoharjo dalam acara Launching Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana, pada pukul 14.35 WIB hingga pukul 16.05 WIB, Selasa (26/12/2023). (Solopos.com/ Galih Aprilia Wibowo)

Solopos.com, SOLO — Calon presiden (capres) nomor urut 3, Ganjar Pranowo menyebut orang tuanya pernah terlilit rentenir untuk membiayai kuliahnya.

Hal itu dia sampaikan dalam acara Launching Program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana di Lapangan Desa Cangkol, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, pada Selasa (26/12/2023) sore.

Advertisement

Politikus Partai Demokrasi Perjuangan Indonesia (PDIP) ini hadir di Kabupaten Makmur bersama relawan dan para influencer.

Dalam kesempatan tersebut Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini menyebut pentingnya derajat sekolah yang tinggi. Menurut dia, sekolah tinggi menjadi harapan besar dari keluarga. Banyak keluarga yang berharap masib anaknya lebih baik.

Advertisement

Dalam kesempatan tersebut Mantan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) ini menyebut pentingnya derajat sekolah yang tinggi. Menurut dia, sekolah tinggi menjadi harapan besar dari keluarga. Banyak keluarga yang berharap masib anaknya lebih baik.

Lebih lanjut Ganjar menguraikan pada setiap kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) terdapat harapan untuk menuju kehidupan yang lebih baik dari sebelumnya.

“Maka ada satu isu yang selalu menjadi perdebatan Dalam setiap kontestasi politik kemiskinan. Banyak cara mai menyelesaikan sudah ada BLT [Bantuan Langsung Tunai] sudah ada PKH [Program Keluarga Harapan]. Ada jaminan kesehatan, ada juga jaminan pendidikan, tapi kenapa kita tidak bisa cepat? [mengatasi kemiskinan],” terang Ganjar di hadapan ribuan relawan.

Advertisement

“Orang tua saya pernah terlilit rentenir untuk membiayai kuliah anaknya. Orang tua saya pernah jualan bensin. Kami harus membantu itu agar kami bisa survive di depan. Maka ketika amanah politik ini diberikan menjadi semangat saya untuk melawan kemiskinan itu. Kita lawan bersama-sama kemiskinan agar hidup kita jauh lebih baik,” ujarnya.

Di beberapa kesempatan Ganjar mengaku melihat anak dengan potensi besar namun terlahir dari keluarga miskin. Untuk lepas dari kemiskinan, menurut Ganjar pendidikan menjadi jalur utama yang ada.

“Maka pada saat itu kami bikinkan namanya SMK Jateng. Kemarin saya sempat ke Solo tidur di salah satu rumah penduduk. Dia jualan bubur sumsum anaknya ada tiga, dan dia tidak punya harapan apapun, maka anaknya lulus SMP,” ujar Ganjar.

Advertisement

Orang tua anak tersebut kemudian mencari jalan agar anaknya mampu bersekolah lebih tinggi, hingga akhirnya diterima seleksi di SMK Jateng. Ganjar berkisah bahwa anak tersebut saat ini mampu mengirimkan uang tunai kepada orang tuanya.

“Saya dua hari yang lalu tidur di sana saya mendapatkan suasana kebahagiaan di keluarga itu. Terasa betul ciri-ciri kemiskinan yang melekat mulai hilang karena kemudian saya melihat fasilitas kehidupannya jauh lebih baik karena pendidikan. Inilah kisah inspiratif yang kemudian membawa saya dan Pak Mahfud untuk cari satu keluarga miskin yang ada di Indonesia. Kami cari satu anaknya kami biayai sampai perguruan tinggi agar kelak dia bisa menghibur keluarganya,” tambah dia.

Menurutnya dengan adanya satu sarjana di satu keluarga miskin, akan bisa mengubah nasib orang tuanya kelak. Dia berharap program tersebut menjadi sebuah gerakan.

Advertisement

Oleh sebab itu, biaya pendidikan sebesar 20% dari APBN dan APBD, Ganjar fokuskan ke dalam program tersebut. Dengan begitu, dia yakin bisa menjemput bonus demografi yang ada.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif